UNAIR NEWS – Pada gelaran Airlangga Education Expo (AEE) 2022 yang diadakan oleh Universitas Airlangga (UNAIR), Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) turut selenggarakan Info Session pada Sabtu (19/2/2022). Sesi sharing informasi tersebut ditujukan kepada pelajar SMA yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di FTMM UNAIR. Kegiatan itu dihadiri langsung oleh Dekan FTMM Prof Dr Dwi Setyawan SSi MSi Apt serta dosen berprestasi bidang Sains dan Teknologi 2021 Prisma Megantoro ST MEng.
Prof Dwi dalam sambutanya menyatakan, FTMM merupakan fakultas baru di UNAIR yang didirikan dalam rangka menyongsong revolusi industri 4.0. Di tahun 2022, lanjutnya, sudah ada 2 angkatan dari 5 program studi (prodi) di FTMM. Meskipun FTMM berdiri di era pandemi, Prof Dwi menyebut bahwa mahasiswa FTMM sudah memberikan prestasi luar biasa.
“Kenapa FTMM berdiri, mungkin kita lahir di saat yang sangat dibutuhkan. Jadi kelima prodi itu ke depannya sangat dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat,” tuturnya.
Selanjutnya, Prof Dwi menyebutkan 5 prodi yang ditawarkan di FTMM yaitu Teknologi Sains Data, Rekayasa Nanoteknologi, Teknik Industri, Teknik Elektro, dan Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan. Ia juga menjelaskan bahwa semua informasi terkait prodi dan fakultas dapat diakses langsung melalui laman FTMM UNAIR.
“Saat ini (Info Session) merupakan kesempatan yang baik untuk adik-adik semua atau mungkin ada orang tua untuk bisa secara langsung menjawab keraguan dan keingintahuan mengenai FTMM,” tambahnya.
Kemudian, dosen Teknik Elektro FTMM, Prisma memperkenalkan produk unggulan yang telah dilahirkan oleh FTMM. Produk pertama adalah Airlangga Robotic Triage Assistant (ARTA) yang merupakan robot asisten medis. FTMM juga menciptakan perangkat monitoring online pertanian hidroponik atau Airlangga Sahabat Petani Hidroponik (Arsenik) untuk pengabdian masyarakat di Pasuruan.
Selain itu, Prisma juga menyebut produk lain yang telah diciptakan FTMM antara lain ISYANA yaitu robot yang digunakan untuk menyemprotkan disinfektan, airfeel merupakan perangkat pemantauan cuaca, dan drone amfibi. Prisma juga mengatakan bahwa produk-produk tersebut merupakan hasil kolaborasi antara dosen dan mahasiswa.
“Saya bersama 8 mahasiswa dari Teknik Elektro membentuk tim riset namanya Imercy. Mahasiswa di Imercy sudah mempunyai kemampuan yang bagus, memiliki kemampuan di bidang masing-masing. Ada yang ahli pemrograman pengontrolan, design tiga dimensi, elektrikal mekanikal, dan juga membuat atau menulis artikel. Jadi kita memiliki keahlian masing-masing untuk mengerjakan riset bersama,” jelasnya.
Penulis: Wiji Astutik
Editor: Khefti Al Mawalia
