Refluks Vesikoureter pada Pasien Dewasa Muda dengan Kandung Kemih Neurogenik dan Gagal Ginjal Kronis Stadium 4

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Medical News Today

Refluks vesikoureter (RVU) ialah aliran balik urin dari kandung kemih ke ureter dan pelvis ginjal yang dapat menyebabkan pyelonefritis dan pembentukan jaringan parut pada ginjal. RVU dapat disebabkan oleh disfungsi kandung kemih kongenital maupun didapat. Sementara itu, kandung kemih neurogenik dapat disebabkan karena spina bifida, agenesis sacrum, tethered cord syndrome, dan cedera sumsum tulang belakang.

RVU primer sering terjadi pada anak, dan 30-50% mengalami infeksi saluran kemih berulang. Beberapa pasien bahkan tidak merasakan gejala apapun. Terdapat risiko 35.7% anak terkena RVU apabila orang tua mereka mengalami hal yag sama. Infeksi saluran kemih berulang dengan riwayat RVU dapat menyebabkan jaringan parut pada ginjal dan dalam jangka waktu yang lebih lama, dapat mencetuskan gagal ginjal kronis.

Seorang pasien laki-laki, 19 tahun, datang dengan keluhan demam berkepanjangan dan infeksi saluran kemih berulang. Demam membaik dengan parasetamol, namun beberapa hari kemudian muncul kembali. Hal ini telah terjadi selama 1,5 tahun terakhir. Terkadang, Ibu pasien tidak membawa pasien ke rumah sakit, sehingga pasien tindak mengkonsumsi antibiotik secara rutin. Pasien pernah menjalani eksisi myelokel saat berusia 1.5 tahun. Setelah tindakan ini, keluhan demam dan infeksi saluran kemih berulangpun muncul. Pasien memiliki postur tubuh yang pendek dengan status nutrisi kurang. Terdapat peningkatan leukosit, blood urea nitrogen (BUN), dan penurunan laju filtrasi glomerular (LFG). Ultrasonography (USG) abdomen menunjukkan hidronefrosis berat dan massa di depan kandung kemih. Voiding Cystouretrography (VCUG) menunjukkan kandung kemih neurogenic yang spastik dan RVU pada ginjal kanan grade 4. Pasien menjalani clean intermittent catheterization (CIC) 3-4 kali per hari.

Manifestasi RVU pada pasien dewasa seringkali berupa infeksi saluran kemih berulang, sehingga RVU patut dipikirkan apabila mendiagnosis pasien dengan pyelonephritis. Keluhan demam berulang yang dikeluhkan pasien dapat mengarah ke infeksi saluran kemih berulang. Pasien memang mengkonsumsi antibiotik dan menjalankan CIC secara rutin, namun semenjak usia 17 tahun, pasien tidak menjalankannya lagi. Hal ini menjadi faktor risiko munculnya GGK stage 4 pada pasien akibat jaringan parut yang timbul setelah infeksi saluran kemih berulang. Sehingga, antibiotik profilaksis perlu diberikan pada anak dengan RVU karena dianggap memiliki manfaat dan efektivitas yang baik. Selain itu, pada pasien ini, terdapat riwayat eksisi myelokel saat pasien berusia 1.5 tahun. Myolekel dapat menyebabkan kandung kemih neurogenic. Kelainan kandung kemih juga memperparah RVU. Manajemen yang kurang baik dari RVU, infeksi saluran kemih berulang, dan GGK pada pasien ini dapat menyebabkan perburukan kondisi yang berdampak pada status nutrisi pasien.

Penulis: Ardityo Rahmat Ardhany, dr., Sp.PD.

Link Jurnal: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2049080122000279

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp