Ikan Endemik Kawasan Kars Maros, Sulawesi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh cabomba.ru

Karst Maros atau dikenal juga dengan nama Karst Maros-Pangkep merupakan kawasan yang berkembang secara eksplisit dari proses pelarutan batuan karbonat (batugamping dan dolomit) dalam waktu tertentu. Kawasan Karst Maros bersifat unik, terdiri dari perbukitan, lembah, dolina, uvala, polje, sistem sungai dan jaringan sungai bawah tanah serta hutan dengan tekstur dan komposisi permukaan tanah yang berbeda pada setiap ketinggian, sehingga menghasilkan keunikan biota hidup di kawasan karst tersebut. Karst ini merupakan salah satu karst terbesar dan terindah kedua di dunia setelah karst di China. Karst Maros-Pangkep terletak di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung yang dikenal sebagai salah satu kawasan karst berbentuk kerucut terbaik di dunia. Karst ini memiliki bentuk geomorfologi yang unik dengan keanekaragaman flora dan fauna endemik. Spesies endemik didefinisikan sebagai organisme yang cakupan penyebarannya terbatas dan hanya ditemukan di satu wilayah tertentu. Keterbatasan distribusi dan kelimpahan spesies endemik di suatu wilayah memungkinkan pengetahuan tentang laju evolusi seperti luas, umur, isolasi dan lingkungan. Terdapat tujuh spesies ikan endemik di karst ini yang perlu dikelola secara strategis untuk menjamin keberlangsungan populasi ikan tersebut serta ekosistem DAS secara keseluruhan.

Akurasi identifikasi spesies diperlukan untuk pengelolaan dan konservasi perikanan. Analisis morfologi dan filogenetik berdasarka sifat-sifat anatomi dan molekuler menjadi salah alat yang memadai untuk memverifikasi identitas spesies. Karakter morfologi ikan seperti bentuk tubuh, pola warna, dan jumlah sisik digunakan sebagai metode awal untuk membedakan spesies. Namun demikian, identifikasi spesies melalui analisis morfologi rumit dan dianggap subjektif dalam menentukan spesies dalam genus yang sama; Oleh karena itu, pendekatan molekuler saat ini dengan menggunakan DNA barcode lebih disukai dilakukan untuk memperkuat pendekatan morfologi. DNA barcoding dilakukan dengan memanfaatkan DNA mitokondria sebagai dasar pengamatan variasi, kekerabatan spesies dan studi yang berkaitan dengan genetika. DNA mitokondria (mtDNA) telah menjadi salah satu penanda molekuler yang paling umum dan digunakan untuk studi filogenetik dan taksonomi pada hewan karena warisan ibu.

Hasil Temuan

Sebanyak 15 sampel CO1 diperoleh dari 5 spesies ikan endemik yang berasal dari kawasan karst yang mewakili 5 genera, 4 famili dan 3 ordo. Dari lima genera ikan endemik tersebut, sekuens CO1 yang mewakili ikan ini di bank gen hanya tiga genera, yaitu M. ladigesi (1 sekuens), N. liemi (1 sekuens) dan O. celebensis (2 sekuens). Dua spesies ikan lain yang belum terdaftar dalam database genbank, yaitu D. orientalis dan L. miracanthus.

Kelima spesies ini mewakili tiga ordo dan empat famili telah berhasil diidentifikasi berdasarkan morfologi sekaligus secara molekuler. Spesies ini melakukan adaptasi tertentu baik secara morfologis maupun genetik terhadap ekosistem karst diwilayah Maros Sulawesi. Namun demikian, perlu dilakukan kajian lebih mandalam untuk mengkaji dan memahami evolusi ikan-ikan ini untuk menetapkan langkah-langkah konservasi yang efektif biota dan Kawasan karst di Sulawesi.

Penulis: Dr. Eng. Sapto Andriyono

Tulisan lengkap dapat ditemukan pada: http://www.fspublishers.org/html_issue.php?i_id=41707

Omar, S.B.A., Hidayani, A.A., Yanuarita, D.,  Umar, M.T and Andriyono, S. (2021). Phylogenetic Analysis of Endemic Fish from the Maros Karst Region, South Sulawesi, Indonesia. International Journal of Agriculture and Biology. Volume 26 Issue 06, 2021. 661-666 p.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp