Risiko Diabetes Mellitus di Kalangan Usia Dewasa Muda, Obesitas dan Kegemukan Penyebabnya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
ilustrasi oleh istockphoto.com

UNAIR NEWS – Obesitas dan kegemukan dapat dialami oleh seseorang dari semua kelompok usia, termasuk usia dewasa muda. Kedua hal tersebut, obesitas dan kegemukan merupakan faktor pencetus terjadinya penyakit sindroma metabolik di masa yang akan datang. Sindroma metabolik tersebut dapat berkorelasi dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas, serta merupakan beban secara sosioekonomi di masyarakat.

Salah satu penyakit terkait sindroma metabolik adalah diabetes mellitus atau kencing manis tipe 2. Penderita penyakit ini, kadar gula dalam tubuhnya meningkat dan dapat menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah serta mengganggu persarafan pada berbagai organ tubuh manusia.

Prof Viskasari Pintoko Kalanjati dr M Kes PA(K) PhD menyebut pengukuran indeks massa tubuh serta rasio lingkar pinggang panggul dapat menjadi parameter awal deteksi obesitas dan kegemukan pada sampel suatu populasi. 

Pada penelitian yang dilakukannya, adanya peningkatan kadar gula darah dalam tubuh yang dipelajari pada orang-orang dengan indeks massa tubuh dan rasio lingkar pinggang dan panggul normal dan tinggi. Sampel populasi adalah kelompok usia 17-23 tahun dengan status sebagai mahasiswa di Kota Kediri, Jawa Timur, Indonesia. 

“Dari penelitian ini diharapkan adanya kesadaran masyarakat khususnya kalangan usia dewasa muda akan risiko obesitas dan kegemukan terhadap kadar gula darah yang nantinya dapat menjadi faktor risiko penyakit DM T2. Serta dapat menyebabkan peningkatan angka kesakitan bahkan kematian di usia yang lebih lanjut,” ujarnya.

Lebih lanjut, guru besar Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) menjelaskan bahwa kadar glukosa darah dari 150 partisipan diukur menggunakan metode glucometri dari darah tepi minimal 8 jam puasa, pengukuran indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dan panggul diukur menggunakan metode antropometri standar oleh dua tenaga kesehatan profesional yang terlatih.

“Dari penelitian ini didapatkan bahwa 30,7% partisipan mengalami obesitas, di mana laki-laki memiliki indeks massa tubuh yang lebih besar dibandingkan perempuan secara bermakna. Didapatkan 18% angka kegemukan dengan besaran indeks massa tubuh perempuan yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan laki-laki. Sebanyak 15,3% partisipan masuk dalam kategori kurus, dan sisanya memiliki indeks massa tubuh yang normal,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, didapatkan 9 dari 150 partisipan dengan angka GDP melebihi nilai normal, dan didapatkan hubungan yang erat antara besaran indeks massa tubuh maupun lingkar pinggang dan panggul seseorang dengan kadar gula darah puasa (GDP). c

“Bahwa faktor risiko penyakit kencing manis berkaitan erat dengan obesitas dan kegemukan pada usia dewasa muda yang nampak sehat. Hal ini hendaknya menjadi perhatian kita untuk berusaha menjaga pola hidup sehat dan mengatur diet agar terhindar dari obesitas dan kegemukan dini yang berpotensi menyebabkan penyakit kencing manis di masa yang akan datang,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Suryadiningrat

Editor: Nuri Hermawan 

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp