Kalium Jadi Kunci Diet Sehat Cegah Hipertensi, Harga jadi Penghalang?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Jovee

Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi menunjukkan tren angka kejadian yang terus meningkat setiap tahunnya. Gaya hidup dan pola makan termasuk faktor risiko utama penyakit hipertensi. Asupan natrium atau konsumsi garam tinggi dan kalium rendah berperan penting pada mekanisme hipertensi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyeimbangkan asupan natrium dan kalium dalam pencegahan maupun pengobatan hipertensi.

Program penurunan asupan natrium telah dilakukan secara simultan oleh banyak negara dan menunjukkan hasil positif meskipun masih harus terus dilakukan secara progresif. Sebaliknya program peningkatan asupan kalium sebagai metode penurunan tekanan darah tinggi pada tingkat populasi masih jarang dilakukan. Pada kenyataannya, sebagian besar populasi di dunia mengkonsumsi kalium sangat kurang dari jumlah yang direkomendasikan 4700 mg per hari. Badan dunia WHO juga menyarankan asupan kalium setidaknya sebanyak 90 mmol per hari atau sebanyak 3510 mg per hari untuk orang dewasa. Laporan WHO mengungkapkan bahwa tingkat asupan kalium di seluruh dunia hanya berkisar 73 mmol per hari per orang.

Beberapa studi menunjukkan peningkatan asupan kalium memiliki efek menguntungkan pada kesehatan. Diet tinggi kalium dapat didapatkan dengan mengkonsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan produk susu. Namun sayangnya diet tinggi kalium seringkali memiliki harga yang lebih mahal dibandingkan diet pada umumnya sehingga seringkali tidak terjangkau untuk masyarakat miskin. Disisi lain asupan kalium menjadi prediktor kualitas makanan secara keseluruhan sangat baik untuk kesehatan manusia. Sehingga sangat direkomendasikan untuk dapat mengkonsumsi sumber kalium dalam diet sehari-hari.

Sebagai bentuk upaya meningkatkan kualitas diet masyarakat, maka dibuatlah penelitian tentang diet rendah natrium tinggi kalium (LSHP – Low Sodium High Potassium). Dalam diet LSHP diprioritaskan penggunaan sumber makanan yang mengandung lebih dari 500 mg kalium per 100 gram seperti buah-buahan, sayuran dan protein nabati, terutama kacang-kacangan dan susu. Makanan sumber karbohidrat dan lemak digunakan dalam jumlah yang lebih sedikit karena mengandung kalium yang rendah. Sumber sayur dan buah lebih diutamakan dalam diet LSHP karena mengandung antara 400-600 mg kalium per 100 gram dan lebih rendah densitas energinya sehingga dapat memberikan kontribusi energi yang lebih rendah terutama untuk pasien yang membutuhkan penurunan berat badan atau menurunkan proporsi lemak dalam tubuh.

Dalam menyusun diet LSHP juga ditemukan sejumlah kesulitan terutama berkaitan dengan kandungan energi. Dalam studi diketahui bahwa semakin tinggi kandungan kalium dalam menu yang disajikan, semakin tinggi asupan zat gizi makro (energi, protein dan karbohidrat). Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip pembatasan kalori walaupun formulasi diet telah memenuhi prinsip kalium tinggi dan kandungan natrium yang rendah. Hal ini akan menjadi masalah jika digunakan untuk pengobatan obesitas. Secara konsisten, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa asupan natrium dan kalium berkorelasi positif dengan asupan energi. Untuk itu perlu diperhatikan densitas energi dari setiap bahan yang digunakan dalam diet LSHP dibandingkan dengan kerapatan kalium didalamnya.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui diet LSHP memiliki kandungan gizi yang jauh lebih tinggi dari diet biasa, terutama pada kandungan kalium. Kalium adalah salah satu nutrisi penting dari diet sehat, sehingga kehadirannya dirasa penting dan direkomendasikan untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit tidak menular.

Dalam studi ini yaitu penyusunan diet LSHP, dipilihkan jenis makanan yang merupakan sumber potasium yang murah seperti kentang, pisang dan wortel, kacang-kacangan. Namun dengan ditemukannya korelasi positif kuat antara serat, kalium dan biaya diet menunjukkan bahan makanan tinggi kalium relatif mahal, maka biaya diet dapat menjadi penghalang untuk untuk memenuhi kebutuhan kalium yang ditargetkan sesuai rekomendasi asupan harian. Untuk itu diperlukan strategi yang lebih efektif dan kebijakan dari pemerintah dalam menyediakan bahan makanan yang berkualitas dan terjangkau untuk mewujudkan  pola makan sehat dan bergizi di masyarakat

Penulis: Dominikus Raditya Atmaka, S.Gz, M.PH dan Farapti, dr. M.Gizi

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.cambridge.org/core/journals/journal-of-nutritional-science/article/potassium-intake-is-associated-with-nutritional-quality-and-actual-diet-cost-a-study-at-formulating-a-low-sodium-high-potassium-lshp-healthy-diet/81B53B4EB536D760E9A57FCBB630ED72

Farapti farapti, Annas Buanasita, Dominikus Raditya Atmaka, Stefania Widya Setyaningtyas, Merryana Adriani, Purwo S. Rejeki, Yoshio Yamaoka, Muhammad Miftahussurur (2022). Potassium intake is associated with nutritional quality and actual diet cost: a study at formulating a low sodium high potassium (LSHP) healthy diet. Journal of Nutritional Science, 11(e11): 1-9.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp