Sebuah Tinjauan Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Berkelanjutan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi by Kompas com

Perawat rumah sakit yang berkompeten akan menjamin mutu pelayanan, saat ini praktik keperawatan yang kurang memadai disebabkan oleh kompleksitas dan ketidakjelasan kompetensi perawat. Secara global, pembelajaran keperawatan telah berkembang dari pendekatan konvensional ke digitalisasi.  Kompetensi merupakan hasil kombinasi dari pengetahuan, keterampilan dan nilai seseorang yang mendukung secara efektif, efisien dan profesional. Kondisi praktik keperawatan di praktik perawat tingkat lanjut (APN) Asia Tenggara belum sepenuhnya berfungsi, dukungan administrasi yang buruk, kompetensi praktisi perawat belum terbentuk dan kurangnya kesadaran akan tanggung jawab klinis. Praktik keperawatan yang kurang baik karena kompleksitas dan ketidakjelasan kompetensi, kurangnya kompetensi selama kuliah mengakibatkan minimnya praktik mandiri, sehingga praktik keperawatan belum seimbang di setiap jenjang pelayanan keperawatan, kurangnya pengetahuan, menolak perubahan merupakan kelemahan dalam memberikan asuhan keperawatan dan evaluasi berbasis bukti.

Minimnya pemanfaatan hasil penelitian dalam pelayanan keperawatan. Upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan belum maksimal, kurangnya fasilitas, pendanaan, manajemen, dukungan staf, inefisiensi, dan kurang melibatkan perawat yang berkualitas dalam tim manajemen rumah sakit. Kemampuan komunikasi/koordinasi antar sektor masih kurang sehingga diperlukan model pembelajaran yang sesuai untuk menjamin kualitas layanan.

Tinjauan sistimatis yang sudah dilaksanakan bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi baik teori pembelajaran transformatif maupun pembelajaran berbasis digital. Checklist PRISMA digunakan untuk Protokol/pendaftaran judul, abstrak, teks lengkap dan metodologi dengan kata kunci pembelajaran berkelanjutan DAN pembelajaran Transformatif DAN Kompetensi Digital DAN Keperawatan. Mencari enam database sebagai; Scopus, PubMed, Science Direct, CINAHL, Google Cendekia, dan ProQuest. Penelitian menggunakan kuantitatif dan kualitatif pada jurnal yang diterbitkan sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2020. Metode yang digunakan dalam analisis data adalah deskriptif. Ke-25 artikel penelitian ilmiah tersebut diseleksi dan dibagi menjadi 4 jurusan, 8 jurusan pembelajaran transformatif, 3 kompetensi keperawatan mengacu, 9 digitalisasi, dan 5 pembelajaran.

Tinjauan pustaka untuk pemilihan artikel menggunakan diagram PRISMA dan metode framework PICOS. Menghasilkan 25 artikel yang menunjukkan bahwa pembelajaran transformatif dan digitalisasi dipengaruhi oleh faktor: pendidikan, pengalaman, wawasan, fasilitas, modul/materi, keuangan, kerja kelompok, lingkungan belajar, perspektif, refleksi diri, jenis kelamin, usia, pendampingan, sikap, dukungan, dan kebutuhan belajar. dari tinjauan literatur saat ini. Sebagian besar faktor yang berkontribusi adalah faktor karakteristik peserta didik (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman), fasilitator (pendampingan) dan fasilitas belajar (prasarana, keuangan, lingkungan belajar). Dalam penelitian kualitatif, kuantitatif, cross-sectional dan penelitian tindakan. dilakukan di Eropa, Australia dan Asia. Rata-rata jumlah partisipan yang diteliti adalah 367 orang sebagai subjek yang terlibat dalam penelitian. Faktor pendukung dalam pembelajaran transformatif dan digitalisasi adalah karakteristik individu, faktor fasilitator dan fasilitas pembelajaran. Proses pembelajaran yang didasarkan pada pembelajaran transformatif dan pertimbangan digitalisasi karena telah terjadi pergeseran dari pembelajaran konvensional ke digitalisasi. WHO melaporkan 16 negara di Afrika, sembilan negara memiliki 56% kendala keuangan dan tujuh negara 44% memiliki keterbatasan materi dan keahlian teknis dan 100 siswa menghitung obat secara konvensional membutuhkan kecepatan waktu 38,9 menit kelompok kontrol dan kelompok kontrol. kelompok intervensi menggunakan digital 5,02 menit. Kemampuan perawat menggunakan komputer 30% dan 25% siswa tidak memiliki pengetahuan menggunakan MS Excel dan software. Keterampilan komunikasi yang signifikan antara kelompok p-0,046 dan penilaian fisik p= 0,00, melalui pembelajaran pengetahuan perawat meningkat dari 94,8% menjadi 100% 12 dan 62,2% perawat kompeten menggunakan teknologi digital dan 30% tidak memiliki keterampilan menggunakan komputer untuk referensi, 46,2 % perawat tidak memiliki akses ke komputer, 54,2% tidak mengikuti pelatihan keperawatan tahun lalu dan 96,8% perawat membutuhkan pelatihan. Fakta menunjukkan bahwa kurangnya frekuensi pelatihan klinis, inisiatif, kesempatan, dukungan, akibatnya mempengaruhi praktik mandiri dan kualitas layanan. Pengembangan model pembelajaran transformatif dan digitalisasi akan meningkatkan kesadaran, harapan, niat dan keinginan perawat untuk belajar, namun penulis termotivasi untuk mengadakan LR untuk mendukung topik disertasi.

Metode ini membuat para pelatih dan peserta dapat memperkaya diri untuk lebih mendukung proses belajar mengajar. Ini akan mendukung proses pembelajaran perawat berkelanjutan berdasarkan pembelajaran transformatif dan digital. Kita perlu mengetahui dan mampu mengkategorikan kedua jenis faktor tersebut secara rinci sehingga dapat disusun dengan baik dan komprehensif, seperti faktor pendukung dan faktor yang mempengaruhi. Faktor pendukung internal pembelajar dapat dilihat dari faktor-faktor berikut, dimana hasil kajian dalam pasal LR menyatakan dengan jelas dan dapat diakui bahwa semua faktor tersebut dapat memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran karena semua ini muncul dari dalam diri. seseorang, meliputi faktor sikap, pengembangan wawasan, wawasan, kerja kelompok, cara pandang/persepsi, refleksi diri, pengalaman, tindakan, transformatif, usia dan jenis kelamin. Sementara itu, ada juga faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran transformatif dan proses pembelajaran digital tergantung pada pendidikan/kualifikasi, pendampingan, kebutuhan/kebutuhan, pembelajaran fasilitas termasuk guru, dukungan, lingkungan belajar, hambatan dan jaminan kualitas. Karena jika ketersediaannya tidak mencukupi atau proses penerapannya sangat minim akan mempengaruhi perkembangan pembelajaran yang ada. Sehingga kedua kategori faktor diatas perlu diperdalam dan dirinci pada penelitian selanjutnya, untuk memperoleh informasi yang lengkap tentang bagaimana mensukseskan proses pembelajaran keperawatan klinik terkait pembelajaran berkelanjutan sehingga kompetensi perawat itu sendiri dapat ditingkatkan dan dikembangkan lebih baik lagi.

Penulis: Domingos Soares, Nursalam Nursalam

Sumber jurnal:

http://www.jidmr.com/journal/wp-content/uploads/2021/12/70-M-18.-2269-Domingos-Soares-.pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp