Pemprov Jatim Beri Penghargaan Film Karya Mahasiswa UNAIR

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggelar malam apresiasi “East Java Tourism Award 2021”. Malam apresiasi itu dibuka oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Acara meriah yang diselenggarakan di Hotel Grand Mercure Malang pada Jumat (10/12/2021) itu diadakan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur.

Mengusung tagline Optimis Jatim Bangkit, malam penghargaan dihadiri langsung oleh Plt Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, Ketua TP PKK Jatim Arumi Bachsin Emil Dardak, didampingi Kadisbudpar Jatim, Sinarto, sebagai pemberi penghargaan kepada peserta terpilih.

East Java Tourism Award 2021 menominasikan beberapa kategori yang akan memenangkan 12 Pengelola Daya Tarik Wisata yang terdiri dari tiga kategori, dan empat pemenang Daya Tarik Wisata Alam.  Selain itu terdapat empat pemenang Daya Tarik Wisata Budaya dan empat pemenang Daya Tarik Wisata Buatan.

Ranah industri kreatif berbasis digital juga memperebutkan delapan pemenang kategori Video Profil Desa Wisata, delapan pemenang Film Pendek Pesona Wisata Jatim, dan sepuluh Penyaji Terbaik Virtual Tour Desa Wisata. Terdapat juga 12 penghargaan kepada Pelaku Usaha Industri Pariwisata yang terbagi dalam empat kategori yaitu lima Restoran Non Bintang, empat Pondok Wisata Home Stay, dua Rumah Makan, dan satu Restoran Bintang 3.

Tim Sahwahita Production yang diketuai oleh Muhammad Hadi Wibowo berhasil menjuarai Posisi 5 Besar Unggulan Kategori Film Pendek Pesona Jatim. Ia bersama mahasiswa D-IV Manajemen Perhotelan UNAIR yang lain yaitu Julie Sintia Nabila, Wina Septia Anggraeni, Kurnia Andi Saputra, Matthew Azriel Ananda, Salsadiva Ayu Shafira, Akbar Syahrul Romadhon, dan Marsel Fatekh Almadi.

Hasil garapan perdana Sahwahita Production itu diproduksi langsung selama tiga hari di Pulau Bawean. Film pendek dengan judul Boyan berdurasi 10 menit itu mengekspos keindahan surgawi Pulau Bawean secara apik dan memanjakan mata. Dalam bahasa lokal Bawean, Boyan berarti Bawean.

“Pembuatan film Boyan ini berkolaborasi bersama dengan warga setempat, Kelompok Pengawas Masyarakat Bawean, serta Pengelola Ekowisata Mangrove SuperBeru. Di sini kami ingin mengenalkan budaya merantau masyarakat lokal serta keindahan alam Pulau Bawean,” ungkap Julie, anggota Sahwahita Production yang juga merupakan warga asli Pulau Bawean.

Dalam pembuatan film Boyan, tim Sahwahita Production harus menyeberangi Laut Jawa selama sembilan jam dalam keberangkatannya menuju lokasi syuting untuk menuju Pelabuhan Sangkapura. Bermodalkan peralatan sederhana dan kemampuan produksi yang dipelajari secara otodidak, tak menyurutkan niat mereka untuk mengenalkan objek wisata Jawa Timur yang masih underrated di ajang provinsi.

“Melalui ajang “East Java Tourism Award 2021”, khususnya film Boyan ini, kami berharap anak-anak muda dapat mengenalkan wisata daerah Jawa Timur hingga semakin bersinar di kancah nasional dan internasional,” tutupnya.

Fim pendek ini dapat diakses di YouTube melalui tautan https://youtu.be/yq3BP4ZiO0Q .

Penulis: Wina Septia Anggraeni dan Julie Sintia Nabila

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp