Kesejahteraan Pekerja Kunci dari Future Work

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi tenaga kerja konstruksi.(Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)

UNAIR NEWS – Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar webinar bertajuk Preparing Human Capital for 2022 and Beyond pada Rabu (2/3/2022). Kegiatan yang diadakan secara daring melalui zoom meeting tersebut menghadirkan Direktur Lembaga Pengembangan Manajemen dan Bisnis (LPMB) Universitas Airlangga Dr. Windijarto MBA sebagai narasumber. 

Dalam kegiatan tersebut Dr. Windijarto MBA menuturkan, FEB UNAIR membuka beberapa pelatihan. Mulai pelatihan leadership hingga meningkatkan kepekaan dalam berkomunikasi efektif.

Training-training yang akan kami lakukan nanti lebih mengacu pada Top Ten HR Trends for The 2022 Workplace. Salah satunya, the future of work is employee well-being,” tuturnya.

Windijarto menuturkan, penerapan kesejahteraan pekerja dalam sebuah perusahaan akan menurunkan angka pengunduran diri. Terlebih pada generasi Z yang memprioritaskan manfaat kesejahteraan dalam memilih pekerjaan baru.

Sesi tanya jawab dalam webinar Preparing Human Capital for 2022 and Beyond.

Lima Kunci Kesejahteraan Pekerja

Lebih lanjut Dr Windijarto menjelaskan, ada lima hal yang diharapkan para pekerja. Pertama, financial well-being yang meliputi semua kompensasi, dana pensiun, hingga dana kesehatan dan pendidikan.

“Lalu, mental health well-being. Kesehatan itu penting, terutama kesehatan mental. Perusahaan besar harus mulai menyiapkan untuk mental health,” tukasnya. 

Selanjutnya, social well-being yang meliputi kebiasaan dari suatu perusahaan hingga keseimbangan dalam kehidupan kerja. Bukan hanya itu, physical well-being dan career well-being juga perlu diperhatikan oleh perusahaan. 

Top Ten Power Skills For 2022

Untuk mencapai kesejahteraan, pekerja tentu memerlukan skills penunjang sesuai dengan perusahaannya. Dr Windijarto mengungkapkan, pada 2022 ketahanan dan kemampuan beradaptasi menjadi salah satu skill yang sangat diperlukan. Selain itu, kemampuan dalam teknologi diperlukan dalam era digital ini

“Kemudian, kemampuan berkomunikasi, emotional intelligence, cross-functional collaboration, leading through change,” tuturnya. 

Ia menambahkan, menjadikan sebuah perubahan sebagai peluang dan dapat mengelolanya dengan baik juga merupakan kemampuan yang banyak dicari oleh perusahaan saat ini. Kemudian, mengelola stress pada era ini sangat penting karena beban yang semakin bertambah. 

“Lalu, manajemen waktu dan terakhir kreativitas,” ujarnya.

Hadapi Transformasi Digital

Turut hadir Direktur Eksekutif Forum Human Capital Indonesia Sofyan Rohidi MBA. Pada kesempatan itu, Dr Windijarto mengungkapkan, sumber daya manusia (SDM) perlu mempersiapkan perubahan dalam menghadapi transformasi digital.

“SDM harus mampu beradaptasi dengan perubahan. Mampu memahami dan mempelajari hal-hal baru dengan cepat. Jangan hanya menerima, tapi terus mencari tahu,” tambahnya. 

Sofyan melanjutkan, SDM juga harus mampu bertahan dan berprestasi dalam kondisi apapun. SDM juga dituntut untuk dapat bekerja sama dengan siapapun. 

“Talenta hebat harus kita siapkan, tidak muncul tiba-tiba. Harus dilakukan dan dibina sejak awal kuliah. Tidak hanya diberikan hard skills, kampus juga perlu memberi soft skills,” tuturnya. (*)

Penulis: Alysa Intan Santika

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp