Temuan Parameter Inflamasi pada Pasien Covid-19 Derajat Berat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Sport

Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini masih menyimpan banyak pertanyaan. Pandemi ini telah banyak menyebabkan kematian di seluruh dunia. Gejala Covid-19 bervariasi mulai dari ringan hingga berat bahkan mengancam jiwa.

Perbedaan gejala ini dihubungkan dengan peranan dari respon imun dan inflamasi tubuh setiap manusia. Sitokine infamasi dilaporkan meningkat pada Covid-19 seperti interferon (IFN)-gamma, tumour necrosis factor (TNF), interleukin (IL)-10, IL-6, dan monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1). Peningkatan sitokine ini yang sering dikenal dengan badai sitokine (cytokine storm). Hal ini yang memicu berat gejala penyakit ini bahkan berujung pada kematian. Banyak faktor yang dilaporkan berpengaruh pada respon inflamasi ini seperti jenis kelamin, indeks massa tubuh, komorbid, dan status vaksinasi.

Di Indonesia, sumber daya untuk penanganan Covid-19, khususnya parameter laboratorium, masih terkendala. Masalah ini meningkatkan perlunya pendekatan sederhana untuk mendeteksi badai sitokin pada pasien Covid-19, yang dapat membantu mengelompokkan risiko morbiditas dan mortalitas pada pasien Covid-19 pada saat dirawat di rumah sakit.

Penulis bersama dengan peneliti dari Medan, Sumatera Utara melakukan penelitian  di salah satu rumah sakit di Medan. Penelitian ini mencoba mengeksplorasi parameter klinis dan inflamasi pasien Covid-19 yang berat dan  kritis di ICU.

Dari penelitian ini, terdapat temuan-temuan seperti kadar rata-rata sitokine inflamasi (IL-6, IL-10, TNF-alpha, IFN-gamma, MCP-1), D-dimer, CRP, dan lipase meningkat pada kasus berat. Selain itu kadar lipase lebih tinggi pada pria (p = 0,003) jika dibandingkan pada wanita begitu juga pada pada kelompok komorbiditas. Hal ini menunjukkan mungkin saja terjadi kasus pankreatitis pada kasus-kasus dengan derajat berat.

Selain itu penelitian ini melaporkan tidak ada perbedaan yang signifikan ditemukan di antara kelompok indeks massa tubuh yang berbeda. Lalu kadar lipase, IL-6, dan MCP-1 secara signifikan lebih tinggi (p=0,019, <0,0001, dan 0,03) pada kelompok yang tidak divaksinasi. Hal ini menunjukkan bahwa akitivitas inflamasi lebih tinggi pada kelompok dengan tidak divaksinasi. Temuan ini sekaligus memberikan pencerahan bahwa vaksinasi membantu mengurangi gejala pada pasien Covid-19.

Tentu masih banyak keterbatasan yang ditemukan dalam penelitian ini seperti pentingnya mengeksplorasi parameter inflamasi antara derajat berat, sedang, dan ringan.

Penulis: Cennikon Pakpahan

Sumber : Darmadi D, Pakpahan C, Ruslie RH and Rezano A. Inflammatory laboratory findings associated with severe illness among hospitalized individuals with COVID-19 in Medan, Indonesia: a cross-sectional study [version 2; peer review: 2 approved]. F1000Research 2022, 10:1246 (https://doi.org/10.12688/f1000research.74758.2)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp