Mengapa Karyawan Enggan untuk Berbagi Pengetahuan?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Money Kompas

Pengetahuan sebagai sumber daya secara bertahap menjadi sumber daya inti organisasi di era ekonomi pengetahuan. Organisasi mencoba untuk merangsang berbagi pengetahuan di antara karyawannya, tetapi beberapa berpotensi untuk menyembunyikan pengetahuan mereka demi mempertahankan kekuasaan dan posisi mereka di tempat kerja. Karena pengetahuan adalah sumber daya vital, perilaku untuk berbagi pengetahuan ditentukan oleh orang-orang yang memilih siapa, kapan, dan mengapa berbagi harus berbagi pengetahuan, aspek-aspek spesifik seperti nilai kontekstual, batasan, dan kelangkaan budaya organisasi semuanya berkontribusi penting dalam memperjelas hal-hal yang mendasarinya. Ironisnya, banyak karyawan yang enggan untuk berbagi pengetahuan meskipun mereka mengetahui bahwa berbagi pengetahuan memiliki manfaat yang cukup besar bagi karyawan dan juga perusahaan. Hal ini menyiratkan bahwa meskipun banyak manfaat dari berbagi pengetahuan, karyawan terus berpartisipasi dalam penyembunyian pengetahuan, yang melibatkan penyembunyian informasi dari rekan kerja mereka. Masalahnya adalah bahwa perilaku menyembunyikan pengetahuan adalah fenomena tempat kerja yang menyebar yang menghambat transfer pengetahuan dan mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan bagi perusahaan.

Ada beberapa hal yang menjadi alasan, mengapa karyawan enggan untuk membagi pengetahuan yang mereka punya kepada orang lain. Pertama, semakin kompleks pengetahuan, semakin besar kemungkinan karyawan akan menyembunyikannya dari rekan kerja mereka. Hal ini menyiratkan bahwa karyawan cenderung menganggap bahwa pengetahuan yang sederhana mudah untuk dibagikan, tetapi tidak demikian dengan tacit knowledge. Karyawan menganggap bahwa tacit knowledge adalah milik mereka sendiri; dengan demikian, mereka menyimpannya sebagai sumber daya yang penting. Temuan ini menyarankan manajer harus mengidentifikasi dampak dari karakteristik pengetahuan ketika mempersuasi karyawan untuk berpartisipasi dalam kegiatan berbagi pengetahuan. Hubungan interpersonal merupakan faktor penting ketika memutuskan untuk berbagi atau menyembunyikan pengetahuan. Ketika karyawan tidak mempercayai rekan-rekan mereka, kemungkinan besar mereka tidak akan berbagi pengetahuan. Hasil ini menunjukkan bahwa manajer menyadari bahwa kepercayaan menjadi pondasi penting bagi organisasi. Untuk memotivasi karyawan agar secara aktif terlibat dalam praktik berbagi pengetahuan, tingkat kepercayaan di antara mereka juga harus ditingkatkan.

Temuan yang sangat menarik dari studi ini adalah menyembunyikan pengetahuan justru dapat meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku menyembunyikan pengetahuan tidak selalu dianggp sebagai perilaku yang berbahaya atau disfungsional karena mereka yang berpartisipasi dalam perilaku tersebut berusaha untuk melindungi kepentingan mereka sendiri, atau bahkan organisasi mereka. Karyawan termotivasi untuk meningkatkan kinerja mereka; namun, mereka menjaga ego mereka sendiri dan berusaha untuk lebih unggul disbanding dengan rekan-rekan mereka. Dengan demikian, karyawan memilih untuk menyembunyikan pengetahuan sebagai taktik jangka pendek yang sangat efektif untuk meningkatkan kinerja mereka. Namun, perilaku menyembunyikan pengetahuan dapat berakibat negative dalam jangka panjang. Maka dari itu manajer harus menumbuhkan lingkungan kerja yang etis, menekankan kepercayaan sesama karyawan dan menciptakan iklim berbagi pengetahuan. Pengembangan budaya perusahaan yang positif semuanya dapat berkontribusi untuk mencegah karyawan menyembunyikan pengetahuan.

Penulis: JOVI SULISTIAWAN

Judul Jurnal: Why and When Do Employees Hide Their Knowledge?

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp