Tiga Keunggulan Penghantaran NLC bagi Obat dan Kosmetika

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof Tristiana Erawati Munandar Dra M Sc Apt Dosen Fakultas Farmasi (FF) yang resmi dikukuhkan pada Rabu (16/3/2022). (Foto: Agus Irwanto)


UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menambah sosok guru besar Bidang Ilmu Farmasetika, Prof Tristiana Erawati Munandar Dra M Sc Apt Dosen Fakultas Farmasi (FF) yang resmi dikukuhkan pada Rabu (16/3/2022).

Prof Tristiana tercatat sebagai Guru Besar FF ke-32, Guru Besar yang dimiliki UNAIR sejak berdiri ke-544, Guru Besar UNAIR PTN-Berbadan Hukum ke-252. Dalam momen membanggakan tersebut, Prof Tristiana membawakan orasi ilmiah bertajuk Sistem Penghantaran Nanoteknologi untuk Obat dan Kosmetika. 

Prof Tristiana memaparkan bahwa sistem penghantaran merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan terapi. Tidak ayal sistem penghantaran terus dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan menghantarkan bahan aktif farmasi agar lebih efisien dan efektif. 

“Saat ini, obat per-oral menjadi rute penggunaan yang paling banyak digunakan karena paling mudah dan tidak invasif. Namun, beberapa bahan aktif farmasi mengalami first pass metabolism sehingga efek yang ditimbulkan rendah,” jelas perempuan kelahiran Mojokerto, 18 Mei 1958 tersebut.

Oleh karena itu, Prof Tristiana menawarkan sistem penghantaran Nanostructured Lipid Carriers (NLC) yang menggabungkan antara lipid cair dan lipid padat. Ia menyebut sistem penghantaran NLC memiliki banyak keunggulan.

Pertama, NLC memiliki ukuran partikel kecil yang membentuk lapisan film rapat, oklusifitas tinggi, TEWL minimal, dan meningkatkan kelembaban kulit, sehingga kulit mudah ditembus bahan aktif. Kedua, tidak terjadi drug expulsion selama penyimpanan.

Ketiga, penetrasi bahan aktif ke kulit meningkat dibandingkan dengan emulsi konvensional. Keempat, kapasitas muatan obat dan efisiensi penjebakan yang tinggi. Kelima, stabilitas fisik yang baik selama penyimpanan.

“Terakhir, lipid yang digunakan bersifat tidak toksik dan tidak mengiritasi serta biodegradable,” imbuhnya.

Prof. Tristiana menjelaskan bahwa matrik NLC dapat menggunakan berbagai lipid cair dan lipid padat. Salah satunya adalah kombinasi lemak padat beeswax dan oleum cacao. Pada oleum cacao misalnya memiliki bentuk polimorfisme yang meningkatkan efisiensi penjebakan.

“Dalam penelitian yang kami lakukan, NLC beeswax-oleum cacao dan VCO sebagai pembawa asam p-metoksisinamat menghasilkan aktivitas anti-inflamasi yang setara dengan nanoemulsi,” paparnya.

Pemanfaatan NLC pada kosmetika sebagai pembawa CoQ10 akhirnya membawa dampak signifikan untuk menghantarkan sampai ke dermis dan meningkatkan jumlah sel fibroblas yang bermakna. 

Untuk itu, Prof Tristiana menyampaikan tiga rekomendasi penting terkait sistem penghantaran nanoteknologi. Pertama, pemanfaatan nanoteknologi mendorong pemakaian topikal yang lebih efektif dan aman. Kedua, diperlukan alokasi anggaran pemerintah untuk realisasi dan meningkatkan penggunaan nanoteknologi di bidang obat topikal dan kosmetika.

“Terakhir, diperlukan peran industri farmasi dan industri kosmetika untuk menghasilkan sediaan topikal yang efektif, aman, stabil, dan akseptabel dalam pemanfaatan nanoteknologi,” jelas Prof Tristiana.

Dalam Sidang Pengukuhan yang digelar di Aula Garuda Mukti, Prof Tristiana dilantik bersama tiga guru besar baru yang lain. Mereka adalah Guru Besar Bidang Ilmu Kemajiran FKH Prof Dr Budi Utomo; Guru Besar Bidang Ilmu Ortodonsia Prof Dr I Gusti Aju Wahyu Ardani; serta Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Internasional Prof Koesrianti. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp