Ketahanan Hidup Pasien Diabetes Melitus dengan Hemodialisis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh East Idaho News

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis serius yang terjadi karena pankreas tidak dapat mengolah atau menghasilkan cukup insulin dalam tubuh. Diperkirakan 20-40% penderita DM suatu saat akan mengalami komplikasi gagal ginjal. Pasien DM yang mengalami komplikasi gagal ginjal harus menjalani terapi pengganti ginjal salah satunya adalah hemodialisis (HD).

Pada tahun 2018, jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang, dan memempati peringkat ke-6 di dunia, setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko. Provinsi Jawa Timur menempati urutan ke-5  setelah  DKI  Jakarta,  DI  Yogyakarta,  Kalimantan  Timur, dan Sulawesi Utara. Dengan menperhatikan kondisi tersebut, perlu dilakukan kajian yang bertujuan  mempelajari ketahanan  hidup  pasien  diabetes melitus dengan hemodialisis, di salah satu  Rumah Sakit di Surabaya, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan  data  sekunder, yang  bersumber pada   data rekam  medis  pasien diabetes mellitus dengan hemodialisis pada tahun 2016-2018, sebanyak 126 pasien. Digunakan  analisis  survival Metode Kaplan Meier dan Cox Regression untuk menjawab tujuan penelitian.

Rata-rata ketahanan hiduppasien Diabetes Melitus dengan hemodialisis selama 182 minggu. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, diperoleh hasil yang tidak terlalu berbeda. Laki-laki mampu bertahan dihidup selama 183 minggu, sedangkan perempuan selama 171 minggu. Pasien yang bekerja, mempunyai ketahanan hidup yang lebih baik, yaitu 193 minggu, dibandingkan dengan ibu rumah tangga sebesar 174 minggu dan yang tidak bekerja/pensiunan selama 164 minggu.

Ada beberapa penyakit lain yang diderita pasien selain Diabetes Melitus, diantaranya hipertensi, paru dan jantung. Pasien dengan hipertensi rata-rata dapat bertahan hidup selama 187 minggu, sedang yang tidak mengidap hipertensi selama 138 minggu. Kondisi ini agak sedikit terbalik, karena pasien Diabetes Melitus dengan hemodialis yang juga menderita hipertensi ketahanan hidupnya lebih baik, dibandingkan dengan pasien yang tidak menderita hipertensi. Hal ini kemungkinan dikarenakan hipertensi  tidak terbukti menyebabkan kematian dan dapat diatasi dengan obat anti hipertensi.

Pasien Diabetes Melitus dengan hemodialisis yang juga mengidap penyakit paru rata-rata dapat bertahan hidup selama 169 minggu, sedang yang tidak mengidap hipertensi selama 184 minggu. Pasien Diabetes Melitus dengan hemodialisis yang juga mengidap penyakit jantung rata-rata bertahan hidup selama 169 minggu, sedang yang tidak mengidap penyakit jantung selama 199 minggu. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan, pasien Diabetes Melitus dengan hemodialisis yang tidak menderita penyakit paru atau penyakit jantung mampu bertahan hidup lebih lama dibandingkan dengan yang menderita penyakit paru atau penyakit jantung.

Karakteristik pasien (jenis kelamin dan status pekerjaan) serta penyakit lain yang diderita pasien Diabetes Melitus  dengan hemodialisis yaitu hipertensi, paru dan jantung,  hanya berbeda secara deskriptif, dan jika dilakukan pengujian secara inferensial (dengan Cox Regression) didapatkan hasil tidak ada pengaruh yang signifikan. Umur merupakan satu-satunya faktor yang signifikan berpengaruh terhadap ketahanan hidup pasien.

Rata-rata umur pasien Diabetes Melitus  dengan hemodialisis adalah 58 tahun dengan umur termuda  35 tahun  dan umur tertua 89 tahun. Dari gambaran data tersebut, maka dapat disimpulkan pasien yang menderita penyakit  diabetes  melitus  dengan  komplikasi  gagal ginjal, dan  harus  menjalani  hemodialisis mayoritas berusia  lanjut. Dengan menggunakan Cox Regression diperoleh hasil  jika umur pasien Diabetes Melitus  dengan hemodialisis bertambah satu  tahun  lebih tua, maka risiko pasien Diabetes Melitus  dengan hemodialisis meninggal meningkat sebesar 1,07 kali. 

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi  bahan  referensi  pihak terkait yang menangani masalah penyakit diabetes melitus. Upaya melakukan kontrol terhadap gula darah penderita  Diabetes Melitus  sangat penting dilakukan, agar tidak sampai menimbulkan komplikasi  gagal ginjal. Pola hidup yang sehat, banuyak melakukan aktifitas fisik, serta melakukan diet makanan yang menjadi sumber glukosa harus diperhatikan.

Penulis: Mahmudah

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di

https://acta.tums.ac.ir/index.php/acta/article/view/8683/5622

Salsabila Naim dan Mahmudah, Survival Time of Diabetes Mellitus Patients With Hemodialysis: A Study Using Survival Analysis. Acta Medica Iranica, Vol 60, No 2 (2022).  https://doi.org/10.18502/acta.v60i2.8823

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp