Prof Nicolaas Temukan Lima Hal dalam Riset Operasi Penggantian Sendi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Prof Nicolaas C. Budhiparama dr PhD SpOT(K) FICS memperoleh anugerah sebagai Guru Besar Kehormatan bidang kesehatan Universitas Airlangga (UNAIR).

UNAIR NEWS – Prof Nicolaas C. Budhiparama dr PhD SpOT(K) FICS memperoleh anugerah sebagai Guru Besar Kehormatan bidang kesehatan Universitas Airlangga (UNAIR). Prof Nicolaas menyelesaikan tugas akhir tesis dari Leiden University dengan judul Total Knee Arthroplasty: The Asian Perspective on Patient Outcome, Implants, and Complications.

Lewat penelitiannya, Prof Nicolaas menemukan ada ruangan yang masih bisa ditingkatkan dalam prosedur total knee arthroplasty (TKA) dalam rangka meningkatkan kepuasan pasien. TKA atau operasi penggantian sendi adalah salah satu prosedur operatif yang paling banyak dilakukan pada stadium akhir osteoartritis (OA).

“Penelitian dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kepuasan pasien TKA baik dari faktor pasien dan faktor pembedahan,” terangnya.

Prof Nicolaas dan tim melakukan perbandingan antara populasi di Amerika Serikat, Eropa dan Asia. Dokter spesialis orthopedi dan traumatologi Indonesia itu menerangkan ada lima poin dalam buku tesis doktoralnya.

Implan Lutut yang Tidak Cocok pada Pasien Indonesia dan Belanda

Prof Nicolaas dan tim menemukan bahwa penduduk Kaukasia memiliki dimensi tulang femur dan fibia yang berbeda. Penduduk Kaukasia memiliki ukuran yang lebih besar dari orang Asia.

“Meningkatkan rentang ukuran komponen tibialis dan femoralis untuk dimensi anteroposterior akan meningkatkan persentase kecocokan yang optimal untuk pasien Asia dan Kaukasia,” terangnya.

Perbandingan Ukuran Hasil Klinis Pasien Asia dengan Amerika Utara

Peraih Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dalam bidang kesehatan dan olahraga itu  menemukan bahwa populasi Asia memiliki rentang gerak atau range of motion (ROM) yang secara signifikan lebih buruk dibanding Amerika Utara. Meskipun demikian, namun hasil pasca operasi orang Asia sebanding dengan orang Amerika Utara.

“Tingkat nyeri yang lebih tinggi pada populasi Asia dibanding Amerika Utara mungkin disebabkan oleh perbedaan budaya dan atau alasan sosial ekonomi,” paparnya.

Circumferential Patellar Denervation dalam Penurunan Nyeri Lutut

Hasil kauterisasi patella tidak menunjukkan adanya perbedaan nyeri lutut anterior, luaran fungsional, dan tingkat kompilasi dibanding dengan non-kauterisasi patella pada pasien TKA primer. Hasil penelitian tersebut juga tidak merekomendasikan kauterisasi patella melingkar pada patella untuk pasien yang menjalani TKA.

Apakah Penemuan Terbaru Selalu yang Terbaik?

Dalam penelitian Prof Nicolaas ditemukan bukti yang bertentangan mengenai apakah navigasi komputer berbasis akselerometer mengurangi jumlah outlier bidang koronal. Tidak ada bukti berkualitas lebih tinggi yang menunjukkan manfaat menarik dari teknologi navigasi komputer.

“Kami menyimpulkan bahwa teknologi ini tidak direkomendasikan untuk diadopsi secara luas,” terangnya.

Profilaksis Tromboemboli Vena (VTE) untuk Artroplasti Pinggul Dan Lutut

Prof Nicolaas menemukan tiga benua menunjukkan bahwa Amerika, Eropa, dan Asia memiliki guideline berbeda-beda. Diprediksi bahwa angka VTE lebih tinggi ditemukan pada orang Kaukasia.

“Pendekatan multimodal yang berfokus pada mobilisasi dini pasca operasi dan penggunaan profilaksis mekanis, selain kemoprofilaksis sangat penting,” jelasnya. (*)

Penulis :  Sandi Prabowo

Editor  :  Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp