Penentuan Gen Eerolysin pada Aeromonas hydrophila Menggunakan Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR)

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Aeromonas hydrophila. (Sumber: Wikipedia)

Salah satu bakteri yang umum terdapat pada ekosistem perairan yang berperan sebagai flora mikroba bagi hewan air pada kondisi lingkungan yang stabil adalah A. hydrophila. Bakteri ini sangat berpengaruh dalam kaitannya dengan budidaya ikan air tawar dan sering menyebabkan wabah penyakit dengan angka kematian yang tinggi (80 – – 100%) dalam waktu singkat (1-2 minggu). Motile Aeromonas Septicemia (MAS) merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh A. hydrophila yang menyebabkan kematian pada ikan lele. Tingkat virulensi A. hydrophila tergantung pada toksin yang dihasilkan. Patogenisitas infeksi A. hydrophila disebabkan oleh produksi beberapa faktor virulensi seperti cytotoxins, protease, S-layers, dan aerolysin. Aerolysin diproduksi oleh Aeromonas sp., dan melibatkan aktivitas hemolitik dan enterotoksik. Aerolysin (aerA) telah didefinisikan sebagai salah satu penanda virulensi yang digunakan untuk mengidentifikasi patogenisitas strain Aeromonas.

Metode eksplorasi digunakan dalam penelitian yang telah dilakukan dengan memperoleh A.hydrophila dari Pemeriksaan Penyakit dan Lingkungan Ikan, Serang Banten (SR Isolate) dan melakukan uji biokimia dan uji aktivitas hemolisis pada Agar Darah (BA). Penentuan gen aerolysin dilakukan dengan menggunakan teknik polymerase chain reaction (PCR). Hasil elektroforesis yang dilakukan pada isolat SR dibandingkan dengan isolat American Type Culture Collection (ATCC) sebagai kontrol positif.  Identifikasi isolat SR meliputi uji morfologi, uji biokimia dilakukan setelah uji morfologi, kemudian dilanjutkan dengan uji aktivitas hemolitik dan uji identifikasi gen dengan teknik PCR.

Hasil positif A. hydrophila yang diperoleh dari uji biokimia dan uji aktivitas hemolitik dilanjutkan dengan uji PCR untuk membuktikan adanya gen aerolysin pada A.hydrophila. Gen Aera dan hlyA merupakan gen utama yang bertanggung jawab untuk memproduksi toksin aerolisin dan hemolisin, dimana aerolisin merupakan protein ekstraseluler yang dihasilkan oleh strain Aeromonas tertentu. Mekanisme toksin aerolysin pada bakteri A. hydrophila melibatkan pengikatan reseptor glikoprotein spesifik pada permukaan sel eukariotik sebelum masuk ke lapisan lemak dan membentuk lubang. Toksin Aerolysin yang membentuk lubang masuk ke membran bakteri sebagai apreprotoxin yang mengandung peptida. Toksin ini dapat menyerang sel epitel dan menyebabkan gastroenteritis. Hasil PCR dari isolat SR menunjukkan adanya gen aerolysin pada bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa isolat yang diteliti merupakan isolat SR spesies A. hydrophila yang bersifat virulen.

Penulis: Rahayu Kusdarwati

Artikel lengkapnya dapat dilihat pada link berikut ini,

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/236/1/012097/pdf

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp