Perilaku Pembelian Konsumen Tesco terhadap E-Commerce selama Masa Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh pasardana.id

Tulisan ini merupakan hasil riset kolaborasi bersama Nusantara Project oleh AIBPM tahun 2021. Studi kasus pada Tesco PLC (Tesco) yang merupakan salah satu perusahaan di industri ritel yang didirikan oleh Jack Cohen di London pada tahun 1919. Tesco adalah pengecer bahan makanan canggih dengan pangsa pasar sekitar 27% di Inggris Raya, dan telah diklasifikasikan sebagai salah satu dari empat supermarket besar bersama dengan Morrisons, Asda, dan Sainsbury (Statista, 2021). Tesco telah menjadi  perusahaan ritel terbesar ketiga di dunia dunia. Perusahaan ini memiliki kantor pusat umum di Inggris, dan berkembang pesat di lebih dari 15 negara di dunia, seperti Prancis, Hongaria, Polandia, Irlandia, Cina, Jepang, Malaysia, dan Thailand.Tesco telah menjalankan bisnisnya ke dalam empat jenis format toko berdasarkan faktor eksternal perusahaan. Jenis format toko adalah Extra, Superstore, Metro, dan Express. Kondisi yang menguntungkan ini memungkinkan perusahaan untuk menempati tempat di dunia industri ritel.

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami dampak e-commerce selama Covid-19 pada Tesco terhadap perilaku konsumen. Penelitian untuk menguji kebutuhan sosial, kenyamanan, dan kinerja bisnis pada perilaku pembelian konsumen. Metode penelitian yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner survei dan mengumpulkan tanggapan sejumlah 100 responden pelanggan Tesco dari Malaysia, Indonesia, dan Cina. Survei bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas yaitu kebutuhan sosial, kenyamanan, dan kinerja bisnis terhadap variabel terikat yaitu perilaku pembelian konsumen. Skala yang digunakan dalam survei tersebut dapat mengevaluasi subjek terhadap standar yang telah ditentukan (Meadows, 2003). Dalam kuesioner tersebut, jika responden mengetahui tentang Tesco, mereka akan melanjutkan survei dengan menjawab pertanyaan demografis terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan pertanyaan terkait tujuan penelitian ini.

Hasil survei mengungkapkan bahwa sebagian besar respondenadalah perempuan atau 71% secara keseluruhan. Responden sebagian besar berusia 21-29 tahun (51%) atau 20 tahun ke bawah (33%), dan mayoritas adalah pelajar (74%). 75% responden berpenghasilan kurang dari RM1500 setiap bulan. 89% orang Malaysia mengikuti survei ini, 10% orang Indonesia dan 1% responden berasal dari China. Setengah dari total responden adalah Melayu, sepertiga Cina, 7% India, 6% Indonesia dan sisanya terdiri dari Punjabi, Siam, Eurasia, dan Jawa.

Berdasarkan analisis regresi, nilai sebesar 0,224* menjelaskan bahwa kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian konsumen Tesco terhadap E-commerce. E-commerce memungkinkan pelanggan untuk menggunakan di mana saja dan kapan saja untuk memberikan kemudahan bagi konsumen. E-commerce menyediakan sistem pembayaran online yang sederhana dan nyaman dengan metode pembayaran yang fleksibel selama pandemi Covid-19. Selain itu, terdapat hubungan positif antara kenyamanan dan perilaku pembelian konsumen Tesco terhadap E-commerce.Sedangkan, variabel kinerja usaha memiliki hubungan negatif dengan perilaku pembelian konsumen, dan kebutuhan sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

Penulis: Anak Agung Gde Satia Utama

Secara lebih lengkap, hasil riset dapat dibaca serta diunduh dilaman: http://ejournal.aibpm.org/index.php/IJAFAP/article/view/1415

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp