Sikomandan Andalan Peternak di Masa Pandemi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Tingginya permintaan daging sapi harus diimbangi dengan pertumbuhan populasi dan  produksi daging sapi dalam negeri, sehingga kebutuhan daging dalam negeri dapat  dipenuhi dari usaha peternakan rakyat sedangkan impor secara bertahap dapat dikurangi,  sejalan dengan rencana swasembada daging sapi nasional tahun 2026. Kebutuhan daging  nasional saat ini belum sepenuhnya dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri karena  pertumbuhan populasi sapi dalam negeri masih rendah atau belum optimal. 

Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (SIKOMANDAN) sebagai Program Nasional  Kementerian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam  rangka peningkatan populasi ternak sapi melalui perbaikan pelayanan reproduksi ternak sudah mulai menjadi program yang familiar di telinga masyarakat khususnya para  peternak. Pelaksanaan program SIKOMANDAN di tahun 2020 dan 2021 ini merupakan  kelanjutan UPSUS SIWAB yang sudah dimulai dari tahun 2017 hingga tahun 2019 yang  telah berjalan dengan ”baik”, dengan adanya kerjasama antara seluruh instansi dan  stakeholder terkait, yaitu instansi pusat dan daerah, para tenaga teknis reproduksi,  penyedia semen beku, produsen nitrogen cair dan peternak sebagai subyek pemilik 

ternak yang telah diberikan pelayanan terhadap ternaknya.  

Program SIKOMANDAN melalui kegiatan Optimalisasi Reproduksi secara nyata telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat peternak di Provinsi Jawa Timur pada khususnya 

dan di seluruh pelosok negeri pada umumnya seperti pelaksanaan inseminasi buatan (IB),  pemeriksaan kebuntingan (PKb), dan penanggulangan gangguan reproduksi yang tidak dipungut biaya, sangat membantu sekali di masa pandemi sekarang ini yang berdampak  terhadap penghasilan mereka dikarenakan turunnya permintaan daging sapi akibat dari  kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). 

Peningkatan jumlah populasi yang menjadi output program ini dapat diketahui dari jumlah pelaporan kelahiran pedet melalui iSIKHNAS (integrated Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional). Laporan ini menyajikan informasi secara lengkap, ”akurat” dan terukur dari pelaksanaan kegiatan SIKOMANDAN, disamping data laboratorium,  

laporan penyakit, data lalu-lintas hewan atau laporan wabah, data rumah potong hewan  dan data produksi dan populasi. Jawa Timur sebagai penyokong terbesar kebutuhan  daging Nasional, per tanggal 27 Desember 2021 telah melaporkan 1.186.680 ekor pedet  (96,10%) dari target 1.234.800 ekor kelahiran pedet di tahun 2021 ini. 

Namun, disamping tujuan besar dari Program Nasional ini pasti ada kendala di lapangan  dalam pelaksanaannya. Dengan kondisi geografis dan jarak tempuh rumah peternak yang  berbeda-beda terutama di luar Jawa, tentunya jasa Rp. 30.000,- per akseptor untuk  pelaksanaan IB dan PKb belum bisa disamaratakan secara Nasional, hanya “bawaan pala  pendem” dari Peternak yang menjadi suatu penghibur dan penyemangat bagi Petugas  kita. Belum lagi adanya “refokusing dana SIKOMANDAN” di tengah tahun yang  menjadikan pelayanan dari gratis menjadi tidak gratis, dan gratis lagi di akhir tahun 

(mendapat dana PEN, Pemulihan Ekonomi Nasional) menjadi fenomena “Pemerintah plin plun” di kalangan Petani utun yang sudah merasakan manfaat dari SIKOMANDAN ini dan  kendala Petugas dalam menjelaskan kepada mereka. Semoga keberlangsungan dari  Program ini terus berlangsung, untuk menjaga keberpihakan Pemerintah kepada  masyarakat Peternak dan terwujudnya Swasembada Daging Nasional di tahun 2026,  Bravo Peternak Indonesia…! 

Penulis: Harris Imballo R. Siregar, drh.

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp