Pengaruh Pengencangan Sekrup Abutment pada Osseointegrasi Implan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh directorioodontologico.info

Saat ini implan gigi banyak digunakan untuk perawatan gigi hilang pada pasien. Perawatan implan gigi dianggap berhasil jika terdapat osseointegrasi dan stabilitas yang baik. Waktu penyembuhan setelah pemasangan implan gigi harus dipertimbangkan, termasuk waktu pemberian beban pada implan. Pemberian beban secara mekanis akan mempengaruhi osseointegrasi implan gigi dan struktur tulang peri-implan. Berbagai jenis beban diterapkan pada implan gigi setelah implantasi, termasuk kekuatan selama mengunyah, bruxism saat bangun dan tidur, dan beban yang diterapkan oleh dokter gigi selama beberapa langkah proses perawatan implan di klinik. Setelah implan gigi dimasukkan, ada beberapa tahapan dimana dokter gigi harus memasang dan melepaskan bagian implan yang difiksasi dengan sekrup misalnya, pengencangan dan pelonggaran sekrup yang dilakukan pada saat penempatan healing abutment, impression coping, restorasi dan abutment sementara, dan suprastruktur akhir. Beban yang diterapkan selama mengencangkan dan mengendurkan sekrup penyangga dapat mempengaruhi osseointegrasi, karena tekanan mekanis secara langsung ditransfer antara permukaan implan gigi dan tulang peri-implan yang sesuai dengan ulir sekrup. Penelitian ini ingin melihat apakah mengencangkan dan mengendurkan sekrup penyangga selama proses perawatan setelah pemasangan implan gigi akan berdampak negatif pada osseointegrasi implan.

Untuk menguji pengaruh mengencangkan dan mengendurkan sekrup implan gigi pada osseointegrasi implan pada model tikus tua dilakukan penanaman implan gigi titanium pada tibia bilateral dari 34 tikus Wistar tua (berusia 1 tahun dan 3 bulan). Tikus secara acak dibagi menjadi lima kelompok: kontrol, pemuatan segera (IL) (beban vertikal [3 Hz selama 15 menit/hari] segera setelah implantasi), pemuatan dini (EL) (pembebanan dimulai pada hari ke-7 pascaoperasi), lima kali pelepasan abutment (R5) (mengencangkan dan mengendurkan sekrup abutment sekali sehari selama 5 hari setiap minggu) dan dua kali pelepasan sekrup penyangga (R2) (mengencangkan dan mengendurkan sekrup penyangga sekali sehari selama 2 hari setiap minggu). Setelah 4 minggu, tikus diterminasi, dan struktur tulang di sekitar implan gigi dievaluasi menggunakan analisis tomografi mikrokomputer.

Hasil pada penelitian ini menyatakan osseointegrasi lebih sering gagal pada kelompok EL, R2, dan R5 dibandingkan pada kelompok kontrol dan IL (P = 0,06). Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah mengencangkan dan mengendurkan sekrup penyangga dapat berdampak negatif terhadap osseointegrasi implan gigi pada tahap penyembuhan awal.

Penulis: Ratri Maya Sitalaksmi, drg., M.Kes., Ph.D., Sp.Pros(K)

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat di: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31995037/

Kenta Shobara, Toru Ogawa, Aya Shibamoto, Makiko Miyashita, Akiyo Ito, Ratri M. Sitalaksmi, Keiichi Sasaki

Tightening and Loosening of the Abutment Screw Negatively Affects Implant Osseointegration in the Early Healing Stage in Rat Tibiae

The International Journal of Prosthodontics, Vol 34:2, pp: 199-203 DOI: 10.11607/ijp.6398

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp