Peran Guru dalam Kesehatan Mulut Siswa Reguler dan Berkebutuhan Khusus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Mamapapa

Data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi karies di Indonesia adalah sebesar 88,8%. Lebih lanjut, data yang didapat dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019 menyatakan bahwa sejumlah 92,6% anak usia 5-9 tahun mengalami karies. Dengan kata lain, hanya 7,4% anak usia 5-9 tahun bebas dari karies. Kondisi tersebut bertolak belakang dengan rencana aksi nasional untuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut tahun 2020 yaitu indeks DMF-t 1,26 pada kelompok usia 12 tahun.

Di lingkungan sekolah, guru merupakan sosok terpenting dalam kehidupan seorang anak. Pada usia sekolah, anak-anak menghabiskan sebagian besar waktunya di sekolah Bersama dengan guru. Beberapa studi dan program di negara maju seperti Jepang menunjukkan bahwa guru berperan dalam meningkatkan kesehatan mulut siswa. Pemerintah Jepang telah merancang program di mana anak-anak akan terus menerima edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut dari dokter gigi bekerjasama dengan guru. Selain itu, kegiatan menyikat gigi bersama setelah makan siang juga secara rutin dilakukan di Jepang di bawah pengawasan guru. Pada tahun 1998, Kementerian Pendidikan dan Olahraga Brasil mengatur Kesehatan gigi mulut sebagai topik kurikulum dan menjalankannya sebagai program kesehatan sekolah dengan melibatkan peran aktif guru. Keterlibatan guru yang berkualitas di bidang kesehatan gigi memberikan kontribusi positif bagi kesehatan gigi dan mulut siswa di sekolah.

Untuk mengidentifikasi upaya yang efektif untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut siswa di sekolah melalui keterlibatan guru, diperlukan pemahaman yang mendalam berdasarkan penelitian yang relevan sesuai dengan topik. Namun hingga saat ini masih terdapat keterbatasan penelitian dan literasi yang membahas tentang peran guru terhadap

status karies siswa reguler dan berkebutuhan khusus di Indonesia. Hal tersebut mendorong dilakukannya sebuah tinjauan pustaka naratif. Dengan dialisisnya peran guru terhadap kesehatan gigi mulut siswa reguler dan berkebutuhan khusus, akan dapat direncanakan program untuk meningkatkan kesehatan gigi mulut serta kualitas hidup siswa dengan keterlibatan guru.

Oleh: Tania Saskianti, drg., Ph.D., Sp. KGA, K-AIBK

Judul Jurnal: Teachers’ Role in Regular and Special Need Students’ Oral Health: A Narrative Review

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp