Mekanisme Antibakteri Ekstrak Metanol Kratom pada Bakteri Streptococcus pneumoniae dan Eschericia coli

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh austinorganicvillage.online

Indonesia memiliki banyak hutan yang sangat luas dengan berbagai jenis tanaman. Keanekaragaman jenis tumbuhan di Indonesia, belum banyak yang mengetahui pemanfaatannya secara optimal sebagai tanaman obat. Tumbuhan obat memiliki keanekaragaman jenis hingga ribuan spesies. Dimana diketahui ada sekitar 40.000 spesies tanaman obat yang telah dikenal di dunia, dan 30.000 di antaranya diduga berada di Indonesia. Angka ini mewakili 90% dari tanaman obat yang ditemukan di Asia. Dari jumlah tersebut, 25% di antaranya atau sekitar 7.500 spesies diketahui memiliki khasiat herbal atau tanaman obat. Namun, hanya 1.200 jenis tanaman telah digunakan untuk bahan baku obat-obatan herbal atau herbal. Salah satu tanaman herbal adalah Kratom yang merupakan tanaman herbal asli Semenanjung Malaya Utara, Malaysia ,Thailand dan Indonesia.

Di Indonesia, kratom adalah tumbuhan yang tumbuh di Kalimantan Barat, khususnya di Putussibau kabupaten, yang daun kratomnya dikenal sebagai “purik” daun-daun. Pada umumnya masyarakat mengkonsumsi daun kratom dengan cara mengunyah, menyeduh seperti teh atau merokok. Kratom merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang menghasilkan stimulan (pada dosis rendah) dan efek sedative (pada dosis tinggi), diare, melancarkan peredaran darah, meningkatkan daya tahan dan stamina, mencegah sembelit. Kratom (Mitragyna speciosa) adalah tanaman herbal tropis asli Semenanjung Malaya Utara, Malaysia dan Thailand. Di Indonesia, kratom merupakan tanaman khas Kalimantan Barat, khususnya di Putussibau.

Penelitian sebelumnya pada daun kratom menunjukkan aktivitas efek farmakologis, di antaranya; analgesik dan stimulan, antidepresan, antiinflamasi dan antinosiseptif, antioksidan dan antibakteri. Efektivitas kratom sebagai antibakteri telah dilakukan terhadap beberapa jenis bakteri, termasuk bakteri penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acnes, pada Salmonella typhi dan Bacillus subtilis.

Aktivitas kratom sebagai antimikroba tidak lepas dari komposisi yang terkandung di dalam daun kratom, antara lain tingginya kandungan fenolat dan flavonoid dalam ekstrak metanol daun kratom. Studi fitokimia telah menunjukkan bahwa ada beberapa kandungan kimia tanaman Mitragyna speciosa termasuk alkaloid indol, termasuk mitragynine, 7-hydroxymitraginine, 5-desmethylmitragynine, 17-desmethyldihydro-mitragynine, 9 speciogynine, speciocilliatine, dan paynantheine, dan juga mengandung metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, monoterpen, triterpenoid, secoirioid dan senyawa polifenol. Potensi antimikroba kratom juga diharapkan berpengaruh pada bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan dan pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak metanol daun Mitragyna speciosa (Famili Rubiaceae) terhadap mikroorganisme Escherichia coli dan Strepococcus pneumoniae.

Penulis: Yuani Setiawati, dr., M.Ked.

Link: https://e-journal.unair.ac.id/BHSJ/article/view/28933

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp