Perilaku Bertanggung Jawab Lingkungan dalam Konteks Pariwisata Berbasis Alam

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by Media9

Pariwisata adalah salah satu industri terbesar di dunia dengan ukuran pasar 1,54 triliun pada 2020 dan diperkirakan meningkat menjadi 1,7 juta USD pada 2021 (Statista, 2021). Industri pariwisata dianggap sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan tercepat yang memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB daerah tujuan wisata (Astina et al., 2021; Naja et al., 2021). Apalagi sektor ini membawa berbagai manfaat bagi sosial dan ekonomi di daerah tujuan wisata seperti kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, infrastruktur, dan sumber pendapatan bagi masyarakat (Mangwane et al., 2019; Galindo dan Gonzalez, 2019). Namun, sektor ini juga menimbulkan beberapa dampak negatif khususnya terhadap lingkungan. Industri pariwisata dan kegiatannya memiliki dampak langsung dan tidak langsung terhadap kerusakan lingkungan namun tidak terukur.

Dalam beberapa tahun terakhir, membuang sampah sembarangan dan dampaknya telah banyak dibicarakan di seluruh dunia yang telah menarik perhatian berbagai peneliti dari berbagai latar belakang. Sampah telah menjadi masalah sosial ekonomi dan lingkungan yang utama terutama untuk tujuan wisata karena banyaknya masalah yang ditimbulkannya (Brown et al., 2010; Eastman et al., 2013). Akibat dari meningkatnya jumlah pengunjung dan wisatawan di kawasan wisata berbasis alam, menimbulkan masalah pembuangan sampah sembarangan yang bisa membahayakan bagi lingkungan, memberikan citra yang tidak menarik bagi kawasan destinasi, dan mencerminkan citra negatif pengelola di destinasi (Ibrahim et al., 2021). Meskipun masalah ini dapat ditemukan di setiap sudut dunia, ini merupakan masalah utama bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Untuk mengatasi masalah ini para peneliti telah berusaha untuk mempromosikan dan memahami perilaku yang bertanggung jawab terhadap lingkungan yang mengacu pada perilaku individu untuk mengurangi potensi dampak negatif dari tindakan dan perilaku mereka terhadap lingkungan (Panwanitdumrong dan Chen, 2021). Riset ini memfokuskan pada niat perilaku wisatawan untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan, niat wisatawan untuk menghindari dan mengurangi membuang sampah sembarangan ketika bepergian ke destinasi berbasis alam.

Riset ini menggunakan pendekatan kuantitaif, dimana data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Jumlah sampel yang terkumpul sebanyak 204 wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata di Yogyakarta. Studi ini menguraikan bahwa sikap, kontrol perilaku yang dirasakan, dan norma subyektif wisatawan memiliki pengaruh positif pada perilaku mereka. Dengan kata lain, ketika wisatawan merasa positif dalam mengurangi sampah, atau mereka merasa memiliki kemampuan dan kendali untuk melakukannya, atau juga merasa tertekan oleh masyarakatnya untuk berpartisipasi dan terlibat dalam pengurangan sampah, maka niat mereka untuk berpartisipasi dalam pengurangan sampah akan lebih tinggi.

Hasil ini menawarkan wawasan kritis untuk penelitian pariwisata khususnya dalam perilaku dan pengelola yang bertanggung jawab terhadap lingkungan di destinasi berbasis alam sehingga mereka dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan niat perilaku bertanggung jawab terhadap lingkungan wisatawan. Selain kontribusi teoretis dari penyelidikan saat ini. Temuan juga memberikan implikasi praktis, karya ini menyarankan bahwa praktisi harus meningkatkan faktor ini untuk memiliki perilaku niat yang lebih tinggi.

Penulis: Prof. Dr. Tanti Handriana, S.E., M.Si.

Sumber:  Fenitra, R.M., Tanti, H., Gancar, C.P., Indrianawati, U., & Hartini, S. (2021). EXTENDED THEORY OF PLANNED BEHAVIOR TO EXPLAIN ENVIRONMENTALLY RESPONSIBLE BEHAVIOR IN THE CONTEXT OF NATURE-BASED TOURISM. GeoJournal of Tourism and Geosites, 39(4spl), 1507–1516. https://doi.org/10.30892/gtg.394spl22-795

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp