FKH UNAIR Ajak Mahasiswa Peduli Pengembangan Sapi Asli Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Drh Dicky Mohammad Dikman Mphil saat mengisi kuliah tamu FKH UNAIR. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (UNAIR) melalui Divisi Reproduksi Veteriner kembali menggelar kuliah tamu pada Kamis (2/3/2022). Webinar tersebut mengangkat tema “Peduli Pengembangan Sapi Asli Indonesia”.

Drh Dicky Mohammad Dikman Mphil di awal penyampain materi menyebut salah satu sapi asli Indonesia yang tengah dikembangkan oleh pemerintah adalah Sapi POGASI. Sapi POGASI Agrinak, sambungnya, merupakan singkatan dari Peranakan Ongole Grati Hasil Seleksi Agrinak.  

“Sapi POGASI merupakan galur baru hasil penelitian pemuliaan selama lebih dari 15 tahun, sampai empat generasi, yang telah dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Loka Penelitian Sapi Potong (Lolitsapi),” ungkapnya.

Lebih lanjut, alumni FKH UNAIR itu menyebut Sapi POGASI memiliki ciri eksterior mirip sapi PO pada umumnya. Tetapi, sambungnya, beberapa mempunyai ciri khas berupa tanduk yang bungkul (pendek dan besar, red), gumba yang tumbuh ke atas dan tidak kesamping, gelambir berlipat kecil dan banyak, telinga menggantung tapi sejajar, warna kulit putih bersih cenderung kekuningan dan rambut di ujung ekor berwarna hitam kelam.

Selain itu, tambahnya, analisis sekuensing terhadap genotip, menghasilkan produk amplikon pita tunggal dan hasil analisis clustering cenderungan mengelompok di satu subclade, suatu indikasi kespesifikan genetik yang sangat kuat.

“Hasil sekuen terhadap sex-determining Region of Y (SRY), menunjukkan masih dominannya darah Bos indicus dan tidak ada ciri-ciri genetik Bos Taurus. Kondisi ini berbeda dengan sapi PO yang ada di peternak,” jelas Drh Dicky.

Hasil analisis haplotype, sambungnya, menunjukkan keberadaannya di 13 haplotipe dengan pola SNP yang bervariasi. Ini menunjukkan keseragaman dan tidak tercampur dengan jenis sapi lain dan hasil analisis filogenetik berdasar 24 primer SNAP, mengelompok di satu klaster (dari 3 klaster yang ada, –red) menunjukkan kedekatan jarak dan keseragaman genetiknya.

“Hasil-hasil penelitian terhadap galur sapi POGASI menunjukkan bahwa pemberian pakan asal limbah pertanian dengan kandungan PK 10.4% dan SK 26,3% pada sapi jantan muda mampu mencapai rata-rata pertambahan bobot badan harian (PBBH) sebesar 0.7 kg,” paparnya.

Lalu, pemberian pakan berbasis tepung gaplek dengan kandungan PK 9,9% pada sapi jantan umur 2 tahun, mampu mencapai rata-rata PBBH sebesar 0.8 kg dan karkas 50,96%

“Dengan keunggulan Sapi POGASI Agrinak berupa efisiensi ransum, mampu tumbuh dan berkembang optimal di daerah lahan kering dan temperatur panas, sistem pemeliharaan semi intensif serta produktivitas optimal, maka sapi ini patut dikembangkan lebih lanjut sebagai sapi asli Indonesia berdaya saing tinggi,” pungkasnya.

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp