Pakar UNAIR Menilai Kepemilikan Gawai Jadi Persoalan Utama Program KTP Digital

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Pasca UNAIR) kembali menggelar kegiatan Leaders Talk. Pada Rabu (23/02/2022), kegiatan tersebut mengusung tajuk Sinau Bareng Kebijakan KTP Digital. 

Muhammad Miftahussurur dr MKes SpPD KGEH PhD menyebut bahwa program KTP digital dapat membantu kelancaran administrasi. KTP digital, merupakan program kepengurusan identitas yang dilakukan secara digital. Perangkat utama yang dibutuhkan yakni gawai (telepon pintar, red).

“Namun masalahnya adalah penggunaan gawai yang belum merata. Tidak semua masyarakat Indonesia ini memiliki gawai dan mampu menggunakannya,” tutur dr Miftahussurur. 

Wakil Rektor UNAIR Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi tersebut juga menyampaikan persoalan lain terkait KTP digital. Dalam hal ini, dr Miftahussurur mengharapkan agar UNAIR ikut berperan menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Keamanan data juga perlu menjadi perhatian. Harus ada jaminan keamanan data melalui perlindungan data pribadi. Selain itu, tata kelola keamanan informasi harus turut menjadi perhatian,” papar dr Miftahussurur.

Guna memberi solusi sejumlah permasalahan KTP digital, kegiatan tersebut juga menghadirkan beberapa kepala daerah. Para kepala daerah yang hadir berasal dari Surabaya, Lamongan, Pamekasan, dan Trenggalek. Mereka kemudian memaparkan program-program yang mempermudah layanan administrasi kependudukan di daerah masing-masing. 

Terakhir, dokter spesialis penyakit dalam tersebut juga menghimbau adanya penyesuaian program pemerintah daerah dengan kebutuhan masyarakat setempat. Selanjutnya, program juga wajib mempertimbangkan perkembangan digital pada masyarakat tersebut. “Hal itu akan tercapai melalui pengolahan dan analisis data dari sumber yang berkualitas,” ungkapnya.

Selain itu, data kependudukan yang akurat, valid, dan mutakhir akan menjadi prasyarat pencapaian tujuan pembangunan nasional. “Tentu didukung dengan pelayanan publik yang prima, sebagai perwujudan penyelenggaraan pembangunan yang berkelanjutan,” imbuh dr Miftahussurur.

Untuk itu bagi dr Miftahussurur, kegiatan itu akan memberikan manfaat bagi masyarakat. “Khususnya di tengah ancaman kebocoran data dan literasi keamanan data,” sambungnya.

Selain dr. Miftahussurur, pembicara lain turut hadir yakni Atase Kebudayaan Kedutaan Besar Indonesia di Singapura, Igak Satrya Wibawa SSos MCA PhD. Menurutnya, identitas digital dapat membantu ketepatan pemetaan data dengan tepat. 

“Seperti yang terjadi di Singapura dan mungkin dapat diterapkan oleh Indonesia. Identitas digital dapat menghimpun berbagai data. Dampaknya akan berguna bagi penyesuaian kebutuhan masyarakat,” terang Igak. 

Penulis: Fauzia Gadis Widyanti

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp