Edukasi dan Lomba TTS Terbukti Bisa Meningkatkan Pemahaman Tentang COVID-19 dan Kesehatan Mental

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh uanews.org

Pada dua tahun terakhir, terjadi pandemi COVID-19 berupa penyakit pernapasan menular dengan penyebaran yang begitu luas sehingga menimbulkan dampak pada beberapa sektor di bidang kesehatan, sosial, dan ekonomi. Sebuah studi menunjukkan bahwa hingga awal Maret 2021 tercatat lebih dari dua juta kasus kematian akibat COVID-19 secara global dan di Indonesia terdapat lebih dari tiga juta kasus infeksi. Pandemi COVID-19 dikaitkan terhadap tingkat tekanan psikologis yang sangat signifikan dan banyak kasus diantaranya yang sampai memerlukan terapi medis. Laporan studi lain menunjukkan kejadian gejala kecemasan menempatkan posisi tertinggi dengan persentase hingga 50%, dan beberapa gejala lain yaitu depresi, gangguan stres pasca trauma, tekanan psikologis, dan stres dilaporkan terjadi pada masyarakat selama pandemi COVID-19 di beberapa negara dengan banyak populasi. Faktor risiko yang terkait dengan beberapa gangguan tersebut antara lain, jenis kelamin perempuan, kelompok usia yang lebih muda, adanya penyakit kronis/psikiatri, pengangguran, status pelajar, dan sering terpapar media sosial atau berita tentang COVID-19. Gangguan kesehatan mental selama pandemi COVID-19 juga berdampak pada tenaga kesehatan dan pasien COVID-19 yang merupakan kategori masyarakat rentan mengalami dampak psikologis saat pandemi.

Salah satu penyebab prevalensi COVID-19 dan masalah kesehatan mental yang masih tinggi yaitu kurangnya pemahaman masyarakat. Pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pencegahan COVID-19 yang rendah bisa dilihat dari rendahnya angka kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan etika batuk. Lantas, bagaimana cara untuk meningkatkan pemahaman masyarakat?

Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, tentunya diperlukan edukasi tentang COVID-19 dan kesehatan mental. Beberapa topik edukasi yang menarik dan up to date disajikan, seperti “Mitos atau Fakta”, “Virus Corona Varian Baru”, dan “Vaksin”. Sedangkan untuk topik kesehatan mental, topik yang disajikan tentang masalah kesehatan mental yg banyak terjadi saat pandemi, diantaranya “Gangguan Kecemasan”, “Depresi”, dan “Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)”. Ada banyak pilihan media sebagai sarana edukasi, seperti koran, majalah, dan media online seperti koran online, web, dan media sosial. Media sosial terutama Instagram bisa menjadi pilihan menjanjikan untuk edukasi. Bagaimana tidak, di era ini sulit menjumpai masyarakat yang tidak memiliki akun Instagram, bahkan di playstore Instagram telah diunduh lebih dari satu miliar orang. Terlebih saat pandemi seperti sekarang ini, penggunaan media sosial seperti Instagram meningkat untuk menjaga komunikasi dengan teman dan keluarga, selain itu juga bisa mengurangi rasa bosan saat isolasi di rumah.

Edukasi kemudian dikemas dengan apik, menarik, mudah dipahami, dan di upload melalui fitur feed Instagram. Edukasi yang menarik dilihat dari sisi bahasa, desain, dan warna. Semakin menarik edukasi, maka semakin besar kemungkinan edukasi ini dibaca masyarakat luas. Selain menarik perhatian, konten edukasi juga disajikan berdasarkan sumber yang terpercaya.

Untuk mengetahui keberhasilan edukasi yang telah diberikan di Instagram, diperlukan sebuah tes. Tes ini harus dibuat semenarik mungkin, sehingga masyarakat tertarik dan termotivasi. Tes dalam bingkai lomba Teka-Teki Silang (TTS) merupakan pilihan yang tepat sebagai indikator keberhasilan. Dengan lomba, masyarakat merasa tertantang dan termotivasi untuk menjadi yang terbaik. Apalagi mengisi Teka-teki Silang dinilai seru dan dapat menjadi sarana penghilang kepenatan di tengah padatnya kegiatan online.

Adanya edukasi dan lomba TTS ini ternyata mendapat perhatian dan respon positif dari masyarakat pengguna Instagram. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah likes dan komentar pada konten edukasi mengenai COVID-19 dan kesehatan mental. Dengan adanya fitur ini masyarakat dari berbagai usia dan kalangan dapat ikut serta. Pada lomba TTS didapatkan sebagian besar peserta mendapatkan hasil yang baik. Hal ini menunjukkan pemahaman masyarakat meningkat dan sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa edukasi melalui Instagram berdampak baik bagi masyarakat.

Pemanfaatan media sosial sebagai sarana edukasi merupakan pilihan yang tepat untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang COVID-19 dan kesehatan mental. Pemanfaatan media ini harus dieksplorasi dan digunakan lebih lanjut sebagai solusi permasalahan yang dialami masyarakat saat pandemi. Ketika kita berani bereksplorasi, sumber daya seperti sosial media yang biasanya untuk komunikasi dengan orang terdekat saja, ternyata memiliki pengaruh yang luar biasa dalam mengatasi permasalahan di masyarakat.

Penulis: Maftuchah Rochmanti, Muflikhah Ramadhani, Aulia Husnul Pranawa, Mumtaz Nur Rafika Hayati.

Detail tulisan lengkap dapat dilihat:

Maftuchah Rochmanti, et. al., 2021. Feed Instagram sebagai Media Edukasi dan Lomba Teka-teki Silang tentang COVID-19 dan Kesehatan Mental. Jurnal Pekommas, Volume: 6(Special Issue), pp.105-111.

DOI:http://dx.doi.org/10.30818/jpkm.2021.2060310

Link: https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/pekommas/article/view/2060310

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp