Menilik Kisah Alumni FK UNAIR yang Berkarir Medis di Amerika Serikat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Alumni FK UNAIR Beatrice Stephanie, dr. saat berbagi kisah. (Foto: SS Zoom)

UNAIR NEWS – Direktorat Pengembangan Karir, Inkubasi Kewirausahaan, dan Alumni (DPKKA) UNAIR kembali mengadakan seri webinar pada Minggu malam (30/1/2022). Ia kali ini menggandeng IKA UNAIR USA dengan menghadirkan Alumni FK UNAIR Beatrice Stephanie, dr. Dalam webinar ini, Stephanie akan mengisahkan karirnya di bidang medis di Amerika Serikat, spesifiknya di St. Louis, Missouri.

Peran yang diemban oleh Stephanie adalah Patient Care, ekuivalennya adalah perawat apabila di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa perawat dalam rumah sakit Amerika Serikat pada umumnya jauh lebih aktif perannya daripada dokter. Hal ini dikarenakan bahwa dokter lumayan jarang berada di rumah sakit.

“Apresiasi kepada perawat disini jauh lebih tinggi. Dokter hanya hadir dan mengecek pasien selama beberapa menit saja. Bahkan dalam konteks decision-making untuk pasien, yang melakukan bukan dokter melainkan Physician Assistant,” ujarnya.

Stephanie juga menceritakan hiruk pikuk pengalamannya ketika menangani pandemi COVID-19. Ia menjelaskan bahwa St. Louis merupakan salah satu basis pendukung Presiden Donald Trump, sehingga Stephanie harus menangani banyak sekali pasien COVID-19 yang denial terkait eksistensi pandemi. Ia juga harus bekerja selama 36 jam tanpa henti, serta harus kerja di kala akhir pekan.

“Jujur semua itu sangat mentally draining. Apalagi pasien yang berada di rumah sakit pasti kan kondisinya lebih parah, jadi cenderung depresif,” tambahnya.

Pada Agustus 2021, Stephanie berpindah menjadi Medical Assistant di klinik bernama BJC Healthcare. Disitu, ia merasa bahwa work-life balance dapat lebih terjaga karena hiruk pikuk rumah sakit tak ia rasakan lagi.

Terakhir, Stephanie mengatakan bahwa memutuskan untuk berkarir medis di Amerika Serikat amatlah mungkin. Ia juga menjelaskan bahwa para mahasiswa yang berminat harus memiliki pemikiran yang lebih terbuka mengingat bahwa sistem dan model dunia kesehatan di Amerika Serikat amat berbeda daripada di Indonesia.

Penulis: Pradnya Wicaksana

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp