Alfa-tokoferol Menetralkan Dampak Buruk Paparan Racun Dioksin pada Kesuburan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Erabaru

Senyawa 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin  (TCDD) yang secara umum disebut dengan dioksin, adalah polutan organik beracun, produk sampingan dari proses industri pestisida, pembakaran limbah yang tidak sempurna dan kebakaran hutan. Proses pembakaran sampah secara terbuka adalah sumber utama pencemaran dioksin. Emisi TCDD global adalah sekitar 97 kg TEQ (toxic equivalent) per tahun, Asia dan Afrika merupakan sumber pencemaran TCDD terbesar dibandingkan benua yang lain. TCDD pernah digunakan sebagai senjata kimia dengan nama Agen Oranye selama Perang Vietnam (Agustus 1965 hingga Februari 1971). Insiden keselamatan publik terkait TCDD juga pernah terjadi pada Juli 1976, ketika sebuah pabrik kimia meledak di dekat Seveso, Italia, yang dikenal sebagai Bencana Seveso. Akibat bancana ini, penduduk setempat terpapar tingkat TCDD tertinggi yang pernah terjadi, yang berdampak buruk pada kesehatan.

TCDD sangat sulit untuk terurai, larut dalam lemak, dan waktu paruh 7-9 tahun, sehingga TCDD dapat terakumulasi dalam tanah dan air, memasuki rantai makanan yang pada akhirnya dikonsumsi oleh manusia. Lebih dari 90% paparan TCDD pada manusia adalah melalui makanan, terutama daging dan produk susu, ikan, dan kerang yang terpapar TCDD. Organisasi kesehatan dunia (World Health Organization, WHO) menyatakan bahwa TCDD adalah karsinogen manusia. TCDD juga telah terbukti menghasilkan efek toksik pada syaraf, hati, system imun, dan kesuburan.

Saat ini, gangguan reproduksi pria telah menjadi perhatian dan menjadi masalah di seluruh dunia. Terjadinya kanker testis dan penurunan kesuburan pria meningkat di banyak negara. Menurut penelitian Agarwal dkk (2015), setidaknya 30.000.000 pria di seluruh dunia menderita  gangguan kesuburan. Hal itu diduga antara lain juga akibat paparan polutan lingkungan yang efek toksisitasnya pada sistem endokrin reproduksi. Dengan pesatnya perkembangan industri, gangguan reproduksi pria yang disebabkan oleh racun lingkungan meningkat. Berbagai efek samping TCDD telah diteliti secara epidemiologis pada manusia dan hewan. Penelitian eksperimental kami pada tahun 2021 pada tikus putih sebagai model membuktikan bahwa TCDD menyebabkan kerusakan jaringan testis berupa penurunan diameter dan ketebalan epitel tubulus seminiferus, jumlah sel Leydig, dan produksi spermatozoa.

Pada jaringan testis sebenarnya telah memiliki mekanisme pertahanan terhadap serangan radikal bebas. Namun, paparan TCDD menginduksi stres oksidatif, yang ditandai dengan pembentukan radikal bebas berlebihan, dan menghancurkan system pertahanan antioksidan dalam testis. Oleh karena itu, pemberian senyawa  alfa tokoferol sebagai antioksidan diharapkan dapat mengurangi efek stres oksidatif pada fungsi testis. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengevaluasi efek restoratif alfa tokoferol pada fungsi testis berdasarkan ekspresi antioksidan, jumlah sel Leydig, konsentrasi testosteron serum, jumlah sel perma, persentase sel sperma hidup (viabilitas sperma), persentase sel sperma bergerak lincah maju ke depan (motilitas sperma), dan kelainan morfologi sperma pada tikus putih sebagai hewan model. Prosedur penelitian ini telah disetujui oleh Komite Pengawasan dan Penggunaan Hewan Coba, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga No. 267/HRECC.FDRM/VI/2020. Eksperimen telah dilakukan secara memadai untuk meminimalkan rasa sakit atau ketidaknyamanan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Komite Etik Hewan Institusional. Para peneliti terdiri atas Prof. Dr. Wurlina, drh., MS, Prof. Dr.  Imam Mustofa, drh., M.Kes., Prof. Dr. Dewa Ketut Meles, drh., MS., Dr.Erma Safitri, drh., M.Si., Prof. Dr. Suherni Susilowati, drh., M.Kes, Dr. Sri Mulyati, drh., M.Si., Dr. Budi Utomo, drh., M.Si., dan  Suzanita Utama, drh., M.Phil., Ph.D. Prof. Meles merupakan pakar ilmu farmakologi dari Divisi Ilmu Kedokteran Veterinary Dasar, sedangkan para peneliti yang lain dari Divisi Reproduksi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga.

Senyawa alfa tokoferol merupakan bagian dari senyawa yang secara umum disebut sebagai vitamin E. Vitamin E terdiri atas delapan senyawa, yaitu empat macam senyawa tokoferol (alfa, beta, gama, dan delta) serta empat macam senyawa tokotrienol (alfa, beta, gama, dan delta). Vitamin E merupakan senyawa yang larut dalam lemak sehingga diharapkan lebih poten dalam melawan stress oksidatif akibat paparan TCDD yang juga mudah larut dalam lemak. Hasil penelitin ini menunjukkan bahwa paparan TCDD menurunkan aktivitas antioksidan dalam jaringan testis, menyebabkan penurunan kesuburan ditandai dengan kerusakan membrane spermatozoa, menurunkan jumlah sel Leydig, jumlah sel sperma, persentase sel sperma hidup, motilitas serta meningkatkan persentase sel sperma yang mengalami kelainan morfologi. Pemberian dosis 140 mg atau 259 mg alfa tokoferol per kilogram BB setiap hari selama 45 hari menetralkan dampak negatif dari paparan TCDD sehingga kesuburannya kembali sama dengan pada tikus normal.

Temuan pada penelitian ini dapat dijadikan dasar kajian lebih lanjut untuk penerapannya pada hewan ternak yang dipelihara di dekat sumber pencemaran TCDD, misalnya sapi atau kambing yang dipelihara di lokasi Tempat Pembuangan Akhir  (TPA) sampah. Demikian juga penelitian lebih lanjut oleh Dokter yang berwenang untuk menetralkan paparan polusi TCDD yang berakibat pada gangguan kesuburan pria.

Artikel ilmiah hasil penelitian ini sudah terbit pada jurnal Veterinary World (https://www.veterinaryworld.org/) suatu jurnal internasional bereputasi, terindeks Scopus Q1/H index= 18 (38/83)/SCImago Journal Rank (SJR): 0.55/Cite Score: 2.6/Impact Factor: 1.547. Artikel dapat di akses melalui tautan: http://www.veterinaryworld.org/Vol.15/February-2022/11.pdf

Penulis: Prof. Dr. Imam Mustofa, drh., M.Kes. (Co author)

Disarikan dari artikel:

Research article

Wurlina W, Mustofa I, Meles DK, Safitri E, Susilowati S, Mulyati S, Utomo B, Utama S (2022) alfa Tocopherol restores semen quality in rats exposed to 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin, Veterinary World, 15(2): 316-323. doi: www.doi.org/10.14202/vetworld.2022.316-323

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp