Potensi Terapi Remdesivir pada Wanita Hamil yang Terinfeksi SARS-CoV-2

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh publichealth.com.ng

Pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19) telah menyebabkan gangguan besar terhadap sistem perawatan kesehatan nasional di sebagian besar negara yang terkena dampak. Sampai saat ini, beberapa strategi telah diusulkan untuk merawat pasien dengan COVID-19; salah satunya adalah pengobatan menggunakan antivirus. Remdesivir adalah obat antivirus yang mempunyai mekanisme kerja sebagai penghalang protease inhibitor dan nukleotida atau analog nukleosida yang menghambat sintesis RNA virus COVID-19. Analog nukleosida dapat menghambat transkripsi balik dan menjadi salah satu agen antivirus paling kuat untuk melawan infeksi SARS-CoV-2.

Wanita hamil yang menderita COVID-19 dianggap sebagai populasi berisiko tinggi, meskipun penularan secara vertikal masih diperdebatkan. Selama kehamilan tejadi gangguan keseimbangan sel imun yang mengakibatkan ibu menjadi lebih rentan terinfeksi oleh virus. Oleh karena itu, pembahasan terkait pilihan terapi di kehamilan yang terinfeksi SARS-CoV-2 menjadi perlu dilakukan untuk menjawab tantangan unik tersebut. Meskipun risiko COVID-19 yang parah dalam kehamilan tampaknya tidak lebih besar daripada di populasi umum, wanita hamil masih berisiko untuk mengalami manifestasi berat oleh karena perubahan fisiologis dalam sistem kekebalan dan kardiopulmoner selama masa kehamilan.

Berangkat dari hal tersebut, kami melakukan penelitian mengenai efektivitas dan keamanan penggunaan remdesivir sebagai terapi pasien hamil yang menderita COVID-19 menggunakan metode tinjauan sistematis. Hasil dari studi kami menunjukkan adanya perbaikan klinis yang signifikan pada pasien yang menerima remdesivir dalam waktu 48 jam sejak masuk rumah sakit dibandingkan dengan pasien yang menerima remdesivir lebih dari 48 jam sejak masuk rumah sakit atau mereka yang hanya diobati dengan glukokortikoid saja. Akan tetapi, terdapat laporan kasus kehamilan dengan manifestasi COVID-19 kritis yang tidak membaik secara klinis setelah menerima remdesivir dan terapi standar lain, namun secara klinis dapat membaik setelah dilakukan terminasi kehamilan. Pada umumnya, kondisi bayi yang dilahirkan dari ibu hamil dengan COVID-19 yang diberikan remdesivir bersifat stabil, tetapi ada kasus yang memerlukan perawatan intensif karena ibu bayi tersebut mendapatkan terapi dexamethasone. Terdapat pula laporan oligohidramnion (air ketuban sedikit) pada tiga pasien tanpa faktor risiko, tetapi masih belum jelas apakah kondisi oligohidramnion tersebut berkaitan dengan pemberian remdesivir atau bukan. Efek samping dari pemberian remdesivir yang paling sering adalah transaminitis (peningkatan enzim transaminase) ringan, walaupun juga diduga bukan sepenuhnya terjadi akibat pemberian remdesivir, melainkan akibat infeksi SARS-CoV-2 atau penyumbatan saluran empedu. Namun, lama pemberian remdesivir bisa jadi berhubungan dengan jumlah efek samping yang timbul.

Terlepas dari kenyataan bahwa simpulan potensi teraupetik dari remdesivir sebagai terapi pada ibu hamil terinfeksi SARS-CoV-2 sulit untuk dievaluasi, dari studi ini dapat dilihat adanya perbaikan klinis yang lebih baik pada pasien yang menerima remdesivir segera setelah masuk rumah sakit dibanding yang menerima terapi setelah lebih dari dua hari pasca masuk rumah sakit. Selain itu, pemantauan level enzim transaminase harus dilakukan secara detail karena dapat mengakibatkan dampak yang negatif selama pengobatan.

Tinjauan sistematis ini memiliki beberapa limitasi diantaranya yakni adanya keberagaman kondisi pasien sejak awal masuk rumah sakit yang mungkin dapat menjadi bias dalam penarikan simpulan pada tinjauan sistematis ini, selain itu seluruh artikel dalam penelitian ini didasarkan pada studi observasional, yang mana masih diperlukan penelitian lanjutan seperti uji klinis untuk meninjau lebih detail terkait potensi keuntungan penggunaan remdesivir maupun dampak negatif yang mungkin menyertainya.

Penulis: Citrawati Dyah Kencono Wungu

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat di jurnal Heliyon

Berikut judul dan link artikel:

Judul: Remdesivir for pregnancy: A systematic review of antiviral therapy for COVID-19

David Setyo Budi, Nando Reza Pratama, Ifan Ali Wafa, Manesha Putra, Manggala Pasca Wardhana, Citrawati Dyah Kencono Wungu

Link : https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2405844022001232#

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp