Kasus Urologis dengan Infeksi Covid 19 di Rumah Sakit Tersier

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Ironwood Urology

Di penghujung tahun 2019, terjadi infeksi paru-paru yang tidak diketahui penyebabnya di kota Wuhan dan penemuan tersebut dikaitkan dengan pasar makanan laut di Huanan. Pada awal tahun 2020, pemerintah China menutup semua aktivitas di pasar Huanan dan melakukan studi epidemiologi untuk memeriksa apakah kejadian tersebut terkait dengan SARS, MERS, influenza, atau flu burung. Pada pertengahan Januari 2020 hasil penelitian ini kejadian tersebut disebabkan oleh Coronavirus, dimana memiliki susunan genom yang berbeda dari SARS dan MERS, yang diberi nama 2019- nCoV. 2019-nCoV kemudian disebut sebagai SARS-CoV-2 karena kemiripan strukturalnya dengan SARS, memiliki struktur protein yang berikatan kuat dengan Angiotensin-converting enzyme 2 (ACE-2) reseptor sehingga semua struktur tubuh yang memiliki reseptor ACE2 dapat bertindak sebagai target infeksi dari SARSCoV-2

Sebuah penelitian di Cina melaporkan, pasien terkonfirmasi COVID-19  43,6% mengalami proteinuria, 26,7% hematuria, dan 5,1% Gagal Ginjal Akut (GGA). Penelitian di Italia juga  melaporkan bahwa kejadian GGA adalah 27,8% pada pasien terkonfirmasi COVID-19. Sebuah studi post-mortem yang dilakukan di Cina dan Amerika  pada pasien COVID-19 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang mengalami kematian juga mengalami akut nekrosis tubuler (ATN).

Pada penelitian yang kami lakukan, terdapat 44 orang yang terbagi rata menjadi 22 orang laki-laki dan 22 orang perempuan. Usia rata-rata adalah 46 tahun, dengan rentang usia terbesar 41 – 60 tahun sebesar 56,82%. Sebagian besar subjek penelitian yang terlibat tidak memiliki komorbiditas sementara beberapa subjek memiliki penyakit penyerta seperti diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal kronis atau kombinasi. Rata-rata lama rawat inap subjek penelitian adalah 17 hari dan sebagian kecil kasus membutuhkan perawatan kurang dari 7 hari. Lebih dari seperempat pasien dirujuk ke departemen urologi didiagnosis dengan  hidronefrosis (35,59%) dan lebih dari setengahnya merupakan kasus urolitiasis. Dari semua subjek penelitian yang kami tangani, 25% mengalami kematian dalam pengobatan baik karena COVID-19 atau karena penyakit organik utama   .

Sebagian besar kasus datang dari individu yang berusia di atas 40 tahun, yaitu kelompok usia yang rentan terhadap infeksi COVID-19. Rata-rata lama perawatan pada penelitian ini adalah 17 hari dengan distribusi terbanyak adalah lebih dari 14 hari di rumah sakit. Durasi pemulihan untuk COVID-19 sangat bervariasi, beberapa penelitian mengatakan bahwa untuk gejala ringan hingga sedang diperlukan 10-11 hari 10 dan untuk gejala yang parah, memiliki durasi lebih lama 18 hari.

Pada  pasien yang memiliki penyakit penyerta dengan usia rata-rata yang mendekati usia rentan cenderung semakin lama perawatan di Rumah Sakit untuk pemulihan dari COVID-19. Berdasarkan kasus COVID-19 yang dirawat di departemen urologi, ditemukan bahwa hidronefrosis adalah diagnosis yang paling umum dan urolitiasis terjadi lebih dari 50% kasus. Pada pasien – pasien ­emergency lebih sering terjadi  komplikasi urologis, seperti terjadi tumor ganas , sindrom saluran kemih bagian bawah yang berat, atau berpotensi terjadinya sumbatan ataupun infeksi batu saluran kemih. Sehingga perlu dipahami bahwa kondisi COVID-19 tidak hanya terkait dengan penyakit pernapasan tetapi juga berdampak pada lainnya sistem organ. Selain itu, pembatasan sosial menyebabkan pasien untuk menunda mencari perawatan medis, yang dapat menyebabkan komplikasi akibat penyakit terkait. Akibatnya, kekhawatiran tentang kerusakan ginjal yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 juga harus dipertimbangkan.

Pertemuan antara dokter dan pasien pada poli Rawat Jalan telah dikurangi selama pandemi berlangsung untuk memutus rantai penularan COVID 19, bahkan perkumpulan urologi Eropa (EAU) menyarankan penggunaan telemedicine dalam praktek urologi sehari-shari. Konsultasi via telepon dapat dilakukan untuk pasien dengan keluhan infeksi saluran kemih, gangguan saluran kemih bagian bawah yang ringan, pembesaran prostat, dan kanker stadium lanjut tanpa komplikasi. Baik dokter maupun pasien wajib memakai masker dan jaga jarak dalam praktek sehari-hari. Selain itu, pasien harus ditanya tentang paparan COVID-19 dan gejalanya.

Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U

judul artikel: UROLOGICAL CASES WITH COVID 19 INFECTION IN TERTIARY HOSPITAL
https://www.actamedicamediterranea.com/archive/2022/medica-1

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp