Mengenal Design Thinking dari Head IT Business Partner Paragon

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Group Head IT Business Partner Paragon Technology and Innovation Chichi Utami saat jadi pembicara dalam kuliah umum bertajuk “IT DAY UNAIR: Innovation and Design Thinking” pada Sabtu (5/3/2022). (SS: Zoom)

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga berkolaborasi dengan Paragon Corp menggelar kuliah umum bertajuk  “IT DAY UNAIR: Innovation and Design Thinking” pada Sabtu (5/3/2022). Group Head IT Business Partner Paragon Technology and Innovation Chichi Utami selaku pembicara mengenalkan pentingnya design thinking dalam dunia korporat dan start-up.

Menurutnya, metode design thinking sangat penting. Sebab, metode itu dapat membantu seseorang menemukan solusi dan inovasi baru yang fungsional dari sebuah permasalahan.

”Berpikir design thinking itu bukan semata-mata tentang perusahaan, tapi juga para konsumennya sebagai sasaran produk. Karena, memahami kebutuhan dan keinginan pengguna adalah hal yang krusial,” katanya.

Chichi menambahkan, segala pemikiran design thinking and innovation itu tidak akan terwujud tanpa adanya permasalahan yang menjadi fokus utama. Terdapat lima hal dalam proses design thinking, yakni empathy, define, ideate, prototype, dan test.

“Keseluruhan elemen akan sangat membantu dalam proses penemuan solusi yang inovatif,” ujarnya.

Alumnus Teknik Industri Universitas Indonesia itu juga menekankan pentingnya tidak membuat asumsi. Walau, sudah lama berkutat di bidang tertentu, seseorang harus mau untuk melihat pangsa pasar dan tren di masyarakat. 

Selanjutnya, dalam pencarian solusi, seseorang mesti mampu berpikir out of the box dalam mengembangkan ide yang bisa dieksekusi. Wajar memang, dalam proses tersebut, terasa sangat kompleks dan tentatif, berubah-ubah. 

Sebab, eksekusi ide perlu mengikuti the human behavior, perilaku masyarakat berubah seiring berjalannya waktu. Itulah, ungkap Chici, pentingnya tidak menggunakan asumsi pribadi dalam menciptakan ide yang solutif tersebut. 

“It’s okay jika terkesan kompleks dan tidak semudah ekspektasi awal. Karena, kita mengikuti the human behavior yang bisa sewaktu-waktu berubah,ucapnya. 

Penulis: Cysakaren Diva Pratiwi

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp