Mengenal Lebih Dekat Jamur Patogen Oportunistik yang Menginfeksi Ikan Gurami (Osphronemus Goramy)

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Ikan gurami (Osphronemus goramy) merupakan ikan air tawar yang berasal dari Indonesia dan tersebar di negara-negara Asia Tenggara. Spesies ini dibudidayakan secara luas yang dijual dan dikonsumsi di di Indonesia dengan nilai ekonomi yang tinggi. Manfaat ikan gurame selain citra rasanya yang gurih, namun sarat manfaat untuk ibu hamil yaitu mengandung asam lemak omega 3 yang sangat penting bagi perkembangan sistem saraf serta otak janin yang sedang dalam pertumbuhan. Rutin mengonsumsi tentu dapat membantu meningkatkan kualitas otak janin. Sebuah studi yang dikeluarkan oleh Pediatrics Research menunjukkan dengan mengonsumsi ikan 8 hingga 12 ons perminggu dapat membantu pertumbuhan serta perkembangan janin baik otak maupun tubuhnya.

Namun, upaya peningkatan produksi dan budidaya ikan gurami telah menyebabkan munculnya berbagai mikroorganisme patogen, seperti jamur. Infeksi jamur terjadi ketika ikan gurami berada dalam kondisi padat tebar tertentu, kualitas air yang buruk, atau sistem imun tubuh yang lemah sehingga berpotensi terjadi infeksi jamur patogen oportunistik. Selanjutnya bagaimana cara mengetahui identifikasi jamur yang menyerang ikan gurami tersebut?

Metode yang digunakan dalam mengamati identifikasi jamur ini adalah diawali dengan survei melalui pengambilan sampel secara langsung di lokasi kolam, dipasar atau bisa di tempat swalayan. Sampel ikan dibawa ke laboratorium dalam keadaan masih hidup. Identifikasi jamur dilakukan dengan metode makroskopis (visual) dan mikroskopis, sedangkan Uji aktivitas enzim protease dilakukan secara kualitatif dengan menginokulasi jamur pada media PDA dan susu skim dengan menggunakan tusuk gigi steril, selanjutnya dilakukan pengamatan dan identifikasi. Hasil pengmatan menunjukkan bahwa terdapat tujuh spesies jamur patogen oportunistik yang diisolasi dari insang dan ginjal ikan gurami.

Berdasarkan tujuh spesies yang diperoleh, tiga spesies masih belum teridentifikasi dan empat spesies lainnya teridentifikasi sebagai Exophiala sp., Acremonium sp., Saccharomyces sp. dan Penicillium kewense. Dua jenis jamur, Acremonium sp. dan P. kewense, menunjukkan aktivitas enzim protease, dengan indeks hidrolisis protein 1,44 dan 1,50, masing-masing.  Namun identifikasi berdasarkan Enzim protease secata umum tidak dihasilkan oleh semua jenis jamur, sehingga diperlukan uji aktivitas enzim protease untuk mengetahui aktivitas proteolitik dari jamur yang berhasil diisolasi pada ikan gurame

Penyebabnya terjadinya infeksi jamur diantaranya jamur yang teridentifikasi memiliki kerapatan rendah dan berpotensi menghasilkan metabolit toksik (mikotoksin) hanya dalam jumlah rendah dan dalam kondisi tertentu. Mikotoksin dapat mengganggu kesehatan host inang sehingga menyebabkan berbagai bentuk perubahan klinis dan patologis. Namun, keberadaan jamur pada ikan tidak selalu menyebabkan produksi mikotoksin. Beberapa tips untuk mengindentifikasi ikan gurami sehat yang terhindar dari jamur adalah sebagai berikut ikan berwarna cerah, tubuh bersih dari parasit, organ lengkap dan tidak rusak serta gerakannya lincah, tidak terdapat kumpulan benang-benang putih pada permukaan tubuh ikan, dan mata ikan terlihat hitam dan cerah.

Artikel lengkapnya dapat dilihat di link berikut ini: http://www.bioflux.com.ro/docs/2020.669-683.pdf

Penulis: Sefanya S. V. Zalukhu, Rahayu Kusdarwati, Rozi

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp