Ketahui Gejala dan Pencegahan Kanker Karsinoma Nasofaring

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Halodoc.com

UNAIR NEWS – Karsinoma nasofaring merupakan jenis kanker yang tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit – langit rongga mulut. Menurut Dr Achmad Chusnul Romdhoni dr Sp THT-KL(K) FICS dalam kegiatan Dokter Edukasi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Jumat, 4/3/2022) jenis penyakit itu menempati urutan keempat, kelima secara internasional. Dan untuk regio kepala leher, karsinoma nasofaring ini merupakan penyakit (dengan tingkat, Red) keganasan tertinggi. 

“Sekitar 60–70 persen dari head and neck cancer itu adalah karsinoma nasofaring,” jelas Dr Achmad Chusnul Romdhoni dr Sp THT-KL(K) FICS dalam kesempatan tersebut.

Menurut dr Romdhoni, berdasarkan publikasi di Indonesia pada tahun 2012, kasus karsinoma nasofaring ini bertambah sebanyak 6.2 per 100.000 populasi setiap tahunnya. Sejumlah 70–80 persen pasien diantaranya datang dalam kondisi stadium lanjut. 

“Di sini memang yang perlu kita pahami adalah bagaimana dokter umum atau masyarakat aware dalam mendeteksi penyakit ini. Jadi, early detection yang perlu kita galakkan,” ungkap wakil dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu. 

Wakil Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr Achmad Chusnul Romdhoni dr Sp THT-KL(K) FICS. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Faktor Terjadinya Karsinoma Nasofaring

Wakil dekan yang juga menjadi dokter konsultan di Rumah Sakit dr Soetomo Surabaya itu memaparkan beberapa faktor yang mendasari terjadinya karsinoma nasofaring. Yaitu, virus Epstein-Barr (EBV), faktor genetik, khususnya pada ras mongoloid. Namun menurut dr Romdhoni, gen tidak dapat menularkan penyakit ini. Hanya saja yang bersangkutan akan memiliki kerentanan terhadap terjadinya karsinoma nasofaring. 

Terakhir adalah faktor lingkungan. Makanan yang diasinkan akan menimbulkan karsinogen lingkungan yang disebut dengan nitrosamin. Nitrosamin inilah yang membuat daya tahan tubuh menjadi rentan terhadap karsinoma nasofaring. 

“Jadi yang suka makan ikan asin dan  telur asin dari sekarang harus mulai dipikirkan untuk mengganti lauknya dengan yang lain,” sarannya.

Gejala Karsinoma Nasofaring

Dokter Romdhoni menjelaskan bahwa gejala dini karsinoma nasofaring sangat mirip dengan flu atau sinusitis ringan. Pada awalnya pendengaran akan terganggu, seperti ada air di dalam telinga. Kemudian pada hidung akan muncul lendir yang bercampur darah. Selanjutnya muncul benjolan di samping leher, agak ke bawah telinga. 

“Tiga (hal) ini ada pada satu orang usia berapapun, terutama usia di atas empat puluh, maka kita boleh men-suspect ini sebagai suatu karsinoma nasofaring dan untuk dirujuk ke dokter THT-KL,” ujarnya. 

Pencegahan Karsinoma Nasofaring

Karsinoma nasofaring, sambungnya, dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat dengan mengurangi konsumsi makanan yang diasinkan, berolahraga untuk menjaga imun tubuh, dan mengendalikan stres. 

Penulis: Alfiyya Rahmah

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp