Histopatologi dan Fungsi Ginjal Tikus Wistar setelah Injeksi Intravaskular Bahan Kontras Beryodium Ioheksol dan Iopamidol

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh jornalacoplan.com.br

Bahan kontras merupakan kelompok obat medis yang digunakan untuk meningkatkan visibilitas struktur organ dalam dengan teknik pencitraan berbasis sinar-X, seperti radiografi dan Computed Tomography (CT). Bahan kontras yang paling umum digunakan di Indonesia menurut Formularium Nasional (Fornas) dan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) adalah bahan kontras beryodium, yaitu Ioheksol dan Iopamidol. Bahan kontras ini sangat diperlukan dalam praktek radiologi untuk tujuan diagnostik dan terapeutik. Ahli radiologi dan tenaga medis lain yang terlibat dengan penggunaan bahan kontras beryodium harus menyadari faktor risiko terjadinya reaksi terhadap bahan kontras. Perlu kewaspadaan dan strategi untuk meminimalkan, mengenali, dan mengelola timbulnya efek yang tidak diinginkan. Bahan kontras yang diinjeksi akan mengalami pengenceran di dalam aliran darah dan segera didistribusikan ke seluruh cairan ekstraseluler. Bahan kontras ini tidak terikat baik dengan serum albumin, disaring secara bebas oleh glomeruli, dan diekskresikan oleh ginjal. Perjalanan bahan kontras ini memungkinkan adanya efek samping dari penggunaan bahan tersebut. Walaupun secara umum penggunaannya aman, reaksi keparahan yang mengancam jiwa bisa saja terjadi. Efek samping paling penting yang tidak diinginkan dari penggunaan bahan kontras adalah acute kidney injury (AKI), yaitu penurunan fungsi ginjal mendadak akibat kerusakan ginjal. AKI yang timbul setelah pemberian bahan kontras disebut contrast-induced AKI (CI-AKI) atau Contrast-Induced Nephropathy (CIN).

Definisi CI-AKI yang paling umum saat ini adalah peningkatan level serum kreatinin (SCr) ≥25% atau peningkatan absolut sebesar 0.5 mg/dl (44.2 ?mol/L) dari nilai awal yang terjadi 48-72 jam setelah paparan bahan kontras. Istilah CI-AKI dirasa mencerminkan adanya tahap awal kerusakan ginjal. Ketika bahan kontras diinjeksi secara intravena atau intraarterial, hampir seluruhnya difiltrasi oleh glomerulus dan terkonsentrasi di dalam lumen tubulus selama proses pembuatan urine primer sehingga terjadi paparan antara sel epitel tubulus dengan peningkatan konsentrasi bahan kontras radiografi. Akibatnya terjadi kerusakan sel epitel tubulus yang menjadi tanda histopatologis pada CI-AKI.

CI-AKI menjadi penyebab iatrogenik umum dari AKI, sehingga dirasa perlu suatu penelitian khusus yang membahas efek samping dari penggunaan bahan tersebut. Masih tidak ada penelitian atau jurnal yang secara khusus membahas perbedaan efek samping dari penggunaan Ioheksol dan Iopamidol. Dalam hal ini, diperlukan analisis untuk melihat adanya perbedaan histopatologi dan fungsi ginjal (SCr dan BUN) setelah injeksi intrvaskular bahan kontras beryodium Ioheksol dan Iopamidol.

Penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan desain penelitian posttest only control group design yang menggunakan sampel tikus putih (Rattus norvegicus) strain Wistar jantan dan mengamati histopatologi ginjal pada masing-masing kelompok sampel. Preparat dianalsis secara semi-kuantitatif dengan bantuan ahli patologi. Perubahan histopatologi yang dianalisis adalah nekrosis tubular dan proteinaceous casts. Pemeriksaan Serum Creatin darah juga dilakukan dengan metode modified Jafe’s kinetic dan BUN dengan metode enzymatic UV yang menggunakan mesin analisis otomatis.

Uji Kruskal-Wallis (α= 0,05) terhadap skor histopatologi ginjal, yaitu nekrosis tubular maupun proteinaceous casts menunjukkan nilai Asymp. Sig. > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan diantara kelompok, sedangkan uji Kruskal-Wallis (α= 0,05) terhadap kadar SCr juga menunjukkan nilai Asymp. Sig. > 0,05 dan Uji Komparatif One-Way ANOVA terhadap kadar BUN menunjukkan nilai Sig. > 0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan fungsi ginjal yang signifikan diantara kelompok tersebut. Hasil tersebut membuktikan bahwa tidak terdapat perbedaan histopatologi dan fungsi ginjal tikus putih setelah injeksi intravaskular bahan kontras Ioheksol dan Iopamidol sehingga aman untuk digunakan sebagai bahan kontras dalam pemeriksaan radiologi.

Penulis: Abdurrahman Hasyim Asy’ari, Anny Setijo Rahaju, Arifa Mustika

Judul artikel: Histopathology And Renal Function In Wistar Rats After Intravascular Injection Of Iodinated Contrast Media Iohexol And Iopamidol

Link artikel: http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v7i1.5709

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp