Faktor Penentu dalam Pengambilan Keputusan Perawatan Medis Anak di Usia Bawah 5 Tahun di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh pcsh.com.my

Pengambilan keputusan adalah hasil dari pemilihan tindakan yang akan memberikan dampak dan melibatkan potensi risiko berkepanjangan. Pengambilan keputusan ini berpengaruh dalam segala aspek bidang, salah satunya adalah kesehatan anak. Isu kesehatan anak masih menjadi masalah yang krusial di Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya upaya meminimalkan risiko kematian anak melalui berbagai program seperti perbaikan gizi, pelayanan neonatal, dan imunisasi. Berdasarkan data yang diperoleh dari survei Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sampai pada kesimpulan bahwa cakupan imunisasi di Indonesia mencapai target sebesar 92,5%. Namun masih disayangkan bahwa ada beberapa provinsi yang memiliki tingkat pencaian imunisasi lebih rendah. Tidak berhenti pada permasalahan imunisasi, peningkatan jumlah kasus stunting dan wasting di Indonesia makin meningkat dari tahun ke tahun.

Dengan banyaknya permasalahan kesehatan anak di Indonesia, maka penting dalam melibatkan pengambilan keputusan dari orang tua pada anak di bawah 5 tahun. Dalam usia balita, maka anak tidak dapat membuat keputusan, bahkan terkadang masih belum dapat menganalisa apa yang dirasakan. Oleh karena itu, orang tua sebagai pemilik kekuasaan hukum yang mutlak akan berpartisipasi penuh dalam pengambilan keputusan mengenai perawatan kesehatan anak. Hal yang sangat disayangkan adalah tepat atau tidaknya pengambilan keputusan tersebut. Keputusan yang tepat akan meningkatkan taraf kesehatan anak namun sebaliknya keputusan yang kurang tepat justru akan berpotensi membahayakan kesehatan anak. Pengambilan keputusan mencakup bagaimana, kapan, dan di mana mereka dapat meminta bantuan, memilih obat yang paling tepat yang efektif untuk anak mereka, dan menyetujui tujuan utama pengobatan.

Pengambilan keputusan, di samping itu, sepenuhnya tergantung pada faktor sosiodemografi seperti usia ibu, tingkat pendidikan, kuintil kekayaan, tempat tinggal, status perkawinan, asuransi kesehatan, dan status pekerjaan ibu dan ayah yang saat ini memiliki hubungan menimbulkan pengaruh yang signifikan dengan keputusan akhir yang diambil untuk perawatan medis anak. Faktor sosiodemografi ini sangat menentukan persepsi atau keyakinan kesehatan individu ketika membuat keputusan demi kesehatan. Permasalahan utama dalam kasus perawatan medis anak di bawah 5 tahun ini adalah peran dominan dari ayah dan ibu ataupun keduanya dalam mengambil keputusan.

Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh Yoyok Bekti Prasetyobeserta tim menyatakan bahwa keputusan yang paling dominan adalah diambil dari pihak ayah karena ayah merupakan kepala keluarga yang berhak penuh dalam pengambilan keputusan dan sebagian dari pihak ibu. Namun pengambilan keputusan yang bersifat otoriter yang hanya dilakukan oleh salah satu anggota keluarga dapat menimbulkan masalah. Dengan demikian, pembuatan keputusan yang baik adalah dengan melibatkan diskusi antara ayah dan ibu. Ayah sebagai kepala keluarga dapat meminta nasehat dari ibu mengenai kondisi kesehatan anak. Peran kedua orang tua dapat memfasilitasi pengambilan keputusan yang tepat dan cepat secara damai dan kolektif akan berdampak positif bagi kesehatan anak dan keluarganya.

Penulis: Yoyok Bekti Prasetyo, Yulis Setiya Dewi, Hidayat Arifin, Anggraini Dwi Kurnia, Nur Lailatul Masruroh, Nur Melizza, Sandeep Poddar

Link Jurnal: https://medic.upm.edu.my/upload/dokumen/2022012610075916_0889.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp