Apakah Vaksin Covid-19 Efektif dan Aman pada Kehamilan?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Berita Terkini

Sejak kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengakhiri pandemi ini. Salah satu upaya yang menunjukkan hasil paling efektif adalah dengan dilakukannya pemerataan vaksinasi COVID-19 yang menarget mRNA virus SARS-CoV-2. Efektivitas dan keamanan vaksin COVID-19 telah ditunjukkan pada populasi orang dewasa secara umum, namun minimnya jumlah studi terkait vaksinasi COVID-19 pada kehamilan menimbulkan beberapa pertanyaan terkait efektifitas dan keamanan vaksin COVID-19 pada ibu hamil. Faktanya, wanita hamil memiliki risiko terkena infeksi virus pernapasan dan pneumonia berat karena perubahan fisiologis selama kehamilan. Maka dari itu, kami melakukan penelitian dengan metode review sistematis mengenai upaya pencegahan infeksi SARS-CoV-2 pada ibu hamil untuk mengetahui keamanannya.

Kami melalukan pencarian artikel pada tanggal 20 Juni sampai dengan 22 Juni 2022 di beberapa database jurnal seperti MEDLINE, ScienceDirect, Cochrane Library, Proquest, Springer, medRxiv, dan bioRxiv. Pada akhir pemilihan artikel, terdapat tiga belas studi yang memenuhi keseluruhan dari kriteria inklusi. Penelitian ini mendeskripsikan hasil terkait resiko terjadinya infeksi pada kelompok ibu hamil yang menerima vaksinasi COVID-19 dibandingkan kelompok ibu hamil yang tidak di vaksin. Selain itu, keamanan vaksin COVID-19, dan respon antibodi ibu beserta transfer antibodi dari ibu ke janin melalui plasenta juga menjadi pembahasan yang dilaporkan pada studi kami.

Secara singkat, simpulan penting yang didapatkan pada penelitian ini adalah hasil studi ini menunjukkan bahwa vaksin mRNA, terutama vaksin Pfizer–BioNTech dan Moderna, dapat mengurangi risiko terinfeksi SARS-CoV-2. Vaksin ini dapat menginduksi respons antibodi untuk wanita hamil dan janin. Wanita yang sedang hamil sebaiknya menerima dua dosis vaksin untuk respons antibodi yang lebih kuat baik pada ibu maupun janin. Titer antibodi IgG pada ibu hamil yang mendapatkan vaksin lebih tinggi dibandingkan ibu hamil yang terinfeksi COVID-19. Selain itu, antibodi IgG yang dihasilkan lebih tinggi pada vaksinasi dosis kedua dibandingkan dosis pertama. Menariknya, antibodi IgG terdeteksi juga pada darah tali pusat. Hal ini menunjukkan adanya transfer kekebalan ibu ke janin. Adapun transfer kekebalan ini juga terhitung lebih tinggi pada ibu hamil yang menerima dua dosis vaksin. Namun, usia terbaik pemberian dan berapa lama interval vaksin sebaiknya diberikan masih memerlukan studi lebih lanjut karena adanya mekanisme placental sieving yang membuat jumlah antibody pada janin dapat menurun seiring waktu.

Sementara itu, efek samping yang terjadi pada ibu hamil akiabt vaksin COVID-19 dapat terjadi secara lokal maupun sistemik. Efek samping lokal yang paling umum terjadi adalah nyeri di lokasi injeksi (54-97%). Telah dilaporkan bahwa mayoritas wanita hamil yang menerima vaksinasi, baik sebagai dosis pertama maupun dosis kedua akan mengalami nyeri di tempat suntikan. Adapun efek samping sistemik yang paling umum terjadi pada vaksin Pfizer-BioNTech maupun Moderna di antaranya rasa lelah, nyeri kepala, myalgia, mengigil, demam, dan mual. Suntikan pada vaksin dosis kedua akan menghasilkan efek samping sistemik yang lebih banyak dibandingkan dengan dosis pertama. Selain itu, vaksin Moderna lebih sering dikaitkan dengan efek samping sistemik. Sampai saat ini, telah disimpulkan bahwa vaksinasi tidak mempengaruhi kehamilan, persalinan, atau hasil neonatal dalam jangka pendek. Efek vaksin terhadap kehamilan, persalinan, dan neonatus juga dilaporkan tidak berbeda dengan ibu hamil yang tidak menerima vaksin. Walaupun angka aborsi dilaporkan 12,6% angka ini masih tergolong wajar jika dibandingkan dengan insidensi aborsi yang dilaporkan di Amerika Serikat, yaitu 18,8%. Pengalaman beberapa dekade terkait pemberian vaksinasi ibu hamil telah menunjukkan hasil yang baik dan aman, misalnya pada vaksin Tdap. Apa yang seharusnya menjadi pertimbangan adalah ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami gejala COVID-19 yang lebih berat, sedangkan pemberian vaksinasi COVID-19 tidak menunjukkan hal yang membahayakan kehamilan. Oleh karena itu, vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil seharusnya menjadi prioritas oleh pemerintah.

Akan tetapi, tinjauan sistematis ini memiliki beberapa limitasi yang perlu diperhatikan yakni seluruh studi yang ditinjau merupakan studi observasional karena kurangnya laporan ataupun studi Randomised Control Trial (RCTs) pada vaksinasi COVID-19 untuk ibu hamil. Studi-studi ini juga hanya menggunakan vaksin Pfizer–BioNTech dan Moderna, sehingga perlu dikaji efektivitas dan keamanan jenis vaksin COVID-19 lainnya pada ibu hamil. Oleh karena itu, masih diperlukan penelitian RCTs yang meninjau terkait efek jangka panjang pemberian vaksin Covid-19 untuk mengkonfirmasi hasil dari penelitian ini.

Penulis: Citrawati Dyah Kencono Wungu

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat di jurnal PloS One

Berikut judul dan link artikel:

Judul : mRNA Covid-19 vaccines in pregnancy : A systematic review

Peneliti: Nando Reza Pratama, Ifan Ali Wafa, David Setyo Budi, Manesha Putra, Manggala Pasca Wardhana, Citrawati Dyah Kencono Wungu

Link : https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0261350

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp