Gambaran Suhu Permukaan Tanah di Pulau Kalimantan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by CNBC Indonesia

Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar ketiga setelah Greenland dan New Guinea. Sebagian besar area pulau milik Indonesia, dan area pulau yang tersisa milik Malaysia dan Brunei Darussalam. Kalimantan memiliki dataran rendah, pegunungan, dan sabana dengan berbagai macam tumbuhan dan hewan sebagai habitat khas di hutan hujan tropis. Suhu ekstrim dapat menyebabkan hilangnya habitat yang sesuai untuk hewan dan tumbuhan. Rerata suhu permukaan pulau Kalimantan diperkirakan akan meningkat 3-5°C pada akhir abad ke-21. Beberapa bagian pulau kalimantan yang mengalami deforestasi memiliki suhu yang lebih tinggi daripada kawasan berhutan.

Menilai kenaikan suhu permukaan tanah berdasarkan data citra satelit skala besar sangat penting dan mendasar untuk integritas lingkungan di masa depan. Beberapa penelitian telah menyelidiki tren dan pola suhu permukaan tanah menggunakan berbagai metode statistik seperti cubic spline, yang banyak digunakan untuk data smoothing dan tentunya regresi linier. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi harian suhu permukaan tanah di Pulau Kalimantan menggunakan data MODIS NASA dari tahun 2000 hingga 2019.

Database MODIS Land Surface Temperature (LST) – suhu permukaan tanah yang tersedia secara online, digunakan dalam analisis ini. Situs web ini mencakup semua wilayah di dunia dan menyediakan data suhu permukaan tanah pada siang dan malam hari. Data tersebut berisi suhu rata-rata setiap 8 hari jika kondisi langit cerah untuk area seluas 0,859 km2. Data LST yang diunduh didasarkan pada pusat subregion di pulau untuk menghindari data yang hilang. Kami dapat menghapus nilai yang hilang dari analisis. Bencana alam yang dapat menyebabkan adanya data yang hilang dan membutuhkan transformasi data, kemudian data yang hilang tersebut dikeluarkan. Kami menyimpan semua outlier dalam kumpulan data untuk menjaga kelengkapan data suhus permukaan tanah. Data suhu, awalnya disimpan dalam skala Kelvin, diubah menjadi skala Celcius sebelum dianalisis.

Model regresi multivariat digunakan untuk menganalisis data suhu permukaan tanah yang disesuaikan secara musiman untuk mendeteksi adaya korelasi spasial. Semua analisis dan tampilan grafis dilakukan dengan menggunakan R. Antara tahun 2000 dan 2019, suhu permukaan tanah terendah adalah hari ke-1 (Januari), yaitu pada musim hujan, dan LST tertinggi pada hari ke-267 (September). Rata-rata suhu permukaan tanah harian tertinggi adalah 28.9℃. Peningkatan rata-rata keseluruhan adalah 0,2℃. per dekade dengan interval kepercayaan 95% (0.14,0.27) ℃. Terdapat variasi suhu permukaan tanah yang luas untuk setiap daerah. Secara keseluruhan, Pulau Kalimantan mengalami peningkatan LST per dekade yang signifikan pada 5 wilayah (Sarawak, Kalimantan utara, Kalimantan barat, Kalimantan barat-tengah, Kalimantan tengah) dan 3 wilayah yaitu Sabah dan Brunei, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan tidak mengalami peningkatan LST harian yang signifikan.

Kami menemukan bahwa rata-rata suhu permukaan tanah di Pulau Kalimantan meningkat sebesar 0,2℃. per dekade. atau 2℃ per abad, dan lebih rendah dari kenaikan 3-5℃ per abad yang diprediksi oleh Tangang et al. (2012). Perubahan suhu permukaan tanah di Pulau Kalimantan sangat signifikan. Peningkatan variasi  suhu permukaan tanah dapat terjadi karena deforestasi dan perubahan penggunaan lahan.

Perubahan suhu permukaan tanah dapat dipengaruhi oleh jenis tutupan lahan, khususnya vegetasi. Vegetasi yang sehat di suatu daerah bisa menjadi filter, sehingga menghambat peningkatan suhu permukaan. Vegetasi hijau dapat menyerap radiasi sinar matahari dan menggunakannya untuk fotosintesis. Perubahan pada vegetasi pulau sejalan dengan peningkatan suhu di Kalimantan. Penggundulan hutan diyakini sebagai penyebab naiknya suhu di wilayah daratan. Studi lain menunjukkan bahwa daerah dengan indeks vegetasi rendah akan memiliki suhu permukaan tanah tinggi. Studi lain menunjukkan bahwa indeks vegetasi yang rendah di Kalimantan menggambarkan peningkatan suhu permukaan tanah.

Peningkatan LST di Pulau Kalimantan merupakan salah satu sinyal pemanasan regional. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan penelitian ini pada skala yang lebih luas. Diperlukan pendekatan lain untuk meningkatkan akurasi dan estimasi, misalnya menggunakan pulau-pulau besar lainnya yang terletak di garis lintang lebih jauh dari garis khatulistiwa, seperti Greenland. Penambahan variabel lain seperti NDVI, elevasi lahan, dan tutupan lahan dalam analisis mungkin juga penting karena sebagian besar pulau besar mengandung pegunungan dan perubahan penggunaan lahan.

Penulis: Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep., M.KKK.

Link jurnal: Munawar, M., Prasetya, T. A. E., McNeil, R., & Jani, R. (2022). Statistical modeling for land surface temperature in Borneo island from 2000 to 2019. Theoretical and Applied Climatology. https://doi.org/10.1007/s00704-021-03891-8

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp