RS UNAIR Terbitkan Buku Covid-19 Edisi IV

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga Prof Dr Nasronudin dr SpPD K-PTI, FINASIM resmikan buku terbaru edisi keempat terkait Covid-19.

UNAIR NEWS – Rumah Sakit (RS) Universitas Airlangga (UNAIR) resmi meluncurkan buku edisi terbaru pada Rabu (16/3/22). Pada edisi keempat itu, tim penulis sekaligus pakar kesehatan secara spesial mencurahkan seluruh pengetahuan dan pengalaman terkait penanganan Covid-19 dalam buku Covid-19 Tinjauan Komprehensif dan Multidisiplin.

Lintas Disiplin

Direktur RS UNAIR Prof Dr Nasronudin dr SpPD K-PTI FINASIM mengatakan bahwa peluncuran buku terkait Covid-19 saat ini merupakan langkah yang luar biasa dari segi ilmiah maupun agamis. 

“Buku ini memiliki pemikiran (penulis, Red) yang sangat luas dan (ditinjau, Red) dengan segi disiplin ilmu juga. Maka buku ini merupakan suatu produk yang sangat mulia, InsyaAllah berkah dan menjadi shodaqoh jariyah bagi penulisnya,” tuturnya.

Foto bersama Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga dan perwakilan tim penulis.

Asimtomatik 

Tim penulis Brian Eka Rachman dr SpPD mengatakan bahwa buku Covid-19 mengangkat topik yang sering terabaikan, tapi memiliki dampak yang sangat besar terhadap kasus pandemi. Topik tersebut adalah kasus asimtomatik yang paling banyak terjadi selama pandemi. Asimtomatik merupakan kondisi positif akan suatu penyakit, namun kondisi tersebut tidak memberikan gejala klinis apapun terhadap penderita.

Kasus asimtomatis memiliki kontribusi dalam mempercepat penyebaran transmisi Covid-19. Karakteristik ini bersifat subklinis. Artinya, tidak menimbulkan gejala dan sulit untuk dideteksi. Umumnya penularan terjadi pada lingkungan keluarga yang berstatus karier infeksi.

“Kasus asimtomatis merupakan salah satu bentuk klinis dari Covid-19 yang ternyata memiliki potensi penularan yang sama dan seringkali baru dapat diketahui melalui pemeriksaan kontak erat,” katanya.

Manifestasi Covid-19 pada Sistem Pernapasan

Covid-19 merupakan penyakit baru yang kali pertama teridentifikasi sebagai sindroma gangguan sistem pernapasan. Gangguan tidak dapat langsung dikenali seperti penyakit pada umumnya.

Dr. Soedarsono dr SpP(K), ahli sistem pernapasan sekaligus tim penulis menjelaskan bahwa penularan Covid-19 secara tidak langsung (droplet) dapat melalui mata, hidung, dan mulut. Efeknya adalah penderita akan mengalami refleks batuk yang berujung pada sesak dan kekurangan kadar oksigen pada setiap selnya (hipoksia).

“Gejalanya yang terkait dengan sistem pernapasan yakni demam, batuk kering, dan hidung buntu,” jelasnya.

Manifestasi Covid-19 pada Kulit Manusia

Selain menyerang sistem pernapasan, infeksi Covid-19 tampaknya juga menyerang kulit manusia. Tim penulis Dr Afif Nurul Hidayati dr SpKK(K) FINS-DV FAADV menjelaskan bahwa selama menangani pasien Covid-19 telah menemukan beberapa pasien dengan penyakit kulit tertentu.


“Lambat laun telah ditemukan beberapa kali pasien mengalami manifestasi tertentu saat   menderita Covid-19. Ternyata bisa juga bermanifestasi pada kulit,” ungkapnya.

Penyebab manifestasi pada kulit adalah adanya reseptor ACE2. Sehingga faktor itulah yang dapat merangsang terjadinya penyakit kulit pada tubuh. 

Berbagai kelainan kulit yang telah ditemukan pada pasien Covid-19. Salah satunya adalah lesi urtikaria, yakni suatu bilur merah dengan tonjolan pada bagian pinggir. 

Penulis: Muhammad Ichwan Firmansyah

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp