Tim KKN UNAIR Gagas Beragam Program untuk Bantu Warga Desa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Tim KKN BBM 65 Kelompok 114 saat sesi foto bersama siswa SD setempat. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – KKN BBM Universitas Airlangga merupakan salah satu kegiatan yang menerapkan prinsip Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Output dari kegiatan ini mengharuskan pengabdi untuk saling melengkapi dengan pengetahuan dan keahliannya masing-masing. Maka dari itu, dilakukan beberapa upaya untuk membentuk kelompok yang berasal dari berbagai fakultas, guna terwujudnya tujuan pelaksanaan dengan optimal dan kebermanfaatan bagi masyarakat.

Dalam hal ini, KKN BBM 65 Kelompok 114 terdiri dari 10 mahasiswa yang berasal dari beberapa fakultas berbeda, yaitu Fakultas Hukum, Fakultas Sains & Teknologi, dan Fakultas Perikanan & Kelautan. Fatur Rahman Al’safa selaku ketua pelaksana KKN menceritakan, kelompoknya melaksanakan pengabdian masyarakat di Dusun Soso, Desa Cepoko Limo, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. KKN kali ini berfokus pada permasalahan-permasalahan desa, salah satunya sampah.

Kepala Desa Cepoko Limo, Mahfud Sulaiman M.Pd mengatakan, warga desa kurang edukasi mengenai pengolahan sampah yang bertebaran di desa tersebut. Sejauh ini, warga hanya mengetahui pembakaran sampah dan pembuangan sampah di sungai sebagai bentuk pembersihan lingkungan. Namun, lanjut beliau, tindakan tersebut terus mencemari polusi udara dan aliran sungai yang ada di desa.

“Kami berharap, adik-adik mahasiswa mampu menyelesaikan permasalahan ini dengan program KKN yang digelar di desa Cepoko Limo,” harapnya.

Mengenai hal tersebut, Kelompok 114 berinisiatif untuk melaksanakan program unggulan di bidang lingkungan dengan pembuatan bank sampah bagi warga Desa Cepoko Limo. Agenda tersebut diawali dengan pemberian penyuluhan kepada warga desa, yang dilanjutkan dengan penggerakan masyarakat untuk mengumpulkan sampah-sampah di sekitar rumah dan lingkungan masing-masing.

“Selanjutnya secara bersama-sama, kita memilah sampah yang dapat didaur ulang, sehingga dari proses tersebut akan tercipta barang-barang yang dapat dimanfaatkan oleh warga,” jelas Fatur pada UNAIR NEWS (8/2).

Tidak hanya itu, lanjut Fatur, kelompok 114 mengadakan beberapa program yang erat kaitannya dengan permasalahan-permasalah tambahan yang ada di desa tersebut, salah satunya di bidang Pendidikan. Berdasarkan survei yang digelar jauh sebelum pelaksanaan KKN, anak-anak Desa Cepoko Limo nyaris tidak pernah membaca buku, fokus mereka hanya tertuju pada gadget. Oleh karenanya, pojok buku merupakan program yang sesuai dengan permasalahan yang ada.

“Setidaknya program ini dapat mengalihkan fokus mereka dari gadget menjadi rajin membaca,” ujarnya.

Fatur menambahkan, selain program-program tersebut, terdapat beberapa program di bidang kesehatan dan ekonomi. Kedua bidang ini merupakan pelengkap dari program unggulan yang berada pada bidang sebelumnya.

“Kita adakan edukasi mengenai penggunaan e-commerce dan pembagian masker secara gratis,” paparnya.

Kedua program tersebut bergerak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Terdapat beberapa warga yang memiliki produk untuk dijual, namun kesulitan untuk memasarkan produk yang dimiliki. “Oleh karenanya, dilaksanakanlah program ini sebagai perluasan pasar atas produk yang dimiliki warga,” tambahnya.

Sementara itu, pembagian masker dirasa perlu karena kurangnya warga dalam memperhatikan protocol kesehatan sejak saat tim KKN melakukan observasi awal ke desa tersebut. Sehingga dengan adanya agenda ini, masyarakat akan berfikir dua kali jika tidak mengenakan masker, imbuh Fatur mengakhiri.

Penulis: Azka Fauziya

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp