Ekstrak Daun Teh Hijau Dapat Mempertahankan Ketebalan Epitel Tubulus Seminiferus dan Jumlah Sel Sertoli Mencit yang Dipapar Dioxin

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Sumber: IDN Times

Bahan-bahan kimia yang berada di lingkungan dapat mencemari manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Salah satu bahan kimia yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan adalah dioxin. Dioxin dianggap sebagai pencemaran lingkungan yang paling berbahaya, tersebar luas, persisten, dan sangat beracun. Dioxin termasuk kelompok kontaminan lingkungan yang terutama dihasilkan melalui proses industri seperti daur ulang elektronik, pembangkit listrik serta pembuatan herbisida dan pestisida.

Paparan dioxin pada hewan jantan dapat mempengaruhi kesuburannya dengan mengurangi jumlah sperma dan berat organ reproduksi lebih rendah, menunda pematangan seksual, menurunkan hormon reproduksi seperti GnRH, FSH, LH, dan merusak struktur testis serta menginduksi apoptosis sel germinal.

Pemberian dioxin dapat menginduksi stres oksidatif yang ditandai dengan terbentuknya radikal bebas dan menimbulkan kerusakan tubulus seminiferus. Akibatnya, pengurangan jumlah sel sertoli dan spermatogenesis terhambat yang menyebabkan pengurangan pada tebal epitel tubulus seminiferus. Kerusakan jaringan testis yang disebabkan oleh dioxin dapat diperbaiki dengan pemberian antioksidan. Salah satu tanaman yang mengandung antioksidan tinggi adalah teh hijau (Camellia sinensis). Senyawa antioksidan di dalam daun teh yaitu polifenol, khususnya flavonoid. Selain polifenol, juga mengandung karotenoid, tokoferol, asam askorbat (vitamin C), mineral seperti Cr, Mn, Se atau Zn, dan senyawa fitokimia tertentu. Katekin adalah senyawa polifenol utama pada teh yang memiliki komponen epigallocatechin (EGC), epicatechin (EC), epigallocatechingallate (EGCG), dan epicatechin gallate (ECG). Salah satu penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun teh hijau dapat menetralisir Reactive Oxygen Spesies (ROS) dan mencegah kerusakan DNA yang disebabkan oleh ROS.

Penelitian tentang pengaruh ekstrak etanol daun teh hijau pada organ reproduksi jantan belum banyak dilakukan khususnya pengaruh terhadap jumlah sel Sertoli dan tebal epitel tubulus seminiferus mencit yang dipapar dioxin. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh dari pemberian ekstrak etanol daun teh hijau dengan berbagai dosis terhadap jumlah sel Sertoli dan tebal epitel tubulus seminiferus mencit yang dipapar dioxin. Ekstrak etanol daun teh hijau diharapakan memberi efek mencegah atau mengurangi toksisitas yang ditimbulkan oleh dioxin (2,3,7,8-Tetrachlorodibenzo-p-dioxin (TCDD).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh daun teh hijau terhadap jumlah sel Sertoli dan ketebalan epitel tubulus seminiferus. Penelitian ini menggunakan dua puluh lima ekor mencit jantan dewasa (Mus Musculus) galur BALB/C dengan berat badan 25-30 gram. Mencit dibagi menjadi lima kelompok (5 mencit tiap kelompok) terhadap kombinasi TCDD dan ekstrak etanol daun teh hijau yang dirancang sebagai berikut: (K-) 0 mg/KgBB/hari dan 0 g/KgBB, (K+) EGCG 1,2 mg/KgBB /hari dan 7 g /KgBB, (P1) 1 mg/KgBB/hari dan 7 g /KgBB, (P2) 2 mg/KgBB/hari dan 7 g /KgBB, dan (P3) 4 mg/ KgBB/hari dan 7 g/KgBB. TCDD disuntikkan sebagai dosis tunggal, ekstrak etanol daun teh hijau diberikan secara oral selama 53 hari. Preparat histologi testis dibuat dengan pewarnaan HE, kemudian dihitung jumlah sel Sertoli dan pengukuran ketebalan epitel tubulus seminiferus.

Data dianalisis dengan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antar kelompok perlakuan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian ekstrak etanol daun teh hijau 4 mg/KgBB/hari (P3) merupakan kelompok yang paling efektif untuk mempertahankan jumlah sel Sertoli (28,76 ± 2,24; P<0,05) dan ketebalan epitel (22 , 11 ± 0,49; p < 0,05), karena ekstrak teh hijau memiliki khasiat antioksidan untuk memperbaiki kerusakan organ reproduksi pria akibat stres oksidatif.

Penulis: Widjiati

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan di

http://ijpronline.com/ViewArticleDetail.aspx?ID=21963

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp