Kanker merupakan salah satu penyakit yang sangat banyak dijumpai pada saat ini. Penyakit ini merupakan penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif, Perawatan paliatif adalah perawatan pada seorang pasien dan keluarganya yang memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cara memaksimalkan kualitas hidup pasien serta mengurangi gejala yang mengganggu melalui pengurangan nyeri dengan memperhatikan aspek psikologis dan spiritual pasien. Oleh karena itu pada pasien kanker sangat memerlukan sikap caring dari perawat. Caring adalah sikap peduli dan care terhadap pasien secara holistic
yaitu peduli pada kebutuhan bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual. Namun, saat ini banyak pasien kanker mengeluh perilaku caring perawat masih kurang, masih banyak perawat di Indonesia maupun luar negeri yang belum menerapkan perilaku caring (47%) dalam memberikan asuhan keperawatan. Dari hasil beberapa penelitian, sekitar 37% pasien mengeluh tidak puas terhadap interaksi yang diberikan perawat dan perawat berbicara di depan mereka seolah-olah pasien tersebut tidak berada di tempat yang sama. Aktivitas perawat yang paling sering dilewatkan adalah kenyamanan dalam hal berbicara dengan pasien, adanya kontak mata saat berbicara, dan berkomunikasi dari hati ke hati. Hal penting yang tetap tidak boleh dilupakan oleh perawat adalah lebih dahulu membina hubungan saling percaya dengan pasien. Jika pasien sudah ada rasa percaya pada perawat, maka perawat akan mudah melakukan asuhan keperawatan dengan menerapkan perilkau caring dalam setiap tindakan keperawatan.
Caring perlu ditingkatkan dan diterapkan dalam keseharian perawat terutama pada pasien kanker. Saat ini rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Kualitas suatu rumah sakit berhubungan dengan proses perawatan yang diberikan oleh perawat. Hal tersebut dibuktikan dengan persentase perawat di rumah sakit berkisar antara 40 hingga 60 persen dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya. caring dapat dijadikan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan keselamatan Oleh karena itu, kualitas pelayanan sangat ditentukan oleh kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh perawat. Perilaku caring menjadi hal inti dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien terutama pada pasien kanker. Pasien kanker membutuhkan perawat yang memiliki caring. Perawat akan disebut caring apabila perawat tersebut memiliki sikap empati, memberikan dukungan emosional seperti menyemangati pasien kanker tersebut saat kemoterapi dan menciptakan lingkungan yang bersahabat dan mendukung. Beberapa hasil penelitian menyebutkan bahwa berperilaku caring pada pasien kanker dapat meningkatkan kualitas hidup dan indeks kebahagiaan pasien kanker. Caring perawat juga dapat mempengaruhi psikologis pasien di rumah sakit. Selain itu, caring dapat menurunkan depresi pada pasien. Pasien kanker merupakan pasien dalam kondisi terminal yang rentan mengalami depresi sehingga diperlukan perhatian lebih dari keluarga dan perawat.
Teori Watson merupakan teori caring yang sangat sesuai untuk diterapkan kepada pasien kanker. Teori caring Watson (1979) dikenal dengan Theory of Human Caring. Teori ini menjelaskan bahwa caring adalah jenis transaksi atau hubungan yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan keperawatan untuk meningkatkan serta melindungi pasien sebagai manusia, sehingga mampu untuk mempercepat proses penyembuhan. Watson
berpendapat bahwa fokus utama dalam praktek keperawatan terletak pada faktor karatif. Watson meyakini bahwa sepuluh fakor karatif diperlukan oleh seorang perawat untuk dijadikan dasar yang kokoh untuk membentuk Science of Caring. Teori ini juga memaparkan bahwa perilaku caring terdiri dari 10 faktor karatif mulai dari pemenuhan kebutuhan fisik sampai kebutuhan spiritual pasien. Beberapa penelitian yang menggunakan teori caring Watson menjelaskan bahwa perilaku caring dapat meningkatkan kualitas hidup dan indeks kebahagiaan pasien kanker. Caring Watson akan mampu menjadi panduan untuk perawat dalam menangani pasien kanker usus secara holistik dengan memberikan terapi yang dibutuhkan serta memadukan ilmu pengetahuan dan seni praktek keperawatan. Dengan mengaplikasikan teori caring Watson, maka akan memberi perawat kesempatan untuk mendukung pasien secara holistik sehingga pasien akan menerima perawatan terbaik.
Praktik caring Watson adalah menyembuhkan seorang pasien dengan menciptakan lingkungan penyembuhan yang penuh perhatian dan teori ini merupakan sebuah teori yang fokus pada perawatan spiritual dan holistik bagi pasien. Caring Watson ini sangat cocok digunakan pada pasien kanker karena menurut Watson pada pasien sakit, sisi spriritual sangat perlu digali lebih dalam. caring sebagai dasar spiritual yang merupakan ideal moral dari keperawatan. Menurut Watson, eksistensi manusia dapat terlihat bila dimensi spiritual meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan penerimaan terhadap diri sendiri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, dan memiliki kekuatan dari dalam diri. Caring merupakan esensi dari keperawatan serta sebuah tanggung jawab terhadap hubungan antara perawat dan klien untuk membantu dalam memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Pasien dengan penyakit kronis dan terminal seperti kanker harus mampu menerima kondisi dengan ikhlas agar mempercepat penyembuhan dan pemulihan kondisi. Menurut ilmu psikoneuroimunolgi bahwa kondisi psikis dan tingkat spiritual sangat mempengaruhi imunitas seseorang, sehingga caring terutama pemenuhan kebutuhan psikis dan spiritual sangat dibutuhkan oleh penderita kanker.
Penulis: Ilkafah
Judul artikel: Cancer patient’s experiences towards nurse’s caring demeanor based on Watson’s theory: A qualitative study
Link artikel: https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1130862121001819