Guru Besar Farmasi Paparkan Senyawa yang Potensi Green Chemistry dalam Obat Kanker Organik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
(Foto: Dokumentasi Pribadi)

UNAIR NEWS – Prof Dr Juni Ekowati Dra MSi Apt resmi dikukuhkan sebagai guru besar aktif Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) ke-31 pada Rabu (16/2). Acara pengukuhan guru besar dilangsungkan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR.

Dalam seremoni itu, Prof Juni menyampaikan gagasan dan temuannya terkait pengembangan sintesis turunan sinamat secara green chemistry sebagai upaya kemandirian bahan baku obat anti kanker.

Pada penelitian yang dilakukan, guru besar bidang ilmu kimia organik tersebut menemukan senyawa golongan sinamat yang potensial sebagai bahan baku obat anti kanker. “Senyawa etil p-metoksisinamat pada kencur, maupun asam ferulat yang didapatkan dari sereal atau biji-bijian, terbukti memiliki efek sitotoksik pada sel kanker paru maupun sel kanker payudara, selain itu juga mencegah tumbuhnya tumor pada hewan coba mencit,” sebutnya.

Penelitian obat anti kanker dengan memanfaatkan keragaman hayati itu juga didasarkan pada instruksi Presiden Joko Widodo melalui Inpres No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Pada orasi ilmiah tersebut, ia menuturkan senyawa itu terbukti mampu menghambat angiogenesis sekaligus mencegah tumor, tanpa mengganggu sel normal. “Melalui pendekatan kimia komputasi untuk prediksi, aktivitas senyawa pada target reseptor tertentu, profil farmakokinetika obat di dalam tubuh, serta prediksi toksisitasnya, senyawa ini telah dinyatakan relatif aman dan dapat dikembangkan sebagai obat anti kanker yang lebih poten,” lanjutnya.

Mengusung konsep green chemistry, penggunaan microwave atau gelombang mikro dalam dipilih dalam proses sintesis. “Dengan mempertimbangkan keunggulan berupa laju pemanasan lebih cepat, waktu reaksi lebih singkat, reprodusibilitas lebih baik, dan ramah lingkungan, maka sintesis microwave dalam metode kimia organik dipilih sebagai teknik sintesis,” sebut dosen kelahiran Bojonegoro ini.

Pengembangan senyawa tersebut dengan menggunakan microwave terbukti memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan. “Senyawa golongan sinamat sebagai calon obat anti kanker telah dilakukan dengan menggunakan microwave, dan menghasilkan turunan p-metoksisinamoil tiourea dan turunan ester dari asam ferulat yang lebih potensial dari senyawa induknya. Reaksi sintesis berlangsung cepat, sehingga efisien waktu dan biaya,” tuturnya.

Melalui gagasannya, dosen fakultas farmasi UNAIR itu juga turut mendukung program pemerintah untuk mempercepat substitusi impor produk farmasi dengan bahan baku lokal.

Ke depan, Prof Juni berharap dorongan hilirisasi hasil penelitian melalui kolaborasi riset akan melancarkan pembuatan obat kanker dengan bahan alami. “Dengan dukungan pemerintah berupa insentif dan regulasi dalam penemuan dan pengembangan bahan baku calon obat anti kanker, industri kimia dan farmasi dapat berkembang dan memenuhi substitusi impor bahan baku obat,” jelasnya.(*)

Penulis : Stefanny Elly

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp