Profil Klinikopatologik Kanker Sel Ginjal Tipe Clear Cell

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Halodocc

Kanker sel ginjal adalah neoplasma ganas yang berasal dari sel epitel ginjal dan meliputi lebih dari 90% neoplasma ginjal. Kanker ini mencakup lebih dari 10 subtipe histologi, dengan kanker sel renal tipe clear cell (ccRCC) merupakan jenis tersering (80%), bersifat agresif dengan kecenderungan metastasis yang tinggi kepada tulang, paru-paru dan hati. Kanker ini mempunyai nama lain yaitu tumor Grawitz atau hipernefroma. Insidensi kanker ini pada lebih banyak pada jenis kelamin laki-laki dengan rasio terhadap wanita sekitar 2:1, dengan insiden puncaknya terdapat pada umur 60 tahun.

Mayoritas kanker ini terjadi secara sporadik, hanya minoritas yang bersifat genetik. Inaktivasi gen Von Hippel-Lindau (VHL) mendasari perkembangan sel tumor ccRCC, baik dalam keadaan sporadik maupun genetik. Kandungan asam lemak dan glukosa yang tinggi pada sitoplasma sel tumor akan lisis selama proses histopatologi, sehingga memberikan gambaran sel yang jernih dengan sitoplasma jernih hingga sedikit eosinofilik.

Stadium tumor adalah parameter terpenting yang mempengaruhi kelangsungan hidup pasien ccRCC, diikuti oleh grade tumor. Stadium kanker sel ginjal mengacu pada klasifikasi WHO (World Health Organization) Tumors of the Urinary System and Male Genital Organ / 8th edition of TNM AJCC (American Joint Committee on Cancer), yang umumnya didasarkan pada perluasan lokal tumor primer dan invasi ke jaringan sekitarnya (T), keterlibatan kelenjar getah bening (KGB) regional (N), dan adanya metastasis jauh. Stadium patologis TNM pada pemeriksaan patologi anatomi dapat dinilai jika sampel jaringan diperiksa secara mikroskopis dengan pemeriksaan histopatologi, sedangkan stadium klinis TNM dapat dinilai dari hasil CT-scan atau MRI pra-operasi. Peningkatan stadium TNM dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kekambuhan, dan prognosis yang lebih buruk, begitu juga dengan peningkatan grade tumor.

Identifikasi morfologi ccRCC melalui pemeriksaan histopatologi rutin dan dilanjutkan dengan pemeriksaan imunohistokimia jika diperlukan, karena sangat penting untuk memberikan diagnosis yang tepat supaya penatalaksanaan dan strategi terapi tumor ini dapat lebih akurat dan tepat sasaran. Penelitian observasional deskriptif ini dilakukan pada sampel jaringan blok parafin dan preparat slide histopatologi dengan pengecatan H&E yang diperoleh dari pasien yang menjalani nefrektomi yang didiagnosis sebagai ccRCC di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Indonesia, selama periode Januari 2016-Desember 2020.

Jumlah kasus ccRCC dalam 5 tahun adalah 38 kasus, setelah diterapkan kriteria inklusi. Kasus terbanyak terjadi pada tahun 2016 sebanyak 11 kasus, diikuti tahun 2018, 2020, 2017, dan 2019 masing-masing 10, 7, 7, dan 3 kasus. Usia pasien berkisar antara 29-69 tahun, dengan rata-rata usia pasien adalah 55,64 ± 5,13 tahun. Kelompok usia tertinggi adalah pada interval 41-50, 51-60, dan 61-70, masing-masing sejumlah 12 (31,6%) pasien. Kelompok usia paling sedikit adalah 21-30 tahun, sebanyak 2 (5,2%) pasien. Tidak ada kasus yang ditemukan di bawah 20 tahun maupun di atas 70 tahun. Jenis kelamin laki-laki dominan, sebanyak 27 (71,1%) kasus, dengan rasio berbanding perempuan sebesar 2,5:1.

Tumor terbanyak adalah tumor yang mengisi seluruh ginjal sebanyak 15 (39,5%) kasus, diikuti tumor pada kutub medial sebanyak 14 (36,8%), kutub superior sebanyak 5 (13,2%), tumor multifokal sebanyak 3 kasus. (7,9%) kasus, dan kutub inferior dalam 1 (2,6%) kasus. Satu kasus dengan tumor multifokal ditemukan pada pasien berusia 29 tahun.

Sebaran stadium T tertinggi adalah stadium pT2 sebanyak 21 (48,8%) kasus, diikuti stadium pT3, pT1, dan paling sedikit stadium pT4, sebanyak 4 (10,5%) kasus. Dua kasus tumor ccRCC stadium pT4 menunjukkan invasi tumor ke kelenjar adrenal ipsilateral dan 2 kasus lainnya menunjukkan penetrasi tumor di luar fascia Gerota. Penelitian ini menilai stadium N bukan berdasarkan pemeriksaan histopatologi tetapi berdasarkan hasil CT-scan pra operasi dan/atau pencitraan MRI rutin. Distribusi stadium N0 merupakan mayoritas dalam penelitian ini sebanyak 23 (60,5%) kasus dan N1 merupakan minoritas. Pencitraan CT-scan, pra-operasi, MRI, dan/atau pemeriksaan survei tulang, yang menilai nodul metastasis yang mencurigakan di organ jauh, diperiksakan tidak pada semua pasien.

Dugaan metastasis tumor di paru-paru ditemukan pada 5 (13,2%) pasien dalam penelitian ini, yang pada CT-scan dan/atau MRI toraks menunjukkan nodul paru multipel. Oleh karena itu, stadium TNM tidak dapat ditentukan karena tidak ada data lengkap tentang stadium M pada kasus ccRCC ini. Grade tumor terbanyak dalam penelitian ini adalah grade 4 sejumlah 17 (44,7%) kasus, diikuti oleh grade 3 sejumlah 10 (26,3%) kasus, grade 2 sejumlah 8 (21,1%) kasus, dan grade 1 sejumlah 3 (7,9%) kasus. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang data demografi, histopatologi, stadium TNM dan grade tumor karsinoma sel ginjal tipe clear cell dan mungkin berguna untuk dasar terapi serta penelitian selanjutnya.

Penulis: Pamela Kusumadewi Putri Thaib, Anny Setijo Rahaju

Judul artikel: Clinicopathological profile of clear cell renal cell carcinoma

Link artikel:  https://sloap.org/journal/index.php/ijhms/article/view/1846

DOI : 10.21744/ijhms.v5n1.1846

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp