Manfaat Bawang Putih sebagai Alternatif Antibiotik terhadap Bakteri MRSA

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh Pinterest

Bawang putih digunakan sebagai pelengkap atau bumbu masakan yang banyak digunakan di masyarakat. Selain itu, selama ini bawang putih juga diketahui memiliki berbagai manfaat. Bawang putih diyakini memiliki potensi antimikroba, antiinflamasi, dan memiliki antioksidan yang tinggi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bawang putih dapat menjadi obat alternatif pada penyakit kardiovaskular, termasuk darah tinggi (hipertensi) dan stroke. Bawang putih juga memberikan manfaat dalam pengobatan hiperlipidemia atau kadar lemak dalam darah yang tinggi, kanker, dan diabetes. Berdasarkan berbagai hasil penelitian tersebut, bawang putih diyakini memiliki potensi menjadi sumber pengembangan obat baru. Senyawa aktif yang terkandung dalam bawang putih juga dapat menjadi antijamur, antiprotozoa, dan antivirus. Selain itu senyawa yang bernama Allicin pada bawang putih yang dihancurkan, memiliki potensi sebagai antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri baik gram positif maupun gram negatif. Efek antibakteri senyawa Allicin pada bawang putih ini terbukti tiga kali lebih efektif terhadap bakteri gram positif daripada bakteri gram negatif.

Perlu diketahui bahwa di era sekarang ini sedang marak masalah mengenai resistensi antibiotika. Resistensi antibiotika menjadi permasalahan yang mengkhawatirkan di masyarakat. Bahkan di Amerika Serikat setidaknya dua juta warga negara Amerika terinfeksi bakteri yang resisten terhadap antibiotika setiap tahun, dan 23 ribu orang diantaranya meninggal dunia. Lantas, apa itu resistensi antibiotika? Resistensi antibiotika merupakan kondisi dimana bakteri dalam tubuh kita tidak mempan lagi untuk dibunuh dengan antibiotika atau obat yang sudah ada. Hal inilah yang menjadi permasalahan, karena jika bakteri yang menyebabkan penyakit tidak dibunuh, maka penyembuhan bisa terhambat dan menimbulkan efek yang lebih berat. Resistensi biasanya disebabkan oleh penggunaan antibiotika yang secara luas dan tidak tepat, dan juga karena pembelian antibiotika yang bebas di warung, toko obat atau apotik tapi tanpa resep dokter.

Salah satu bakteri yang dilaporkan banyak mengalami resistensi adalah bakteri gram positif Staphylococcus aureus. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif yang biasanya hidup sebagai flora normal pada kulit dan hidung, tetapi dapat berbahaya bagi tubuh pada sebagian besar orang terutama dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Bagaimana tidak, bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya endocarditis, osteomyelitis hematogen akut, infeksi paru, bisul dan jerawat, hingga keracunan makanan disertai mual, muntah, dan diare hebat dalam waktu singkat. Penelitian sebelumnya menunjukkan insiden yang tinggi pada Staphylococcus aureus resisten methicillin (MRSA). Penelitian yang dilakukan pada 643 pasien di Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya membuktikan bahwa 8,1% diantaranya terdeteksi sebagai carrier terhadap MRSA ini. Vancomycin merupakan obat lini pertama yang digunakan untuk membunuh MRSA, tetapi kasus resistensi vancomycin pada bakteri ini sudah dilaporkan. Hasil swab hidung paramedis yang bertugas di Intensive Care Unit (ICU) RSUD Ratu Zalecha Martapura menunjukkan 7 dari 14 sampel didapatkan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik vancomycin. Oleh karena itu, diperlukan obat baru yang dapat membunuh MRSA, salah satunya bawang putih dengan potensi antibakterinya. Selain itu, bawang putih juga mudah didapat karena banyak dikonsumsi masyarakat sebagai bumbu dapur.

Ekstrak etanol bawang putih dengan kandungan senyawa Allicin-nya terbukti memiliki kemampuan untuk membunuh Staphylococcus aureus resisten methicillin (MRSA) pada kadar 256, 512, dan 1024 mg/mL ditandai dengan tidak adanya bakteri yang tumbuh. Karena tidak ada bakteri yang tumbuh, maka bisa dipastikan bahwa bawang putih memiliki sifat antibakteri terhadap MRSA. Kadar bunuh minimum ekstrak etanol bawang putih terletak pada kadar 256 mg/mL. Artinya, dengan kadar 256 mg/mL, ekstrak etanol bawang putih sudah dapat membunuh MRSA. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak bawang putih, maka semakin tinggi pula daya hambat dan daya bunuh bakteri.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa bawang putih yang selama ini dipakai untuk bumbu dapur, ternyata memiliki potensi yang cemerlang sebagai antibakteri terhadap bakteri resisten obat seperti Staphylococcus aureus resisten methicillin (MRSA) dengan kandungan senyawa Allicin-nya. Sehingga dengan potensi tersebut, diharapkan pengembangan lebih lanjut agar nantinya bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan infeksi akibat MRSA dan dapat mengatasi permasalahan resistensi antibiotik di masyarakat.

Penulis: Maftuchah Rochmanti

Utami Meilanie Putri, Maftuchah Rochmanti, Manik Retno Wahyunitisari, Rebekah J. Setiabudi, 2021. The Antibacterial Effect of Ethanol Extract of Garlic (Allium sativum L.) on Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) In Vitro. Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology, 15(2): 3504-3509.

Link: https://medicopublication.com/index.php/ijfmt/article/view/14918/13504

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp