Penambahan Ekstrak Kulit Buah Coklat dan Ekstrak Teh Hijau pada Kalsium Hidroksida sebagai Bahan Alternatif Pelindung Vitalitas Pulpa Gigi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh industry.co.id

Pulpa gigi dapat mengalami cedera oleh karena berbagai macam penyebab seperti adanya suatu kecelakaan, karies gigi maupun tumpatan yang rusak atau terlepas. Hal ini akan mengakibatkan bakteri dan racun yang berasal dari bakteri dapat masuk ke dalam pulpa sehingga mengakibatkan keradangan pada pulpa gigi tersebut sehingga lamakelamaan akan menimbulkan masalah kesehatan gigi dengan terjadinya keluhan rasa sakit.

Untuk melindungi pulpa gigi yang terbuka, ada suatu perawatan yang disebut pulpcapping dengan tujuan mempertahankan vitalitas jaringan pulpa gigi sehingga keradangan lebih lanjut dapat dicegah. Apabila keradangan yang pada permulaannya bersifat ireversibel, lambat laun akan meningkat menjadi radang pulpa yang ireversibel. Radang pulpa ireversibel ini akan menimbulkan keluhan yang berkepanjangan bahkan kadang kadang sangat nyeri sehingga tidak dapat diatasi dengan meminum obat penghilang nyeri. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan pulpa gigi terletak di rongga bagian dalam gigi yang dikelilingi oleh jaringan keras gigi. Bila mengalami pembengkakan akan terkurung di dalam jaringan keras gigi sehingga menekan persyarafan pulpa sehingga semakin bertambah nyeri.

Bahan yang dipakai pada perawatan pulpcapping pada pulpa gigi yang terbuka adalah kalsium hidroksida. Kalsium hidroksida mempunyai sifat antibakteri yang dapat meminimalkan bakteri yang dapat mengiritasi jaringan pulpa, tetapi beberapa penelitian terakhir  menunjukkan adanya beberapa kekurangan antara lain terjadinya nekrosis likuifaksi yaitu nekrosis yang disebabkan oleh bakteri bakteri dalam rongga mulut. Kekurangan yang lain adalah terbentuknya terowongan terowongan kecil yang dikenal sebagai tunnel defect sebagai jalan masuk bakteri yang menyebabkan kegagalan perawatan pulpcapping karena adanya celah celah mikro tersebut mengakibatkan infeksi yang berulang.

Berdasarkan keterbatasan yang dimiliki kalsium hidroksida maka diperlukan bahan alternatif lain yang dapat dikombinasikan dengan kalsium hidroksida agar sifat anti keradangan dan sifat anti mikrobanya meningkat.

Banyak bahan alam yang terbukti bermanfaat  dalam proses penyembuhan. Salah satu tanaman Indonesia yang berpotensi sebagai anti keradangan, anti oksidan dan anti mikroba adalah tanaman coklat (Theobroma cacao L.). Berat kulit buah dari tanaman coklat sekitar 73,77% dari buah masak secara keseluruhan.Adanya komponen komponen polifenol dalam buah coklat tidak menutup kemungkinan juga terdapat pada kulit buah coklat dengan khasiat yang sama. Ditinjau dari komposisinya, kulit buah coklat mengandung senyawa seperti flavonoid, katekin dan antosianin yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Selain tanaman coklat, tanaman teh juga merupakan tanaman yang dikenal luas dan dan merupakan salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia dan di dunia karena mempunyai rasa dan aroma yang khas. Berdasarkan tingkat oksidasi teh dapat dibagi menjadi teh hijau, teh oolong dan teh hitam. Teh hijau mengandung polifenol tertinggi diantara kedua jenis teh lainnya karena teh hijau mengalami proses oksidasi dalam jumlah minimal. Polifenol yang terkandung dalam teh hijau bermacam macam terutama flavonoid. Flavonoid utama dalam teh hijau yang memilikiperan penting adalah katekin. Katekin memiliki aktivitas antioksidan berkat gugus fenol yang dimilikinya. Senyawa ini memiliki manfaat bagi proses penyembuhan luka khususnya dalam peningkatan jumlah fibroblast.

Fibroblast merupakan sel yang paling banyak pada pulpa. Fibroblast muncul sebagai jaringan atau sel sel spesifik yang mampu membangkitkan sel sel yang akan berdiferensuasi menjadi odontoblast bila diberi sinyal yang tepat. Pada fase penyembuhan luka terjadi peningkatan akativitas fibroblast yang ditandai dengan proliferasi sel fibroblast dan diferensiasi fibroblast menjadi odontoblast like-cell. Sel odontoblast baru ini akan mensintasis enzim Alkaline Phosphatase (ALP) untukmemulai mineralisasi. Sel fibroblast akan terus berploriferasi sampai terbentuk dentin reparatif.

Penelitian kami ini menggunakan kombinasi kalsium hidroksida dan ekstrak kulit buah coklat yang merupakan limbah dari perkebunan coklat yang berasal dari PTP Kalikelatak Banyuwangi dibandingkan dengan kombinasi kalsium hidroksida dan ekstrak teh hijau untuk mengetahui jumlah fibroblast dan ekspresi ALP pada pulpa gigi tikus strain Wistar. Untuk ekstraksi kulit buah coklat digunakan metode maserasi dengan etanol 70% untuk mendapatkan kandungan fenolik yang tinggi. Kulit buah coklat berpotensi sebagai anti inflamasi, antibakteri dan antioksidan karena kaya akan senyawa fenolik. Komponen utama polifenol pada buah coklat yaitu katekin 37%, antosianin 4% dan prontosianidin 58%.

Pada penelitian ini digunakan teh hijau sebagai pembanding. Flavonoid terbesar pada teh hijau adalah katekin. Katekin merupakan senyawa yang kompleks dan pada teh hijau adalah epigalokatekin galat (EGCG) dengan kandungan sebanyak 50%-80%. Penelitian dilakukan setelah aplikasi kedua bahan pulp capping sebagai pelindung pulpa gigi pada hari ke 7 dan 28. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna  jumlah sel fibroblast antara ekstrak kulit buah coklat dan ekstrak teh hijau yang dikombinasikan dengan kalsium hidroksida tetapi terjadi peningkatan ekspresi ALP pada teh hijau pada hari ke 28 yang merupakan proses pembentukan odontoblast like- cell.

Penulis: Prof.Dr. Tamara Yuanita.drg.,MS.,SpKG(K)

Judul artikel: Comparison of the Effect of Calcium Hydroxide Combination with Cocoa Pod Husk Extract and Green Tea Extract on Fibroblast and Alp Activation

Scopus  Journal: Journal of International Dental and Medical Research 2021,Vol 14 no 4.

www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2021/12/24-D21_1651_Dian_Agustin_Indonesia-11-Tamara.Comparison.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp