KKN-BBM UNAIR Gencarkan Penyuluhan terkait Edukasi Seks Kekerasan Seksual di Kampung Makam Umum Rangkah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ketua Savy Amira Siti Y. Mazdafiah (kiri, baju batik dan berkacamata) sedang memaparkan edukasi terkait pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di Kampung Makam Umum Rangkah pada Rabu (2/2/2022). (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Sekitar sepuluh ibu-ibu duduk melingkar di suatu pendopo sederhana yang dinamakan Taman Baca Masyarakat Makam Rangkah. Disitu, mereka sedang menyimak penyuluhan dari Ketua Savy Amira Siti Y. Mazdafiah, terkait pencegahan dan penanganan kekerasan seksual.

“Jadi mengapa kekerasan seksual itu bisa terjadi itu bukan karena pakaian perempuan, atau perempuan keluar malam-malam, ya ibu-ibu. Kekerasan seksual itu terjadi karena laki-laki merasa bahwa mereka bisa melakukan apa saja terhadap perempuan, ia tidak menghormati martabat perempuan. Ini yang dinamakan ketidaksetaraan gender,” tekan Siti

Potret penyuluhan itu merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang dicanangkan oleh KKN-BBM 65 UNAIR Kelompok 41. Program utama dari kelompok itu adalah edukasi seks kepada masyarakat di Kampung Makam Umum Rangkah, Surabaya. Tim redaksi berkesempatan mewawancarai Ketua Kelompok Alina Salya Rochma pada Jumat pagi (4/2/2022) untuk meneroka seluk beluk rangkaian kegiatan kelompoknya.

“Kami merasa bahwa edukasi seks ini krusial mengingat belakangan ini berita-berita yang mengekspos kasus kekerasan seksual begitu meningkat. Jadi tujuan kami adalah memberikan pengetahuan terkait upaya-upaya yang dapat dilakukan apabila terjadi kekerasan seksual. Tak hanya itu, kami juga ingin lebih merealisasikan gol SDGs No. 5 yakni kesetaraan gender,” tutur mahasiswi FIB UNAIR itu.

Ayak, sapaan karibnya, menjelaskan pula bahwa edukasi seks yang baik dan benar acapkali tidak terjangkau untuk kalangan kelas menengah ke bawah. Ia menambahkan bahwa dampak dari minimnya akses edukasi seks seperti perkawinan dini dan kehamilan tak diinginkan sejatinya memiliki dimensi kelas. Oleh karena itulah, dipilihlah Kampung Makam Umum Rangkah sebagai lokasi pelaksanaan KKN.

Target audiens untuk penyuluhan tersebut bervariasi, dari anak SD hingga orang dewasa. Ayak menjelaskan bahwa materi edukasi untuk anak SD hanya berkisar pada privasi dan otonomi tubuh, serta prinsip 3L (Look, Listen, Link) apabila melihat/mendengar kasus kekerasan seksual. Sementara untuk orang dewasa, materinya berkisar pada jenis-jenis kekerasan seksual, mengapa bisa terjadi kekerasan seksual, serta bagaimana cara mencegah dan menanganinya.

“Jadi kami lakukan ini secara berkala dalam kurun waktu sebulan, yang memberi materi adalah anggota kami sendiri serta dari pihak luar seperti Savy Amira. Lingkup audiens yang kami ajarkan juga meluas tak hanya di Taman Baca saja, tetapi juga di SDN 5 Simokerto dan SDN 6 Simokerto dimana banyak sekali anak dari kampung yang bersekolah disitu,” ujar mahasiswi angkatan 2019 itu.

Ayak juga mengatakan bahwa program KKN-BBM Kelompok 41 tak sebatas pada edukasi seks. Kelompoknya juga terfokus pada SDGs No. 4 terkait pendidikan berkualitas melalui program pengajaran serta sosialisasi beasiswa.

“Kami juga membuka donasi buku dan uang yang akan diserahkan pada masyarakat kampung. Dengan ini, harapannya Taman Baca Masyarakat Rangkah dapat memiliki stok buku yang baru dan lebih menarik, dan dananya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan kampung,” tutupnya.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp