Mahasiswa KKN UNAIR Siap Kolaborasi dengan Pemerintah Maksimalkan SDGs

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr. Ir. Suprayoga Hadi, M.SP. selaku Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden RI memberikan pembekalan KKN mahasiswa UNAIR. (Dok. Pribadi)

UNAIR NEWS – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke-65 Universitas Airlangga (UNAIR) resmi dilepas Rektor UNAIR pada Senin (17/1/2022). Demi memaksimalkan program KKN, sesi pembekalan tidak luput dihadirkan dalam prosesi pelepasan tersebut.

Pembekalan diberikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Mahasiswa, dan Alumni Prof. Dr. Bambang Sektiari Lukiswanto, DEA, DVM serta Dr. Ir. Suprayoga Hadi, M.SP. selaku Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Sekretariat Wakil Presiden RI.

Prof. Bambang menggarisbawahi pentingnya implementasi sustianable development goals (SDGs) dalam program KKN para mahasiswa. Prof. Bambang meyakinkan bahwa sejatinya setiap program KKN dapat bersinergi dengan 17 pilar SDGs. Namun ia secara khusus berharap mahasiswa mampu berkolaborasi dengan stakeholder dan kebijakan daerah tujuan KKN.

“Harapannya program KKN yang dijalankan bisa jadi program berkelanjutan yang link dengan program daerah. Maka untuk mewujudkannya, sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah desa, kecamatan, atau kabupaten, penting agar program menjadi integratif,” paparnya.

Selain itu, Prof. Bambang juga menyebut UNAIR telah mendesain KKN dengan model Belajar Bersama Masyarakat (BBM) agar berintegrasi dengan aspek pendidikan, penelitian, maupun pengabdian masyarakat. Oleh karena itu, KKN juga bisa menjadi wadah aktivitas penelitian, studi independen, proyek independen, maupun proyek kolaborasi dengan potensi dampak dan bidang yang lebih luas.

Pada sisi lain, studium generale Dr. Suprayoga menyoroti pencegahan stunting sebagai program prioritas nasional. UNAIR sendiri menjadi salah satu perguruan tinggi yang mendapat kepercayaan untuk melakukan program prioritas tersebut. Dr. Suprayoga menekankan bahwa KKN dapat menjadi media yang pas untuk menjalankan upaya pencegahan stunting.

Stunting ini masalah multifaktor. Oleh karena itu, dalam masalah stunting, tidak hanya mahasiswa dari fakultas kesehatan masyarakat atau kedokteran saja, namun juga mahasiswa dari fakultas lain dapat turun berperan untuk memberikan edukasi hingga solusi,” jelasnya.

Dari situ, Dr. Suprayoga menekankan bahwa pengentasan masalah stunting membutuhkan partisipasi dari banyak pihak. Maka adanya KKN yang berisi mahasiswa dari berbagai fakultas, dapat menjadi wadah solusi apabila ingin mengangkat program pengentasan masalah stunting di daerah. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp