“Empatung” Tanaman Asli Papua Kandidat Obat Kanker Payudara

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by fatasama

Empatung (Papua) atau lebih dikenal sebagai tanaman ki sampang (pulau Jawa) merupakan tanaman perdu, berbunga sepanjang tahun, tumbuh didaerah hutan dan tergolong dalam kelompok jeruk-jerukan yang banyak tumbuh di Indonesia terutama wilayah timur Indonesia yaitu Papua. Empatung merupakan tanaman yang jarang dilirik masyarakat karena merupakan tanaman liar dan hanya digunakan oleh masyarakat pegunungan di Papua untuk bahan bangunan ringan. Namun demikian, group riset bahan alam FST Unair tertarik dan telah mengubah tanaman liar tersebut menjadi alternatif obat herbal untuk penyembuhan penyakit kanker payudara. Selain itu, telah dilakukan penelitian terhadap kandungan senyawa yang terdapat dalam tanaman ini. Ketertarikan peneliti terhadap tanaman ini karena didasarkan pada penelitian tanaman sejenis sebelumnya yang masih dalam genus Melicope dan ternyata mempunyai aktivitas sebagai antikanker.

Beberapa penelitian sebelumnya terhadap berbagai jenis tanaman Ki Sampang, menunjukkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder yang bervariasi, seperti flavonoid, alkaloid, dan kumarin. Jenis Empatung atau Ki Sampang yang diteliti ini, Melicope xanthoxyloides yang diperoleh dari daerah Papua. Berbagai jenis Ki Sampang, ditemukan dibergai daerah di Indonesia, seperti Jawa Barat, Kalimantan dan Papua. Kebanyakan masyarakat Indonesia menggunakan tanaman ini sebagai tanaman hias di pekarangan dan tidak mempunyai manfaat. Padahal telah banyak penelitian sebelumnya terhadap genus Melicope tersebut dan menunjukkan berbagai kasiat. Masyarakat India menggunakan daun Melicope xanthoxyloides untuk obat kulit atau daunnya untuk sayur. Oleh karena itu, penelitian terhadap Melicope xanthoxyloides ini dapat membuka mata masyarakat Indonesia terhadap potensi tanaman sekitar kita yang ternyata memiliki manfaat sebagai obat.

Penelitian terhadap tanaman Empatung (Melicope xanthoxyloides) dilakukan terhadap daunnya. Identifikasi tanaman dilakukan oleh Ismail Rachman, ahli botani dari Herbarium Bogoriensis, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor. Penelitian yang telah dilakukan oleh tim peneliti kimia bahan alam FST Unair ini berhasil menemukan senyawa baru turunan alkaloid jenis akridon, yaitu Melixyloidin dan dua yang telah ditemukan pada spesies Melicope yang lain yaitu 1,3,4-trimetoksi-10-metilackridin dan melikopidin . Senyawa baru tersebut diujikan sel kanker payudara dan menunjukkan keaktifan dalam menghambat perkembangan sel kanker.

Hasil pengujian dengan sel kanker payudara, terhadap ekstrak dan senyawa murni dari daun Melicope xanthoxyloides, menunjukkan bahwa senyawa aktif pada tumbuhan empatung ditemukan mempunyai aktivitas yang tinggi terhadap sel kanker payudara. Penemuan ini memberikan titik cerah bagi para wanita yang sangat rawan terhadap penyakit kanker payudara dan memberikan angin segar kepada pasien kanker payudara untuk mendapatkan pengobatan dari tanaman alami (herbal). Selama ini pengobatan terhadap kanker payudara dilakukan dengan menggunakan obat dari golongan senyawa pengalkilasi, antimetabolit, antikanker produk alam, hormon, dan golongan lain-lain. Diantara obat antikanker tersebut, obat kanker yang berbasis bahan alam lebih disukai oleh penderita kanker karena dianggap lebih aman.

Hasil penelitian memberikan prospek yang sangat bagus bagi dunia kesehatan dalam upaya penemuan obat anti kanker yang berbasis pada bahan alam yang lebih aman. Penemuan senyawa baru Melixyloidin serta senyawa turunan alkaloid lainnya seperti 1,3,4-trimetoksi-10-metilackridin dan melikopidin yang merupakan kandidat obat herbal untuk kanker telah dipublikasikan pada jurnal Natural Product Sciences Tahun 2021. Penelitian selanjutnya akan difokuskan pada eksplorasi Melicope Indonesia dari berbagai wilayah Indonesia dan berbagai aktivitas yang dimiliki, sehingga dapat dipetakan jenis-jenis Melicope yang dapat dijadikan sebagai sumber obat berbasis bahan alam.

Penulis: Mulyadi Tanjung

Link jurnal: Melixyloidin, a new acridone alkaloid from melicope xanthoxyloides leaves

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp