Mahasiswa UNAIR Ciptakan Mie Instan dari Ikan Patin

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Inovasi CIGUMI ciptaan mahasiswa UNAIR, berupa mie instan dari daging ikan patin. (Foto: Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Produk mie instan dengan bahan pengawet semakin banyak diminati banyak orang. Untuk menepis efek samping dari hal itu, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) UNAIR belum lama ini menciptakan mie instan sehat dari ikan patin yang bernama CIGUMI.

Mie instan umumnya tidak mengandung zat gizi seperti serat dan protein. Namun, pada CIGUMI memiliki kandungan gizi yang tinggi terutama protein, tanpa pengawet maupun pewarna sintetik. Selain itu, Insiyah Rizqiyanah mahasiswa FPK UNAIR selaku Kepala divisi Research and Development (R&d) di komunitas  Fisheries Processing Club (FPC) menyebut bahwa CIGUMI termasuk produk mie instan yang aman.

“CIGUMI memiliki daya simpan yang baik sehingga aman untuk dikirim ke luar kota,’’  ujar Insyiah saat ditemui UNAIR NEWS (23/1).

Ia melanjutkan bahwa proses pengeringannya pun tanpa digoreng dengan minyak. Di samping itu juga terdapat daging ikan patin sehingga memperkaya gizi. 

“Karena kita tau bahwa biasanya produk mie instan kaya akan karbohidrat tetapi rendah protein. Padahal  protein termasuk salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Nah, dari ikan patin itulah yang bisa memenuhi kebutuhan protein,’’ ungkap mahasiswa FPK itu.

Pada proses olahan ikan patin, Insyiah menjelaskan bahwa adonan mie keringnya didapat dari daging ikan patin. Sementara cincangan ikan patin, rempah-rempah, dan bawang daun yang dimasak hingga kering diolah menjadi topping. Ia mengaku setiap kali produksi, membutuhkan 2 kg ikan patin fillet untuk menghasilkan 50 kemasan CIGUMI.  Selanjutnya dalam setiap kemasan belakang CIGUMI memiliki nutrition fact atau informasi nilai gizi. 

Dari nilai angka kecukupan gizi (AKG) pada protein yang tidak lebih dari 20% itu, pihaknya mengklaim bahwa CIGUMI bisa membentuk, menambah massa, dan memperkuat otot serta menjaga kekebalan tubuh. Inovasi CIGUMI, lanjutnya, juga berorientasi pada ketercapaian SDGs poin ke-2 mengenai Zero Hunger dan SDGs poin ke-9 mengenai industry, innovation, and infrastructure.

“Karena kehidupan yang semakin modern ini masyarakat lebih mengarah ke sesuatu yang penyajiannya  cepat, mudah, dan instan. CIGUMI ini bisa menjadi upaya menekan angka kelaparan dan mencapai ketahanan pangan dengan gizi seimbang,’’ tandasnya.

Pada akhir perbincangan, Insyiah berharap produk ia dan tim FPC bisa dikenal masyarakat dan dipilih sebagai solusi alternatif mie instan sehat. “Kami berharap produk CIGUMI bisa dikenal dan dipasarkan lebih luas lagi atau bahkan bisa menjalin kerjasama dengan mitra tertentu untuk melebarkan sayap penjualan produk. Tentunya juga dapat mengangkat nama baik FPK,’’ tutup Ketua R&d itu.

Sebagai informasi,  untuk pemesanannya bisa melalui platform instagram @fpcfpk  yang dibanderol 10k per pcs.

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp