Perbandingan Perawatan Uroginekologi di Rumah Sakit Sebelum dan Selama Infeksi SARS CoV-2

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Hermina Hospital

Infeksi virus SARS CoV-2 muncul di penghujung tahun 2019, menyebabkan virus corona penyakit COVID-19 dan terus mengancam dunia. Jumlah kasus terus meningkat setiap hari dengan jumlah kematian yang terus meningkat. Penyebaran yang cepat dari penyakit ini menimbulkan tantangan bagi sistem perawatan kesehatan system. Praktik pencegahan infeksi saat ini harus dilakukan mengingat virus tersebut sangat mudah menular dari satu orang ke lain. Pendekatan strategis diperlukan untuk mengimplementasikan tindakan dan area prioritas, khususnya dalam manajemen pelayanan di rumah sakit. Skema perawatan esensial rumah sakit harus bertujuan untuk mencegah pajanan pada orang yang berisiko komorbiditas sambil tetap memberikan yang terbaik merawat pasien dengan status infeksi SARS COV-2 serta pasien yang tidak terinfeksi SARS CoV-2.

Sistem kesehatan di seluruh dunia menghadapi tantangan meningkatnya permintaan akan perawatan kesehatan oleh orang dengan status infeksi SARS CoV-2, yang diperburuk oleh ketakutan, stigma, informasi yang salah dan pembatasan pergerakan yang mengganggu pemberian pelayanan kesehatan bagi semua penyakit. Kemampuan sistem untuk mempertahankan layanan kesehatan akan tergantung pada yang mendasarinya beban penyakit, serta kapasitas sistem kesehatan saat pandemi berkembang. Sistem kesehatan yang terorganisasi dengan baik dan dipersiapkan dengan baik akan dapat mempertahankan akses yang sama terhadap kualitas pelayanan kesehatan esensial selama keadaan darurat.

Salah satu layanan penting yang secara langsung atau secara tidak langsung terpengaruh adalah layanan uroginekologi. Layanan ini merupakan bagian penting dari kesehatan wanita jangka panjang. Kehadiran perempuan lansia di fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan terkait uroginekologi merupakan masalah penting karena risiko keparahan infeksi SARS CoV-2 meningkat dengan usia serta pasien menjalani pemeriksaan uroginekologi seperti prolaps organ panggul adalah orang tua. Orang dewasa yang lebih tua memiliki risiko tertinggi yang terkait dengan SARS CoV-2 infeksi dengan usia 50-64 tahun, pasien memiliki 4 kali lebih tinggi risiko dirawat di rumah sakit dan 30x risiko lebih tinggi untuk mengembangkan gejala parah sampai kematian. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa usia adalah faktor utama mempengaruhi derajat prolaps uteri, melemahnya jaringan dan otot dasar panggul pada wanita lanjut usia sebagai penyebab utama. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengantisipasi dan melindungi pasien dan penyedia layanan dari paparan virus di rumah sakit.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perawatan uroginekologi sebelum dan selama pandemi COVID-19 melalui analisis kunjungan baru, jumlah kunjungan dan jumlah pembedahan. Jika ada pengurangan yang signifikan dalam jumlah pasien, rumah sakit harus bekerja tentang bagaimana pasien dapat mengakses layanan esensial seperti sebelum pandemi dan

memastikan bahwa perawatan yang berkualitas diterima oleh pasien. Perbedaan ini ditemukan menjadi dasar untuk adaptasi kebijakan serta dasar untuk riset yang lebih lanjut. Studi retrospektif dilakukan di klinik uroginekologi di rumah sakit rujukan tersier di Indonesia.

Rekam medis dari 2016 hingga 2020 ditinjau termasuk jumlah pasien baru kunjungan, jumlah total kunjungan, jumlah prosedur bedah uroginekologi, serta kasus bulanan dan penyakit penyerta pasien pada tahun 2020. Penyakit yang diteliti adalah enam penyakit uroginekologi termasuk prolaps organ panggul, kelainan kongenital, fistula, inkontinensia urin & retensi, ruptur perineum, trauma dan tumor. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik. Pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah kunjungan, jumlah kasus baru dan jumlah kunjungan untuk prosedur bedah. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan kunjungan pasien baru dan kunjungan pasien secara keseluruhan antara tahun 2019 dan 2020 (p>0,05), namun terdapat perbedaan jumlah kunjungan pasien untuk melakukan prosedur pembedahan, secara signifikan (p<0,05). Pada tahun 2020, prolaps organ panggul masih menjadi kasus yang selalu ditemukan setiap bulan di tahun 2020 bahkan meskipun jumlah penderitanya semakin berkurang. Beberapa pasien mengalami komorbiditas seperti: riwayat pasca operasi dan keganasan. Pengurangan jumlah pasien menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana pasien dapat mengakses dengan aman perawatan uroginekologi rutin dan esensial. Rumah sakit harus mampu memenuhi kebutuhan pasien dengan layanan berkualitas seperti sebelum pandemi.

Penulis: Eighty Mardiyan Kurniawati , Hari Paraton , Gatut Hardianto , Azami Denas Azinar , Tri Hastono Setyo Hadi , Rizqy Rahmatyah, Nur Anisah Rahmawati

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2021/12/63-M21_1508_Eighty_Mardiyan_Kurniawati_Indonesia-1.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp