Pakar Kimia UNAIR: Logam Tanah Jarang Bukan di Lapindo Saja

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: IDX Channel

UNAIR NEWS – Munculnya logam tanah jarang di lumpur Lapindo Sidoarjo menjadi potensi besar untuk bisa dimanfaatkan. Sebab, logam tanah jarang terbilang mahal dan bermanfaat untuk penggunaan teknologi tinggi, seperti pebuatan pesawat antariksa, semikonduktor, dan lampu teknologi tinggi.

Ternyata, kemunculan logam tanah jarang bukan hanya di lumpur Lapindo saja, namun seluruh permukaan bumi mengandung logam tanah jarang. Hal tersebut dikemukakan oleh pakar kimia analisis dan kimia lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UNAIR) Dr. rer. nat. Ganden Supriyanto, M.Sc.

Ganden mengungkapkan bahwa logam tanah jarang ada di seluruh permukaan bumi dengan kadar yang berbeda. Kemunculan logam tanah jarang itu sangat tergantung dari proses pembentukan batuannya karena setiap daerah memiliki konsentrasi yang berbeda.

“Kita tidak bisa menentukan di wilayah tertentu kandungan logam tanah jarang terbilang tinggi ataupun rendah, sehingga untuk mengetahui kandungan tersebut yaitu melalui analisis unsur kandungan yang ada di dalam tanah,” ungkap Ganden.

Perihal kemunculan logam tanah jarang di lumpur lapindo Sidoarjo, menurut Ganden bisa jadi karena kandungan scandium dan litium di daerah tersebut lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Per 1 kg tanah yang diambil dari lumpur Lapindo, kandungan logam tanah jarang mencapai lebih dari 100gr.

Baca Juga: Pakar UNAIR: Potensi Logam Tanah Jarang di Lumpur Lapindo Bisa untuk Pemanfaatan Teknologi Tinggi

Selain itu, sambung Gaden, kemungkinan kemunculan logam tanah jarang dikarenakan logam dari bawah permukaan bumi yang naik ke atas melalui pusat semburan lumpur Lapindo.

“Jadi artinya dia (logam tanah jarang, Red) tidak terbentuk secara tiba-tiba, namun logam tersebut memang sudah ada di situ. Nah, kebetulan dengan perisitiwa lumpur Lapindo ini dia naik ke atas, sehingga kemungkinan dia naik ke atas dari kedalaman tanah di bawah permukaan daratan,” jelasnya.

Sehingga tidak heran jika lumpur Lapindo tidak dibuang sepenuhnya ke Sungai Porong namun lebih banyak disimpan di dalam tanggul karena potensi logam tanah jarang yang terdapat di dalamnya.

“Jadi pembuangan lumpur Lapindo di sungai porong sebetulnya terbilang sedikit, bahkan terkadang terdapat kendala dalam pengoperasianya karena mereka tahu bahwa lumpur Lapindo memiliki logam tanah jarang yang bernilai tinggi,” tutupnya. (*)

Penulis : Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp