Mengenal Potensi Diri Jadi Kunci Masuk Perguruan Tinggi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dosen senior Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (FPsi UNAIR), Dr Dewi Retno Suminar M Si saat membawakan materi pada AEE 2022 hari kedua. (sumber : Youtube Universitas Airlangga)

UNAIR NEWS – Menjalani dunia perkuliahan menjadi tantangan tersendiri bagi para calon mahasiswa baru. Airlangga Education Expo (AEE) 2022 menggelar Talkshow bertajuk Menggali Potensi Diri Memasuki Perguruan Tinggi pada Sabtu (19/2).

Dr Dewi Retno Suminar MSi menyebutkan, masa perkuliahan bukan hanya soal masuk perguruan tinggi, namun juga soal lulus menjadi seorang sarjana. Oleh karena itu, penting bagi setiap pribadi untuk mengenal diri sendiri, sekaligus menggali potensi diri saat memasuki masa perkuliahan.

Dr Dewi menyebutkan, perjalanan menjadi mahasiswa sama halnya dengan perjalanan yang lain. “Yang pertama, kita harus melihat medan yang akan kita masuki. Kalau di dunia perkuliahan bisa dilihat dari alumninya, dan juga bisa dilihat bagaimana perkuliahan di tempat itu,” jelas pakar Psikologi Perkembangan itu.

Selanjutnya, mempersiapkan ‘bekal’ menjadi hal penting untuk masuk perguruan tinggi. Bekal pertama terletak pada kemampuan kognisi yang mumpuni di dalam suatu bidang. “Disini pentingnya mengenal potensi diri yang bisa dipakai untuk dapat masuk ke sebuah fakultas yang sesuai,” jelasnya.

Finansial, sambungnya, menjadi bekal penting yang kini dapat diatasi dengan menggunakan Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau beasiswa yang tersedia. “Kalau di AEE, bisa mengunjungi booth kemahasiswaan untuk mengetahui ketersediaan beasiswa,” sebut dosen senior asal Fakultas Psikologi (FPsi) tersebut.

Pada hari kedua pelaksanaan AEE 2022 tersebut, ia juga menyebutkan banyak mahasiswa gagal di tengah jalan meskipun telah memiliki bekal kognisi dan finansial yang baik. Dunia perkuliahan memiliki berbagai tantangan, di antaranya tuntutan kualitas yang semakin tinggi dan dipertemukan dengan beragam mahasiswa.

Akibatnya, mahasiswa yang tidak memiliki bekal kepribadian yang tangguh. Sehingga akan sulit bertahan mencapai cita-citanya menjadi sarjana.

“Tangguh atau grit merupakan ketekunan dan konsistensi dalam melakukan minat. Caranya kembangkan sikap positif, cari lingkungan yang mendukung, dan lihatlah segala sesuatu sebagai tantangan. Siap menghadapi perubahan yang sangat dinamis, menjadi kunci dari kepribadian yang tangguh,” sebutnya.(*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp