UNAIR Perkuat Kerja Sama Penelitian dan Akademik dengan Kedubes Prancis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kunjungan dari Kedutaan Besar Prancis di Jakarta saat berada di LPT UNAIR disambut oleh Prof Inge (kiri). (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Perwakilan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta melakukan kunjungan ke Universitas Airlangga (UNAIR), Rabu (26/1/2022). Kunjungan tersebut dilakukan untuk mempererat hubungan kolaborasi antara UNAIR dengan Prancis.

Hadir dalam kunjungan tersebut, Mr. Thierry Goubier selaku Atase Sains dan Teknologi, Kedutaan Besar Prancis di Jakarta. Mr. Thierry ditemani oleh Mrs. Sandra Vivier selaku Direktur IFI Surabaya dan Mrs. Indri Novitasari sebagai Manajer Campus France di Surabaya.

dr. Muhammad Miftahussurur, M.Kes., Sp. PD-KGEH., Ph.D. mewakili Rektor UNAIR menyampaikan terima kasih kepada para delegasi dari Prancis. Dalam kunjungan tersebut, mereka berdiskusi tentang potensi kerjasama antara UNAIR dan Prancis.

“UNAIR sudah melakukan kerja sama dengan institusi di Prancis sejak tahun 2011. Kerja sama tersebut akan terus kami kembangkan dari waktu ke waktu,” tuturnya.

Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi dan Informasi itu berharap ke depannya jumlah kerja sama antara UNAIR dengan Prancis bisa terus bertambah secara signifikan. UNAIR berkomitmen untuk terus berinovasi dan memperbarui kolaborasi.

“Kami akan senantiasa memperluas kegiatan jaringan kami dengan universitas luar negeri di seluruh dunia. Kerja sama antara UNAIR dengan Prancis sangat strategis,” tutupnya.

Mr. Thierry kemudian memberikan presentasi mengenai kegiatan riset di Prancis serta potensi kerja sama akademik dan mobilitas program untuk jenjang magister dan doktor. Atase Sains dan Teknologi, Kedutaan Besar Prancis di Jakarta itu juga menyampaikan terima kasih sudah disambut dengan baik di UNAIR.

Sejauh ini, Praancis sudah melakukan banyak kerja sama dengan Indonesia. Di antaranya adalah 30 program kerjasama double degree, lebih dari 300 proyek ilmiah bersama antara Prancis-Indonesia dan lebih dari 3500 peneliti aktif Prancis yang ada di Indonesia.

“Dalam program Partenariat Hubert Curien (PHC) Nusantara, setidaknya ada 11 bidang tematik,” ungkapnya.

Di antara dari 11 bidang tersebut adalah teknologi pangan, energi, kesehatan dan obat-obatan, ilmu kelautan dan kelautan, teknologi transportasi, teknologi informasi, ilmu sosial dan humaniora, material canggih, perubahan iklim dan lingkungan, manajemen risiko dan bencana alam, serta solusi pasca Covid-19. Sedangkan untuk non tematik, PHC Nusantara memiliki tiga bidang yaitu nuklir, militer, dan pertahanan.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, M.Si menuturkan bahwa bidang riset Prancis dengan bidang riset UNAIR sangat dekat. Menurutnya penelitian UNAIR sangat kuat dalam ilmu kedokteran.

“Di masa pandemi Covid-19, UNAIR terus berusaha untuk membantu melakukan riset agar Indonesia bisa bebas dari pandemi,” ucapnya.

UNAIR terus berupaya memajukan inovasi-inovasi baru untuk memberikan dampak yang lebih besar kepada masyarakat. UNAIR turut membantu dalam ketercapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia.

Secara khusus, UNAIR fokus pada enam topik bidang penelitian. Di antaranya adalah blue economy, green economy, kesehatan, ekonomi digital, ketahanan pangan, serta pariwisata dan konservasi.

Setelah diskusi antara Prancis dan UNAIR usai, mereka melakukan kunjungan ke laboratorium yang ada di UNAIR. Di antaranya adalah Laboratorium Stem Cell, Laboratorium Whole Genome Sequencing, dan Laboratorium Animal BSL 3. Tak hanya itu, Delegasi Prancis juga melakukan dialog dengan tim Vaksin Merah Putih UNAIR. (*)

Penulis :  Sandi Prabowo

Editor  :  Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp